Terjebak

1K 58 1
                                    

"Ini buku yang kemarin" jelasku pada petugas perpustakaan

Aku pun berjalan menyusuri rak buku yang begitu banyak, saat aku hendak membuka buku tentang anatomi tiba tiba aku teringat tugas dari dosen kemarin.

"Astaga! Gua lupa kumpulin tugas ke dosen" kesalku, dan aku pun segera memeriksa tasku apa aku membawa bukunya atau tidak. Akhirnya buku itu ku temukan, aku segera mempercepat langkahku menuju ruangan dosen. Ku berjalan di koridor kampus, sesekali di sapa beberapa mahasiswa dari fakultas lain entah itu teman satu angkatan atau pun juniorku. Akhirnya aku sampai tepat di depan pintu ruangan dosen, kutarik nafas dan membuangnya dengan perlahan.

"Assalamualaikum pak" kataku sambil mengetuk pintu

"Waalaikumsalam, silahkan masuk" sahut dosen itu.

"Ini pak tugas yang bapak berikan kemarin" kataku sambil memberikan tugas yang aku selesaikan.

"Oh Tifani Anggraini, iyah iyah. Duduk dulu, biar bapak periksa tugas kamu" kata pak dosen mempersilahkanku duduk, dan aku pun mengamati ruangan ini sambil menunggu kesimpulan apa yang diberikan pak dosen padaku.

"Baiklah, selamat buat kamu yang meraih ipk tertinggi" kata pak dosen berdiri dan mengulurkan tangannya padaku. Aku pun juga berdiri, menyambut jabatan tangannya.

"Tugas ini kamu kerjakan dengan baik" kata pak dosen

"Jadi, saya boleh keluar pak?" tanyaku pada pak dosen

"Oh iya, tentu saja" aku pun segera berlalu dari rungan dosen.

Ku berjalan menuju kelasku, saat di depan koprasi akh masuk kedalam koprasi untuk membeli beberapa perlengkapan tulis. Saat aku keluar, aku di kagetkan dengan kedatangan andika dan teman temannya.

"Babe, apa bener foto ini?" tanyanya, sambil menunjukkan foto kemarin yang dipajang di mading oleh desi.

"manurutmu?" jawabku ketus

"Gila Dik, beraninya tuh si cupu pegang pegang calon pacar lu" sahut temannya dika.

"Udah ah, gua ga ada waktu buat ladenin kalian" sahutku dan langsung pergi meninggalkan mereka.

"Awas aja lu cupu, bakal gua kasih pelajaran!!" terdengar kata andika yang sepertinya kesal dengan si cupu.

Aku terus berjalan menuju kelasku, dan saat berada di dalam kelas aku duduk di kursiku. Ku ambil ponsel di dalam saku jaket jeans, dan membuka beberapa sosmed yang ku punya. Seketika seseorang mengambil ponselku dengan kasar, hal itu membuatku geram hingga membuatku mendorong Vania. Ya, jelas si lampir itu yang melakukannya.

"Lu tuh apa apaansih? Dasa lampir!!" sahutku sambil mengambil kembali ponselku dengan kasar, dan membuat si lampir itu marah padaku.

"Gara gara lu, nilai ipk gua jadi ga naik tau ga. Lu pasti nyontek ya" tuduhnya padaku, aku pun tersenyum sinis padanya dan kembali duduk ke kursiku.

"Lu udah gila? Nilai ipk ga bagus marah ke orang" sahutku ketus sambil memainkan ponsel

Braaakkk....

Kali ini si lampir menggebrak mejaku, dan membuatku hilang kesabaran. Ku dorong dia dengar keras hingga membuatnya terjatuh, tak seorang pun menolongnya kecuali desi. Desi membantunya berdiri, dan si lampir itu tak tinggal diam dia mendorongku lebih keras.

Bruuukkk..

"Arrghh..." rintihku, pelipisku berdarah karena terkena kursi Tiara.

"Astaga Fani, pelipismu berdarah" beberapa teman fakultasku membantuku berdiri. Dan tiba tiba si cupu itu masuk kedalam kelas, dia tepat berada di belakang Si lampir.

cewek hits dan cowok cupu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang