31. Dampak Obsesi

8.8K 585 6
                                    

Lisa yang tengah duduk di meja kerjanya sontak terkejut melihat kedatangan seorang wanita yang sudah sangat sering ditegaskan oleh Candra -seniornya, Tuan Muda Naafi Ramaditya sang atasan dan bahkan oleh Tuan Zaki Ahmad, sang bos besar.

"No-Nona Tamrin, a-ada yang eum bisa sa-ya bantu?"

Lisa meremas ujung kemejanya sendiri karena tiba-tiba saja dia merasa gugup dan takut, telapak tangannya bahkan berkeringat. Bukan, dia tidak takut pada wanita yang memang sangat menyebalkan sejak pertama bertemu, tapi lebih takut ke situasi yang akan terjadi.

"Dimana Naafi?" Tanya Ayu dengan nada angkuh yang terdengar jelas membuat Lisa hampir saja khilaf menjambak rambutnya.

"Tuan Muda Naafi sedang menghadiri rapat penting, Nona. Beliau tidak bisa diganggu."

Lisa bersumpah dia bisa mendengar cemoohan dan decakan tak suka dari wanita yang dihadapannya ini. Dasar, jika tidak bersikap profesional, Lisa pasti sudah mendaratkan tangannya di rambut panjang wanita itu dan menjambaknya sampai botak.

Pintu ruangan Naafi terbuka dan itu membuat Lisa dan Ayu sontak menoleh, disana Reva, sang Nyonya Muda, baru saja keluar dan tidak menyadari kehadiran Ayu. Memang Lisa tahu sejak datang tadi kondisi Reva terlihat tak baik. Rumor beredar bahkan istri dari bosnya itu mengalami keguguran yang diakibatkan oleh Ayu, si linta darat itu.

OH ASTAGA! SIAL!

Lisa menatao Ayu yang sudah berjalan mengikuti Reva yang masih tidak menyadari kehadiran wanita itu. Si Sekretaris mengacak rambutnya frustasi. Tidak ada cara lain selain melaporkannya kepada Naafi, tapi, sang bos sedang rapat.

Ahh! Persetan!

Istrinya pasti lebih penting dibandingkan rapat itu.

Ehh? Tapi, kalau kekacauan itu terjadi? Rapat yang bernilai milyaran rupiah itu gagal dan....

TAPI ISTRINYA LEBIH PENTING TENTU SAJA! Oh harusnya Lisa paham betapa bucinnya sang atasan terhadap anak kedua Pramesti itu.

Benar!

Lisa dengan segala keberanian yang ia kumpulkan setelah perang batin tadi langsung mengetuk ruang rapat dan membuatnya menjadi pusat perhatian seketika. Hal yang membuat wanita itu ingin menguburkan dirinya saat itu juga.

"Maaf."

Naafi menatap Lisa meminta penjelasan yang membuat Lisa segera mendekat dan membisikkan kata-kata yang berhasil membatalkan rapat yang tengah berjalan itu.

"Nona Ayu datang dan maaf saya tidak bisa mencegahnya menyusul Nyonya Revana, Pak."

"Rapat kita akhiri sampai disini, kita akan melanjutkan dilain hari. Maaf, saya ada urusan mendadak."

Terkutuklah Ayu karena berhasil membuatnya menunda kerja sama yang bernilai milyaran rupiah.

Deja vu.
Dirinya berlari seperti orang gila menuju rooftop yang dia yakini disana istrinya berada dan tentu saja dalam keadaan berbahaya.

Semakin dekat dia dengan pintu rooftop debaran yang ia rasakan semakin cepat, khawatir akan hal yang akan terjadi. Ayu itu gila! Jelas dia tahu hal itu, apa lagi kondisi istrinya tidak baik.

Sialan!

"Segitu gilanya lo sama suami gue hingga berpikir untuk ngebunuh anak gue yang bahkan belum lahir?"

Naafi dapat mendengar hal itu, jelas itu suara Reva.

"LO!!!"

"LO PEMBUNUH SIALAN! LO YANG UDAH NGEBUNUH ANAK GUE! PEMBUNUH! LO PEMBUNUH!"

The Sweet Coincidence✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang