Arga Ragu?

209 14 0
                                    

***

Disini arga sekarang di tower tempat prajurit berjaga. Namun prajurit itu sedang latihan pagi sekarang. Jadi Ia bisa menenangkan diri dengan tenang. Namun ketenangannya terganggu oleh Satria yang menghampirinya.

Satria sedang berkeliling di barak sendirian. Debu-debu dari atas tower bertebrangan mengenai wajahnya membuat ia harus mengucek-ngucek matanya karena debu itu masuk kematanya. Untung saja Hanin datang dan melihat satria mengucek matanya lalu menghentikan tangan Satria.

" Jangan di kucek mas, nanti bisa iritasi." Ucapnya pada Satria. Lalu ia meniup mata Satria dan tersenyum sebelum ia meninggalkan Satria.

Satria tersenyum melihat Hanin tidak marah lagi padanya. Lalu ia menengok ke atas tower bertanya-tanya karena apakah debu itu jatuh padahal tidak ada angin sekarang.

Satria melihat sebuah sepatu dari bawah dan Ia tau sepatu siapakah itu. Ia berjalan dan menaiki tangga lalu melihat Arga yang sedang melihat foto Meira yang sedang tertidur di meja. Iya, Arga sempat mengabadikan Meira saat tidur pulas di dapur.

Sesekali ia tersenyum memandang Foto hasil bidikannya.

" Udah kayak orang gila aja kau." Ujar Satria, lalu ia memegangi pagar besi yang ada di tower itu dan memandang Gunung Kinabalu terpampang jelas di matanya.

Arga terkekeh mendengar gurauan Satria. Ia menghembuskan napas kasar.

" Meira bertanya tentang semua perhatian yang ku berikan padanya dan Ia juga mengungkapkan perasaan yang selama ini di tahannya." Ucap Arga sedih terlihat matanya sedikit berair.

" Terus kau jawab apa?" Satria memandangi Arga yang duduk di bawah samping kakinya.

Arga hanya diam lalu berdiri memandangi Gunung Kinabalu yang sangat indah di pagi hari. Sepertinya Gunung itu selalu bahagia walau dalam keadaan apapun. Pikir Arga.

" Kenapa kau tak berterus terang saja kalau kau mencintainya juga?" Tanya Satria lagi membuat Arga tersenyum tipis.

" Aku hanya ragu." Balas Arga

Satria berdecih, " ragu karena apa? Gadis itu baik, cerdas, perhatian. Terlihat saat ia menanyakan, kenapa kau tidak shalat shubuh bersamaku."

Arga menoleh, " kau jawab apa?" Ia menatap Satria menunggu jawaban.

" Ku jawab bahwa kau sedang menjemput mantan dan bernoslagia di bandara." Balas Satria bohong. Arga memandang Satria dengan wajah pucat. Sudah Arga duga.

" Tidak. Aku belum menjawabnya karena bertepatan saat azan berkumandang." Lanjutnya membuat Arga bernapas lega.

" Lalu apalagi yang membuatmu ragu, Adik iparku?" Arga menoleh lalu tersenyum pilu.

" Aku hanya takut jika Meira mengetahui pekerjaan ku yang sebenarnya. Tentang seberapa kejamnya aku jika perang. Dan aku juga takut Ia tak bisa menerima ku karena aku tentara." Timpalnya sambil mengepalkan tangan.

" Kau belom mencobanya dan itu hanya asumsimu. Jangan pernah buat perempuan menunggu. Kau kan yang bilang padaku. Tapi malah kau yang tak bisa melakukannya. Jangan kau gantung hubungan mu dengannya." Satria memegang bahu Arga sebentar untuk meyakinkannya dan berlalu meninggalkan Arga.

Arga mengangguk dan kini Ia menyadari bahwa Meira memang perempuan yang di takdirkan Allah untuk menemani setiap perjuangannya. Arga menyadari bahwa Meira memang bukan gadis yang pandai menunjukkan rasa suka secara terang-terangan. Gadis itu justru sering menunjukkan dalam bentuk perlawanan. Namun akhirnya gadis itu mengungkapkan semua perasaannya karena tak sanggup untuk menahannya. Ia juga mengingat hal-hal yang gadis itu lakukan untuk membuatnya tersenyum.

***

Ininih kalo mereka sahabatan bisa di bilang Friendzone nih.

Arga peka kok sebenarnya. Tapi ia takut jika nanti Meira tak bisa bertahan untuknya. Kalau mau tau kelanjutan kisah mereka. Tetep sabar nunggui updatenya ya gaess

Satria sama Hanin udah maap-maapan kayaknya.

HELLO! MY KAPTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang