21 • getting further

216 47 1
                                    

"Gue suka lo, Ra."

"Iya, udah tau."

"Lo... tau?"

"Iya, lo kan selalu sengaja bikin gue marah soalnya lo suka kalo gue—"

"Bukan cuma itu," potongnya cepat. Aku hanya meliriknya, tapi dia menatapku lekat-lekat. "Gue suka lo dalam segala aspek. Apapun yang ada di diri lo, gue suka itu."

Mendadak, aku mematung. Aku tidak tahu harus memberi respon seperti apa. Tapi, pernyataan ini terlalu mengejutkan. Bahkan, lidahku hingga kelu dan tidak bisa berucap apa-apa. Apa dia serius dengan kalimatnya?

Aku menengguk ludah, "j-jadi?"

"Jadi gimana?"

"A-apanya?"

"Gue berhasil gak?"

"Berhasil?" ujarku bingung.

"Iya, gue berhasil gak baperin lo?"

Sialan! Dia mengerjaiku, ya? Padahal baru saja secara resmi mengakhiri acara marah-marah randomnya, tapi langsung saja bertingkah. Pernyataan mendadak itu berhasil menyerangku, tepat sasaran hingga aku hampir saja mati kaku saking terkejutnya.

"Enggak!" cecarku sambil mengeleng angkuh.

Aku juga memasang wajah datar, berusaha terlihat biasa-biasa saja dengan gombalan recehnya.

"Yah, masa gak baper? Kaki gue udah gemeteran banget loh ini. Hargai gue lha, ayo dong baper."

Kenapa dia jadi memaksa seperti ini?

"Gombalan lo receh, gak mempan."

Padahal kau baru saja merasakan wajahmu yang mulai memanas karena malu.

"Masa sih? Enggak ah, orang— eh, tunggu. Muka lo merah banget, Ra."

"Hah?! Serius?! O-oh, ini kamar g-gue panas, i-iya panas banget."

Kau bisa berbohong, Nara, selama tidak ketahuan. Tapi kalau seperti ini, kau itu bodoh!

"Masa? Tapi, gue gak yakin karena kepanasan."

"S-serius, i-ni ACnya mati!"

"Hmm, masa?" ulangnya lagi, menggodaku.

"Iya!"

"Bohong kali, ah. Bilang aja baper."

"Enggak, ya! Siapa juga yang baper?!"

"Heleh, katanya gombalan gue receh, gak mempan. Tapi, kok mukanya mera—"

"Berisik!"

Tut!

Dasar, makhluk menyebalkan. Aku membencinya, sungguh.

Lagipula, aku hanya gugup, bukan terbawa perasaan. Aku takut kalau pernyataan tadi sungguh-sungguh, Jaemin.

•     ♥     •

Semalam tidurku tidak nyenyak, apalagi aku tidur cukup larut. Bekal makananku sampai tertinggal di rumah karena aku bangun agak terlambat. Semuanya berantakan, dan.... sebenarnya ini sering terjadi. Apalagi kalau sedang sulit tidur.

Aku berjalan menyusuri koridor menuju kantin. Sendirian, ditengah ramainya orang yang berlalu lalang. Hari ini Somi tidak masuk, ia pergi ke Jepang untuk liburan. Ia sudah pernah memberitahu aku tentang ini minggu lalu. Bisa-bisanya gadis itu pergi jalan-jalan padahal sebentar lagi ada pekan ujian.

Dear Diary✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang