"Lidyaaaa!!!!!"
Suara Sandra membuat Lidya yang berada di dapur segera menghentikan kegiatannya.
"Reva nggak pernah hamil kan?" Tanya Sandra membuat Lidya hampir saja melemparinya pisau.
"Ngomong apa sih? Hamil gimana? Orang badannya kecil gitu!" Kata Lidya membuat Sandra menghela nafas lega.
"Berarti anakku nggak pernah menghamili anak orang."
"Naafi bobolin anak orang?" Tanya Lidya tak percaya.
"Bukan!" Sandra menggeleng keras.
"Tadi si Ratna lihat Naafi sama Reva, mereka belanja bareng sambil bawa anak.""Hah? Reva bawa anak?" Lidya melotot tak percaya.
"Iya, terus dia tanya kapan nikah? Kok nggak ngundang?" Sandra terus menjelaskan.
"Itu anak siapa?" Tanya Lidya bingung. Sandra menggeleng tak tahu.
"Kita harus pastiin sendiri. Sekalian aja langsung nikahin mereka." Ujar Lidya yang langsung dibalas anggukan penuh semangat dari Sandra.
●●●
"Namanya siapa?" Tanya Naafi mengulang pertanyaan wanita tadi.
"Udah dapat namanya?"Reva menoleh, tersenyum malu dengan nama yang sudah buat.
"Udah.""Siapa?"
"Tapi jangan ketawa."
Naafi menoleh, tersenyum kecil menanggapi.
"Yang penting artinya bagus. Gue oke aja."Reva mengangguk.
"Artinya hadiah dari Tuhan berupa anak yang kuat dan yang paling dicintai."Naafi tersenyum lebar.
"Bagus artinya.""Iya, kan kita lihat dari gimana dia di buang oleh orang tuanya. Gue berharap nantinya dia tumbuh jadi anak yang kuat dan juga bakal mendapatkan banyak cinta dari orang-orang." Jelas Reva sambil menatap si kecil yang memainkan jari telunjuknya.
"Jadi siapa?" Tanya Naafi kembali.
"Elvano Darrel." Jawab Reva.
"Tapi, gue suka arti namanya jika ditambahin marga keluarga lo.""Hm?"
"Elvano Darrel Ramaditya." Reva menyebutkan nama si kecil dengan keluarga Naafi.
"Rama artinya kan kebahagiaan, Aditya artinya anak pertama. Jadi jika digabung seluruhnya, artinya hadiah dari Tuhan berupa anak pertama yang kuat, yang paling dicintai dan membawa kebahagiaan."Naafi tersenyum, tanpa bisa dicegah tangannya terangkat untuk mengusap kepala gadis itu.
"Elvano Darrel memang kedengarannya ngeganjal. Nanti tambahin marga keluarga gue aja asal enak dengarnya."Reva memekik senang mendengar ucapan Naafi.
"Hai Evan. Hallo..""Evan?" Tanya Naafi mendengar Reva menyebut panggilan untuk si kecil.
"Iya."
"Reva Naafi?" Tanya Naafi membuat Reva melihatnya bingung.
"Hah?"
"Iya, Eva dari Reva. Huruf N dari nama gue, Naafi." Jelas Naafi membuat Reva melotot menyadari hal itu.
"Gue ambilnya dari Elvano. Kalau El kan banyak yang nama El, kalau Elvan agak gimana gitu. Jadi ringannya Evan aja. Atau lo mau ganti? Vano atau Darrel? Atau Arel?" Tawar Reva walau nyatanya pipinya sudah memerah malu.
Naafi tertawa mendengar hal itu. Niatnya tadi hanya menggoda, tak disangka Reva malah menanggapinya dengan serius.
"Nggak usah, Evan aja." Naafi menoleh sekilas pada Reva sambil berujar.
"Ada namanya kita di gabung, gue suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Coincidence✓
FanficCover by : @jelyjeara ------ Naafi adalah mahasiswa semester 7 yang sebentar lagi akan menjemput gelar sarjananya. Tapi selama 21 tahun hidupnya, ia tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan seorang gadis yang membuat sang Mama khawatir akan mas...