"Menghargai setiap orang itu
Perlu,karena jika tidak.
Kalian harus siap kehilangan
Orang itu"_•_•_•_•_
Ku dengar langkah kaki semua orang sudah menjauh dari kamar ku, langkah mereka menuruni tangga.
Ku lihat jam di ponselku hari sudah mau siang
"Fani, kita jalan jalan yuk" terdengar suara marry, namun aku tak mempedulikannya.
"Kita akan belanja banyak barang" lanjut Naumi
Beberapa kali mereka membujukku, aku tidak akan mau menemui seseorang pun saat ini. Aku butuh kesendirian sekarang untuk mendamaikan pikiran dan hatiku saat ini, dan aku tak ingin siapa pun mengangguku.
Hari sudah mulai sore, adzan ashar di ponselku berkumandang. Ku langkahkan kaki ku menuju kamar mandi dalam kamar tidurku, lalu mandi dan setelah itu melaksanakan sholat ashar.Setelah melaksanakan sholat, ku tata kembali muknahku. Saat aku berjalan menuju tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuhku, pandanganku tiba tiba berkunang kunang. Seperti ada yang memukul kepalaku, pusing dan gelap.
"Dimana aku?" kataku saat membuka mata, karena sejauh mata memandang yang kulihat hanya serba putih.
"Sayang kamu sudah sadar?" terdengar suara alan dari samping
"Dokter..!!!" teriak alan memanggil dokter, lalu dokter memeriksa keadaanku.
"Aku kenapa? Bayi ku bagaimana?" tanyaku panik dan langsung duduk dari tidur ku.
"Bayi anda baik baik saja, keadaan anda yang sedang drop karena dehidrasi" jelas dokter padaku. Seketika aku pun merasa lega, lalu dokter berlalu dari ruang rawat inap ku.
"Aku kenapa?" tanyaku pada alan.
"Saat Audry ingin mengantarkan makanan dan membuka pintu kamar dengan menggunakan kunci cadangan, audry melihatmu tak sadarkan diri sayang. Lalu dia menelfonku, aku segera pulang mendengar kabar itu dan membawamu ke rumah sakit" jelas alan padaku
"Maaf kan aku" sahutku tertunduk.
"Sudah tak apa, seharusnya aku yang minta maaf. Lain kali jangan lakukan hal seperti ini lagi yah sayang" kata alan mengangkat daguku, lalu memelukku dengan erat.
"Kakak... Akhirnya kakak baik baik saja" kata anisa menghampiriku
"Tifani... Aku sangat merindukan mu" kata seseorang yang seharusnya tak ku dengar di amerika.
"Tiara? Kamu ada disini?" kagetku saat melihat tiara bersama dengan agus teman kuliahku waktu itu.
"Kok sama agus Ra?" tanyaku dengan mengernyitkan dahi melihat ke arah tiara dan agus.
"Jangan pikir macam macam fan, kami disini kebetulan ada keperluan bisnis" jelas agus dengan melihat ke arah tiara.
"iyah Fan, lihat... Aku sudah bertunangan dengan Adit" sahut tiara sambil menunjukkam cicin yang sudah melingkar di jari manisnya.
"Astaga... Selamat yah Tiara" sahutku, lalu memeluknya.
"Nyonya Tifani Anggraini bisa pulang hari ini" kata seorang suster yang baru datang
"Dan ini pak catatan untuk bapak" kata suster itu memberikan selembar kertas pada alan
"Baik, makasih sus ya" kata alan. Lalu menaruhnya di saku celananya.
"Kamh siap siap yah sayang, nanti setelah mengurus ini aku akan menjemputmu" kata alan menghampiri ke arah ku dan mengelus rambutku dengan pelan.
Aku di bantu dengan anisa dan tiara untuk bersiap, tak beberapa lama kemudian alan datang.
"Ayok kita pulang sekarang" kata alan merangkul pundakku dan membantuku berjalan.
Saat kami berjalan menuju luar rumah sakit, ku lihat mobil alan sudah ada di depan pintu masuk rumah sakit. Saat kami berada di teras rumah sakit, seseorang datang bersama temannya menghampiriku dan alan.
"Bagaimana keadaan istrimu?" tanya alexa, sambil melirik sinis ke arahku.
"Masuk sayang" kata alan, lalu membantuku untuk duduk di kursi mobil. Ku buka kaca mobil agar aku bisa mendengar apa yang di katakan alexa dan alan
"Gara gara kamu istriku jadi begini!" kesal alan
"Aku kan ga ngapa ngapain alan, istrimu aja yang lemah" katanya dengan melipat kedua tangannya di bawah dadanya.
"Kamu jangan sembarangan!!!" suara alan lebih kesal dengan menunjuk ke arah wajah alexa.
"Alann..." kataku, lalu alan menoleh ke arahku.
Alan pun masuk ke dalam mobil dan kembali menjalankan mobil menuju rumah, tanpa menghiraukan alexa dan angel.
Sesampainya di rumah, alan membantuku duduk di kursi ruang tamu. Aku,alan,anisa,agus dan juga tiara ada di ruang tamu. Tak lama kemudian audry datang membawa beberapa minuman dan makanan
"Keadaan nyonya bagaimana tuan?" tanya audry saat meletakkan minuman diatas meja.
"Baik" jawab alan, lalu audry berlalu dari ruang tamu.
"Dua wanita tadi siapa Al? Teman kamu?" tanya Tiara pada alan
"Mereka teman kuliah alan dulu waktu di sini" jawabku, karena alan terlihat bingung mencari jawaban dari tiara.
"Mereka tau darimana kalau fani di rumah sakit? Padahal dia teman kuliahmu, bukan siapapun kan?" celetuk agus.
Pyaaarr....
Seperti suara pecahan gelas, membuat kami menoleh ke arah audry yang sedang membersihkan serpihan kaca.
"Ada apa audry?" tanya anisa
"Tidak apa apa nyonya, nampannya licin" sahutnya.
Dalam benak berpikir.benar juga, darimana alexa tau jika aku ada di rumah sakit? Tak mungkin jika alan yang memberitahunya kan? Alan saja terkejut dengan kedatangan alexa dan angel.
Happy Reading 😇
*
KAMU SEDANG MEMBACA
cewek hits dan cowok cupu.
Ficção AdolescenteSetiap anak pasti menginginkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, namun aku tak seberuntung kalian. Orang tuaku terlalu sibuk dengan dunia karirnya, hingga tak punya waktu untuk mengurusku. 20 tahun lebih dibesarkan tanpa pengawasan orang tua,tu...