26 • urgent call

210 42 28
                                    

Bel istirahat baru berdering beberapa detik yang lalu. Beberapa murid yang lain juga sudah berhamburan keluar kelas. Aku masih duduk di kursiku. Meraba laci meja, mencari keberadaan ponselku yang beberapa kali bergetar, tanda ada pesan masuk.

Setelah meraihnya, aku langsung membuka ruang obrolan dengan si pengirim pesan tersebut. Huh, sepertinya Kak Doyoung sudah merekrut satu anggota baru lagi. Anggota yang bertugas melaporkan apa-apa saja yang aku lakukan di sekolah. Yang mengatur dan menyuruhku untuk melakukan sesuatu dengan alasan demi kebaikanku.

Ini sedikit... menyebalkan.

LINE

Jeno :
[ Ra gue ada urusan ]
[ gak ke kantin bareng dulu ya ]

You :

[ yaampun gapapa kali pake bilang-bilang segala ]

Jeno :
[ soalnya kan disuruh kakak lo ]
[ kemana-mana disuruh bareng ]

You :

[ gak usah diturutin kalo lo gak mau ]
[ dia emang suka seenaknya aja ]

Jeno :
[ enggak kok gak gitu maksudnya ]
[ gue gak masalah juga ]
[ dia cuma mau ada yang jagain lo selama dia gak dirumah ]

You :

[ iya sih tapi agak berlebihan sebenernya ]
[ kayak anak sd rasanya haha ]

Jeno :
[ mau bareng Renjun gak? ]
[ biar ada yang nemenin makan ]

You :
[ gak usah deh entar ngerepotin ]
[ gue gak laper juga ]

Jeno :
[ laper gak laper harus makan ]
[ kasihan perutnya ]
[ lagian biar gaada yang gangguin ]
[ gue bilang renjun dulu deh ]

You :
[ eh jangan gak usah ]
[ gue sama somi aja ]

Jeno :
[ serius? mumpung Renjun belum jalan nih ]

You :
[ iya gapapa, lagian siapa yang gangguin sih? wkwk ]

Jeno :
[ yaudah gih buruan ke kantin ]
[ ntar keburu masuk lagi ]

You :
[ iyaaa ]

Jeno :
[ bener ya? kalo bohong gue aduin ]

You :
[ iyaa Jenooo ]
delete [ direkrut beneran kan (: ]

Jeno :
[ okee ]

Aku langsung mengunci layar ponselku. Sedikit menggeser tubuhku, menoleh pada Somi yang sedang merogoh-rogoh laci mejanya. Mencari sesuatu.

"Som, mau ke kantin gak?"

"Gue bawa bekal," jawabnya sambil mengeluarkan kotak makan dari laci meja.

"Yahh," gumamku kecewa.

"Lo gak bawa bekal juga emangnya?"

Aku hanya menggeleng lemah dengan bibir sedikit mengerucut. Masa aku ke kantin sendirian? Tidak akan jadi masalah sih sebenarnya, tapi malas saja kalau ke tempat ramai seperti itu sendirian. Apa tidak usah ya? Belum lapar juga. Aku bisa makan nanti, sepulang sekolah.

Dear Diary✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang