Arga Romantis

244 14 0
                                    

Meira Pov

Aku melihatnya menyantap mie dengan nikmat semakin membuatku lapar. Sungguh tega lelaki itu membuatku kelaparan. Ku putuskan untuk meminum air saja yang banyak agar rasa laparku hilang.

" Minum yang banyak gak akan buat perutmu kenyang, tapi malah kebalikaannya. Kembung." Sahutnya membuatku semakin kesal. Aku menaruh mug itu kencang menimbulkan suara yang membuat laki-laki itu menoleh padaku.

Arga tersenyum disertai pertanyaannya yang membuatku jaim.

" Lebih baik kamu makan bersamaku saja. Sini." Ajaknya meyodorkan mangkuk itu kearahku. Ia menepuk-nepuk kursi kayu di sampingnya.

Aku diam sambil menimang-nimang ajakannya.

" Masih aja gengsi sama orang tersayang." Suaranya terdengar meledek.

Aku pun menerima ajakannya daripada aku tidur dengan perut yang keroncongan.  Arga tersenyum ketika aku duduk di sampingnya.

" Gitu dong. Itu baru rekanku." Kali ini helaan napasku mulai terasa normal.

Arga memberikanku sumpit berwarna merah, aku hanya menatapnya kesal. Ia menghinaku karena aku tak bisa menggunakan sumpit.

" Kamu menghinaku?" Arga memandangku bingung.

" Maksudmu?" Jawabnya.

" Aku tak bisa menggunakan sumpit." Balasku malas.

Ia terkekeh sambil mengelap bibirnya yang terdapat bekas air mie rebus.

" Ka-mu gak bisa pakai sumpit." Suaranya terdengar mengejek.

" Aku gak tau, maaf. Gak usah marah." Lanjutnya. Aku mendesis menatap meja kosong didepanku.

" Aaaa." Ia menyuapkan mie ke arahku. Maksudnya apa. Aku menghindar sedikit atas kelakuannya.

" Katanya gak bisa pakai sumpit yaudah aku suapin aja." Tawarnya.

Aku terdiam sesaat, lalu membuka mulutku dan melahap mie dari suapan Arga.

" Tumben gak gengsi." Ia terkekeh, sepertinya aku di permainkannya. Aku langsung merampas sumpit di meja kayu tua itu dan menggunakannya. Agak sulit sih memang apalagi tanganku diperban tapi aku harus bisa

Aku mengambil mie itu walau hanya satu yang terambil olehku. Lalu segera ku lahap bersamaan dengan Arga. Aku menatap Arga dan ia juga menatapku saat mie kami ternyata menyambung.

Aku menahan napas dengan cemas. Telapak tanganku terasa dingin karena grogi Arga menatapku dengan mie yang masih ia tahan.

Aku berpikir sejenak dan menghilangkan perasaan cemas akan sosok Arga yang menatapku tajam. Aku menarik mie itu untuk masuk kedalam mulutku. Ternyata Arga pun sama. Wajah kami semakin dekat, tanganku semakin berkeringat.

Akhirnya dengan terpaksa aku memutus mie itu dan Arga mulai menyadari ke canggungan suasana ini.

" Kamu duluan yang makan." Kataku memandang jendela di depan yang telah basah terguyur hujan.

" Saya habisin ya." Ledeknya memandangku.

" Ja-ngan. Sisain aku aja." Balasku. Ia pun tertawa memandangku. Aku pun ikut tertawa melihatnya tertawa.

                                 ***
Author

Habis juga mie rebus itu walau perut Meira belum terlalu kenyang tapi makan mie sambil melihat Arga membuatnya terasa kenyang.

Angin masuk dari sela-sela jendela kayu yang warnanya sudah usang menerpa wajah Meira yang terasa sangat dingin. Meira memejamkan matanya sampai matanya pun terpejam nyaman membuat ia mengantuk. Tangannya yang ia gunakan untuk menompang kepala, ia letakkan pada meja kayu di depannya. Dan tertidur disertai udara dingin menyelimutinya.

Arga yang selesai meletakkan mangkok kotor ke wastafel cucian piring pun berjalan menghampiri Putri yang tertidur di meja.

Arga tersenyum melihat perempuan itu yang tertidur nyenyak walau dalam keadaan seperti itu. Ia melepaskan jaketnya menyisahkan kaos hitam serta kalung panjang yang tergantung di lehernya membuat ia semakin keren saja. Jaketnya ia gunakan untuk menutup tubuh Meira yang kedinginan akibat terpaan angin malam yang sejuk. Dengan bertumpu pada siku yang ia letakkan di meja. Arga memandang Meira lalu menepuk- nepuk pelan punggung belakang perempuan itu untuk membuat Meira semakin nyenyak.

Aaaaa Author baper!

Arga lalu melipat tangannya dan meletakkan kepalanya di meja. Ia memandang Meira sambil tersenyum lepas.

" Parasmu tetap Ayu walau matamu terpejam." Ujar Arga menatap wajah Meira yang mengarah padanya.

Hembusan napas Meira terdengar normal berarti ia telah tertidur nyenyak. Arga terus saja menatap Meira sambil tersenyum.

Bisa aja lo Arga.

" Apa kabarmu?" Ucap Arga menatap Meira yang masih terpejam. Ia mengelus rambut Meira yang tertutup hijab.

" Kenapa perbanmu belum kamu ganti juga?" Lanjutnya mengelus perban yang terlilit di telapak tangan Meira.

" Kamu selalu saja memandang sengit padaku. Apa kamu tak menyukaiku?" Arga bergumam kecil. Ia mendesis betapa bodoh dirinya berbicara pada orang yang sedang tidur.

Arga memejamkan matanya memandang Meira untuk ikut bergabung di alam mimpi perempuan itu.

                                 ***

✨✨✨✨
Hayoo Arga mahh bisa aja dehh

HELLO! MY KAPTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang