Menunggu Kamu Lalu Aku Cemburu

253 16 0
                                    

***

Meira menunggu Arga di teras rumah kayu tempat Arga dan Satria tidur dan bekerja. Sampai jam 3 sore pun Arga belum terlihat. Meira sesekali mencium harum kue brownis yang ia buat sendiri. Perempuan itu berniat ingin memberikannya pada Arga. Karena ia suka sekali dengan brownis pandan cokelat ini.

15 menit lewat tapi Arga belum juga terlihat. Kemanakah dia sebenarnya. Kenapa hampir setengah hari ia tidak terlihat oleh matanya. Apa saat ini ia sedang ada misi khusus. Ah Meira bosan menunggunya disini sendirian.

Perempuan itu juga capek membalas senyuman para tentara yang menegur ataupun sekedar memberikan senyuman. Belum sempat Meira berdiri, dari tikungan mobil Rush silver berjalan kemari.

Arga yang didalamnya, terkejut melihat Meira berdiri di mess nya. Ia menghembuskan napas kasar membuat Nata menoleh menatapnya.

" Ada apa ga?" Tanya Nata khawatir.

" Tidak ada apa-apa." Balas Arga. Nata pun percaya dan menatap ke depan lagi.

Meira melihat Arga menatapnya datar dari dalam kaca depan mobil itu. Kaca mobil itu memang tak terlalu gelap, alhasil ia bisa melihat siapa seseorang yang duduk di samping Arga.

Meira yang melihatnya masih positif thinking. Mungkin itu adalah rekannya. Ia tetap tersenyum sampai Arga keluar dan memandangnya bingung. Tapi dalam hatinya masih terbesit rasa cemburu.

" Kenapa disini?" Tanya Arga.

" Menunggu kamu." Balas Meira.

" Kamu mau bicara apa?" Tanyanya sambil menoleh ke belakang sekilas. Nata yang menyaksikan obrolan mereka hanya diam di tempatnya.

" Nggak ada, hanya ingin memberimu ini." Meira memperlihatkan kue brownis buatannya.

Arga tersenyum lalu mengambilnya. Namun ia melihat tangan Meira di perban lalu beralih melihat perban itu yang baru saja di ganti.

" Kenapa tanganmu?" Tanya Arga. Meira tersenyum melihat Arga khawatir padanya.

" Tidak papa hanya luka kecil." Ia lalu mengambil tangan Arga dan meletakkan wadah brownis itu di telapak tangan lelaki manis itu.

" Makan ya, aku pergi dulu." Ia tersenyum pada Arga dan perempuan di belakangnya. Namun Nata tak membalas melainkan tersenyum sengit.

" Aku duluan." Sahut Nata berlalu menuju rumah kayu tempat ia berkerja bersama Arga dan Satria.

Arga berlari menyusul Meira yang berjalan mengarah danau. Ia melihat Meira sedang bermain dengan kura-kura yang bersandar pada pohon yang tumbang.

" Boba, mana Bobi pacarmu?" Ucap Meira pada kura-kura yang ia beri nama Boba.

" Pasti Bobi sedang bersama perempuan lain seperti orang itu." Timpal Meira. Arga yang mendengarnya tersenyum, ia yakin bahwa perempuan ini sedang menyindirnya sekarang.

" Mungkin Bobi sedang melaksanakan misi khusus." Jawab Arga menghampiri Meira. Perempuan itu menoleh kebelakang terlihat Arga sedang berjalan menghampirinya.

" Kenapa mau. Ia seharusnya menemani Boba agar tak sendirian." Ujarnya pada Arga yang sekarang ada di depannya.

" Mau bagaimana lagi. Setiap mahluk yang ada di bumi tak selalu bersama. Ada kalanya mereka akan berpisah walau mereka tak ingin untuk melakukannya. Ada kalanya mereka mengalah melawan takdir. Karena mereka tau mereka tak akan pernah dapat melawan takdir walau mereka mempunyai kesempatan untuk terlahir kembali." Ujar Arga yang membuat Meira mengerti. Tapi ia sedikit bersedih atas penuturan Arga yang menusuk relung hatinya.

" Kamu mau naik perahu?" Tanya Arga.

" Boleh." Jawab Meira.

Arga naik ke atas perahu kecil dan memberikan tangannya untuk membantu Meira naik ke atas perahu.
Arga menyuruh Meira duduk di depannya. Agar ia bisa lebih leluasa melihat Meira memandangnya.

" Kenapa kau senang sekali menatapku?" Ucap Meira.

Arga tersenyum, " kenapa tak boleh?" Tanya balik Arga.

Meira mendesis mendengar nada suara Arga yang sedikit ketus.

" Aku hanya takut tak bisa melihatmu lagi." Arga tetap tersenyum walau saat ini raut wajah Meira berubah drastis.

" Maksudmu apa bertanya begitu? Aku akan selalu kau tatap walau itu mau pagi ataupun malam." Kata Meira setengah kesal. Ia tak ingin mendengar kata-kata seperti itu terucap oleh Arga..

" Gak usah ge-er." Balas Arga. Membuat Meira malu.

" Maksudku tadi, kau masih bisa melihatku sebelum tugasku selesai." Ucap Meira gagap. Arga terkekeh mendengar ucapan Meira. Lalu beralih melihat puncak kota yang saat itu mereka kunjungi.

" Kamu kangen tempat itu?" Tunjuk Arga.

" Aku memang kangen tempat itu, tapi aku lebih kangen kamu." Batin Meira.

Meira menoleh dan mengangguk.

" Kapan-kapan kita kesana lagi ya." Balas Meira.

Arga menggeleng, " tidak. Aku akan membawamu mendaki gunung Kinabalu." Tunjuknya ke arah samping puncak kota.

Meira terperangah melihat cantiknya gunung Kinabalu. Awan Jingga di atasnya menambah kesan manis terlihat. Ia pun tersenyum lepas menatap Arga yang juga membalas senyumannya.

" Arga aku boleh bertanya lagi." Tanya Meira. Arga mengangguk.

" Siapa perempuan yang bersamamu tadi. Sepertinya kalian begitu akrab." Ujarnya membuat Arga gugup.

" Hanyaa re-kan. Dia adalah rekanku waktu pendidikan." Balas Arga sambil tersenyum. Meira mengangguk walau ia yakin Arga saat ini sedang berbohong.

***

Rekan apa siapa?

Arga mah suka gituu.
Mau tauu kisahhh selanjutnyaaaa ayok otw
Kayaknya aku update agak banyaan dikit deh. Mau gakk.

Follow akun jangan lupa ya.
Follow dulu baru baca.
Koment dan vote biar aku semangat.

HELLO! MY KAPTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang