Chapter 3

3.8K 652 49
                                    

Chapter 3


Draco bangun tiba-tiba beberapa jam kemudian. Kamar itu lebih gelap sekarang, dan pemikiran pertamanya ialah entah bagaimana dia tidur sampai larut malam. Dia duduk, menggosok matanya, dan menatap Potter dengan buram. Rupanya, suara pintu yang dibukanya-lah yang membuat dia terbangun. Potter merengut ke arah Draco lalu melangkah dengan bunyi keras ke mejanya dan duduk di kursi di sana.

"Makan malam akan segera siap," ujar Harry dengan kaku. Draco hanya mengangguk sebagai jawaban, pikirannya masih berkabut karena tidur. Setidaknya dia tidak tidur sampai melewati makan malam. Dia kelaparan. Dia tidak makan banyak saat sarapan pagi itu, tersita oleh pemikiran untuk datang ke sini. Dia juga belum makan siang. Tersesat dalam pikirannya tentang makanan, Draco hampir tidak mendengar Harry ketika beberapa menit kemudian dia berdiri memundurkan kursinya dan berkata padanya bahwa sudah waktunya untuk makan. Dia juga tidak memperhatikan bagaimana bahu Harry menegang, atau fakta bahwa tangannya terkepal di sisinya.

"Mulai hidangkan makanan," sentak Bibi Petunia, memelototi mereka berdua ketika mereka sampai di dapur. Draco terkejut melihat perilaku bukan main ini, tetapi Potter bergumam padanya untuk duduk di meja. Draco menurutinya, ia duduk dengan hati-hati. Dia mendudukkan dirinya di ujung kursi, memilih salah satu dari tiga tempat yang memiliki peralatan makan dan gelas-gelas air yang diletakkan di depannya. Beberapa detik kemudian, Potter kembali sambil memegang semangkuk salad. Draco terkejut ketika Potter mulai menghidangkannya untuk bibinya. Potter kemudian meletakkan mangkuk itu di dekat Draco, yang menghidangkan dirinya sendiri dengan banyak salad, yang memang terlihat agak enak. Dia memperhatikan ketika Potter kembali dengan semangkuk pasta, dan sekali lagi menghidangkan bibinya lalu meletakkannya di dekat Draco. Melirik pasta, mulut Draco mulai berair; pastanya diisi dengan tomat dan bawang putih, dan aromanya sedap. Dia menghidangkan dirinya sendiri dengan porsi yang lebih besar, mengabaikan suara di kepalanya yang berkata bahwa dia tidak menggunakan tata krama Malfoy terbaiknya.

Dengan suara gesekan halus, Harry menarik kursinya dan duduk di seberang Draco. Sekarang setelah Potter duduk, Draco hanya bisa melihat betapa aneh pengaturan tempat duduknya. Draco dan Harry duduk sejauh mungkin dari Bibi Petunia secara fisik, dan dia menolak untuk memandang mereka ketika dia menyuap makanannya. Bukankah Potter punya seorang paman dan sepupu? Pikir Draco, mengingat informasi yang Dumbledore berikan padanya. Karena bingung, Draco nyaris tidak memperhatikan ketika Harry menambahkan beberapa makanan ke piringnya. Namun ketika dia melirik Potter lagi, dia menyadari bahwa Potter makan sangat sedikit; bahkan, sepertinya dia hanya mengambil setengah dari jumlah makanan yang dia berikan pada bibinya. Aneh sekali, pikir Draco, terutama karena ada begitu banyak makanan lebih.

Makan malam berlalu dengan canggung, yang tidak terlalu menjadi masalah bagi Draco; dia terbiasa menjalani makan malam keluarga yang menegangkan di Malfoy Manor. Tetap saja, makan malam seperti ini tak sesuai dugaannya dari keluarga Potter. Dia membayangkan bahwa mereka akan berisik dan menjengkelkan seperti Potter sendiri, penasaran untuk mendengar kisah-kisah tentang kehidupan Harry dan merundungnya dengan banyak pertanyaan dan pujaan. Dan bahwa mereka setidaknya akan sedikit tertarik pada tamu baru mereka. Sebaliknya, Bibi Petunia memperlakukan Draco seolah-olah dia tidak terlihat. Lagi-lagi, Draco merasa gelisah, tetapi dia menepisnya. Dia tidak peduli apa yang dipikirkan sekelompok muggle tentangnya. Jauh lebih baik seperti ini.

Saat Bibi Petunia sudah selesai makan, dia berdiri, benar-benar membersut di tempat, dan melangkah pergi dengan bunyi keras. Harry menyaksikannya pergi. Setidaknya Bibi Petunia tidak mengatakan sesuatu yang mengerikan, pikir Harry, meskipun keheningan yang dingin itu juga berhasil untuk menyatakan penghinaan padanya. Harry merasa kelelahan. Perkerjaan hari ini sangat melelahkan, dan dia masih harus mencuci piring, dan kemudian ada masalah tambahan tentang Malfoy yang harus dihadapi. Yang ingin dia lakukan sekarang ialah merangkak ke tempat tidur dan tidur selama sekitar dua belas jam, tapi itu bukan sebuah pilihan. Menghela napas, dia menggosok matanya di balik kacamatanya, menekan dengan keras. Satu-satunya hal positif dari malam ini ialah kenyataan bahwa Paman Vernon dan Dudley tidak ada di sini. Bibi Petunia menelepon Vernon di tempat kerja dan memberitahunya tentang situasi tersebut, berkata bahwa ia harus keluar makan malam di suatu tempat malam ini. Meskipun dia tidak di dalam ruangan ketika Bibi Petunia menelepon, Harry bisa membayangkan amukan Vernon. Harry tidak terlalu antusias untuk melihat pamannya ketika ia pulang nanti, dia yakin bahwa dia akan menghadapi bagian terburuk dari kemarahan pamannya. Dudley menginap di rumah salah satu temannya.

Reverberations | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang