Kerja Sama

649 37 1
                                    

Kami pun menunggu sekertaris perusahaan orang tua kami di teras villa, jam sudah menunjukkan pukul 10.45 mereka belum sampai juga.

"Mereka kok belum sampai sampai sih" sahut Vania.

"Tunggu aja ngapa, orang nunggu di teras kan teduh. Yakali lu gua suruh nungguin di jalanan pantes buat ngeluh" celetuk tiara membuat ku,agus dan firman tertawa kecil.

Tak beberapa lama kemudian sebuah mobil berhenti di halaman villa, beberapa orang turun dari mobil, tiga wanita dan dua pria berjalan ke arah kami.

"Akhirnya sampai juga" sahut kami berlima bersamaan.

"Mari masuk" sahut Agus mempersilahkan mereka semua untuk masuk. Kami pun duduk di ruang tamu bersama dengan sekertaris perusahaan papa kami.

"Ini proposal yang harus kalian berikan pada atasan kalian" kataku menyerahkan proposalku dan teman teman kepada salah satu dari mereka, mereka pun membacanya sekilas.

"Non Tiara ini benar?" tanya sekertaris papa tiara kepadanya.

"Tuan Firman mau ini disetujui secara langsung tanpa pertimbangan?" sahut sekertaris dari perusahaan papa firman.

"Tunggu dulu, kalian jangan bilang jika ini dari anak anaknya. Bisa?" kataku, lalu semua sekertaris itu memandangi satu sama lain.

"Bener" sahut Tiara, Firman,dan Agus.

"Van, lu kok ga ikut jawab sih" kata tiara.

"Ii..ii..iyah, papa ga boleh tau kalau ini dari kami yah" kata vania gelagapan. Semua sekertaris pun mengangguk, lalu berdiri.

"Baiklah, kami akan segera menyampaikan proposal ini" kata sekertaris papa. Mereka pun berlalu dari villa kami, dan pergi ke kantor mereka di kota.

"Huffttt.... Selanjutnya?" kata tiara dan duduk di sofa.

Kami pun duduk di sofa dan menyandarkan tubuh kami pada sofa.

"Gimana kalo kita sebar undangan untuk meminta warga agar berkumpul di balai desa nanti malam selesai isya?" sahut firman.

"Buat??" lanjut tiara memiringkan kepalanya untuk melihat ke arah firman.

"Kita juga harus bisa memberi arahan kepada warga agar mereka lebih giat bekerja untuk anaknya, bukankah biaya sekolah akan lebih naik jika adanya komputer?" jelas firman pada kami.

"Bener juga, baiklah kita buat undangannya sekarang" kataku dengan segera ku buka laptop yang ada di meja.

Setelah kami menyelesaikan undangan, kami berniat memberikan undangan ini kepada para warga. Kami pun berpencar untuk memberikan undangan kepada para warga, saat kami sudah membaginya kami berkumpul di pos jaga tepat jam 18.45. Saat kami melewati balai desa kami lihat warga berkumpul disana.

"Bukankah undangan kita selesai ba'da isya? Lalu para warga kenapa sudah berkumpul jam segini?" kataku heran, kami pun berjalan menuju balai desa hendak memberitahu jika ini belum waktunya berkumpul. Tapi saat kami memasuki gerbang kamtor kepala desa tiba tiba anak fakultas ekonomi berjalan ke arah hadapan para warga, kami pun memberhentikan langkah kami.

"What?! Ini program anak ekonomi" sahut tiara

"Sial !!" kesal Agus mengacak rambutnya.

"Lalu bagaimana sekarang?" tanya firman.

"Kita lihat apa yanh disampaikan anak fakultas ekonomi ini dulu" jelasku.

Kami pun berjalan menuju kantor balai desa, duduk di kursi yang kosong. Kami mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan fakultas ekonomi di depan

cewek hits dan cowok cupu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang