Malam makin larut, Naafi sudah bersandar di atas ranjang sambil membaca buku. Tak lama kemudian Reva mendekat ke arah ranjang, gadis itu baru selesai menidurkan Evan.
"Udahan bacanya."
Naafi menoleh, tersenyum kecil dan mengikuti ucapan Reva. Ia meletakkan buku itu, memperhatikan Reva yang kini sudah merebahkan diri.
"Re." Panggilnya sambil memainkan rambut Reva.
Gadis itu menghadap Naafi yang masih dalam posisi duduk, seolah bertanya ada apa.
"Tadi Papa bilang kalau kita berdua butuh liburan. Seminggu aja."
Reva mengangguk antusias.
"Boleh. Kapan berangkatnya?""Senin." Naafi tersenyum melihat reaksi sang istri.
"Berdua aja tapi.""Berdua?" Tanya Reva tak yakin.
Naafi mengangguk membenarkan.
"Evannya nanti sama Mama dan Bunda."Reva diam, sedikit keberatan kalau harus meninggalkan Evan, tapi melihat Naafi yang menatapnya penuh harap, sepertinya berdua saja tidak apa.
"Ya udah, kita liburan berdua aja." Putusnya membuat Naafi tersenyum senang.
Dengan itu, ia ikut merebahkan diri, menghadap Reva dan mengusap rambut istrinya itu. Ah, dia makin menantikan hari dimana mereka benar-benar berlibur. Berdua.
●●●
Reva memeluk Evan, mencium bayi mungil itu, dengan wajah sedih ia melepaskannya. Melirik kecil kepada Naafi."Pin, Evannya di bawa ya?"
Naafi mendesah, ini sudah kesekian kali istrinya itu mengatakan hal yang sama hari ini. Yah, benar. Hari ini mereka akan liburan.
"Re, kita udah bahas ini lho."
Reva melihat Evan lagi, kemudian berujar.
"Nanti kalau Evan rindu sama gue gimana?"Lidya mendelik kecil kepada anaknya itu.
"Sudah, kalian pergi aja. Nanti makin nggak tega ninggalin Evan.""Bundaaa..." Rengek Reva lagi.
"Sudah, sudah. Evan baik-baik sama Bunda. Lagi pula ada Mama Sandra yang bantu jagain Evan." Lidya berujar agar Reva tidak terlalu memikirkannya.
"Dengerin apa kata Bunda." Naafi pun ikut menenangkan Reva.
"Lagi pula kita perginya seminggu aja, nggak sebulan apa lagi setahun, Re."Reva mendesah, mencium Evan sekali sebelum ia berbalik ke arah Naafi. Mereka masuk ke dalam mobil dan pergi untuk berlibur.
"Kita akan nginap di hotel." Ujar Naafi membuka pembicaraan.
"Iya."
Naafi menghela nafas melihat Reva yang diam, istrinya itu masih memikirkan Evan. Tangannya terangkat menyentuh puncak kepala Reva.
"Nanti kan bisa video call orang rumah buat lihat Evan. Jangan pasang wajah sedih gitu ah, kan mau liburan."
Reva melihat Naafi sebelum berujar.
"Iya, maaf."Naafi mengangguk, tersenyum ke arah Reva sambil mengusap rambut gadis itu. Menenangkan.
Cukup lama sebelum mereka sampai ke bandara, setelah check in dan bersiap, mereka masuk ke dalam pesawat, tak lama kemudian pesawat lepas landas. Siap mengantarkan mereka ke tempat dimana mereka akan berlibur.
Selama beberapa saat di dalam pesawat, akhirnya mereka tiba di Seoul, Korea Selatan. Tempat mereka akan berlibur. Mobil sudah menunggu kedatangan mereka, Pak Hyunseo adalah salah satu pekerja yang bertugas untuk menjemput mereka dan mengantar mereka ke hotel tempat mereka menginap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Coincidence✓
FanfictionCover by : @jelyjeara ------ Naafi adalah mahasiswa semester 7 yang sebentar lagi akan menjemput gelar sarjananya. Tapi selama 21 tahun hidupnya, ia tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan seorang gadis yang membuat sang Mama khawatir akan mas...