"Menjadi dewasa dan bijak
Diawali dengan
Menjadi muda dan bodoh"_•_•_•_•_
Ku berjalan di taman dekat rumah, sambil menikmati matahari di pagi hari.
Berlari kecil di tempat ditemani dengan marry dan naumi
"Kamu ga capek apa Fan?" tanya marry padaku, sambil menyangga tubuhnya seperti sedang rukuk.
"Iyah, dari tadi aktif banget" tambah marry
"Biar anak aku ini sehat" sahutku berjalan mendekati kursi taman dan duduk, disusul dengan marry dan naumi.
Setelah kami bersistirahat sejenak, kami memutuskan untuk kembali ke rumah masing masing.
"Aku duluan yah" sahutku berjalan sedikit menjauh dari Marry dan Naumi.
Braaakkk...
"Aduh" kagetku saat aku terduduk di rerumputan taman.
"Astaga, kamu gapapa Fan?" tanya Naumi padaku lalu naumi dan marry membantuku untuk berdiri
"Lu tu punya mata gak sih?!" marah marry pada seseorang yang menabrakku, saat dia berbalik dan menoleh ke arah kami.
"Maaf maaf..." kata wanita itu padaku sambil menyatukan kedua tangannya di hadapan wajahnya
"Iyah gapapa kok" sahutku.
"Kamu..." sahut naumi dan marry bersamaan, membuatku melihat mereka satu persatu.
"Kalian kenal dengan dia??" tanyaku pada marry dan naumi, lalu mereka berdua menggelang dan membawaku jauh dari wanita itu.
"Udah kita balik ke rumah aja Fan" lanjut naumi, dan mereka berdua pun mengantarkan ku sampai ke rumah.
Setelah membersihkan diri, ku dudukkan diriku diatas kamar tidur. Bersandar pada punggung kamar tidur dan menyalakan tv, seketika ponsel ku berbunyi dan tertera nama Anisa.
"Iyah, ada apa anisa?" tanyaku saat mengangkat telfon dari anisa.
"Rumah kakak di daerah mana??" tanyanya padaku
"Wasington dc nisa, memangnya kenapa??" lanjutku.
"Rumah nomer???" tanyanya lagi
"No.09" jawabku
"Baiklah, terimakasih kakak" sahutnya
"Ada apa anisa???" belum sampai di jawab anisa pun menutup telfonnya, ku naikkan bahuku dan kembali melanjutkan nonton tv ku.
Hari semakin sore, setelah alan pulang dari kantornya dia mengajakku untuk berkeliling menikmati suasana kota wasington di waktu senja. Kami juga makan di rumah makan saat malam hari, setelah itu kami memutuskan untuk segera pulang.
Saat alan merangkul pundakku untuk memasuki rumah, betapa terkejutnya saat alan membuka pintu rumah. Suara musik yang begitu nyaring, banyak orang di dalam rumah, lampu kelap kelip tempat bar dalam rumah juga penuh orang. Alan yang menyaksikan itu langsung membulat kan mata, begitu pula dengan ku. Kami memandang satu sama lain
"Apa ini? Siapa yang membuat ini semua?" tanya alan kepada salah seseorang sedikit keras karena musik yang sangat keras
"Anisaa yang mengundang kami" jawabnya dengan suara keras
Ku lihat raut wajah alan seketika berubah menjadi kesal
"Dimana dia sekarang?" lanjut alan, dan lelaki itu menujuk dimana keberadaan anisa berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
cewek hits dan cowok cupu.
Teen FictionSetiap anak pasti menginginkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, namun aku tak seberuntung kalian. Orang tuaku terlalu sibuk dengan dunia karirnya, hingga tak punya waktu untuk mengurusku. 20 tahun lebih dibesarkan tanpa pengawasan orang tua,tu...