Chapter 27

1.6K 293 13
                                    

Chapter 27


"Dan ke mana tepatnya kita akan pergi?" tanya Draco, mengikuti Harry setelahnya.

"Mrs. Figg," kata Harry sambil melirik ke belakang.

"Excuse me?" tanya Draco, sama sekali bingung. Siapa itu Mrs. Figg? Dan bagaimana seseorang dengan koneksi sihir tinggal di tempat kotor Muggle ini?

"Tetanggaku," kata Harry, menampakkan cengiran pada Draco. "Dia seorang Squib, tapi dia seharusnya bisa menghubungi Dumbledore."

"Biar kuluruskan," ujar Draco perlahan. "Ada suatu tempat yang bisa kita kunjungi selain rumah keluarga Dursley, tapi kau memilih untuk tidak berbagi itu denganku?"

"Tidak juga," ucap Harry. "Aku tidak begitu yakin seberapa jauh area perlindungannya diperluas, tapi sepertinya perlindungan itu mengelilingi seluruh lingkungan ini. Aku tidak ingin mengambil risiko," tambahnya saat melihat tatapan perlawanan Draco.

"Dengar," kata Harry, berhenti di tengah trotoar, Draco hampir menabraknya. "Aku tidak begitu paham tentang aturan perlindungan, oke? Kau dan Dumbledore bisa ber-Apparate tepat di luar Nomor Empat saat dia mengantarmu."

"Yeah, okay," Draco mengakui dengan enggan. "Namun, kau masih bisa memberitahuku rencana kemungkinannya."

"Tidak dengan kau yang terus-terusan berbicara tentang pergi ke keluarga Weasley, aku tidak bisa," tuturnya, tetapi nada bicaranya ringan. "Jangan tanya aku dan lain kali kau akan kuberi tahu."

"Tutup mulut, Potter," bentak Draco, memasukkan tangannya ke dalam saku.

"Santai saja," titah Harry. "Kita baru saja lolos dari Voldemort."

Draco meringis. "Apa yang sudah kubilang padamu tentang menyebut nama itu?"

Harry mengabaikan ini, bersenandung pelan sambil berjalan. Draco pikir sungguh konyol bagi Harry untuk menyuruhnya santai, padahal dialah yang baru saja menyelamatkan mereka berdua dari bahaya, dan harus menyembunyikan mereka di rumah Dursley dengan para Muggle sialan itu. Dia tidak bisa menahan sedikit rasa sebal yang dia rasakan, menyaksikan Harry yang berjalan seolah dia tidak peduli dengan dunia, dan Draco memasukkan tangannya lebih dalam ke saku.

Harry berhenti lagi, berhenti di luar rumah kecil di jalan bernama Wisteria Walk, menginterupsi pemikiran Draco tentang tingkah laku buruknya.

"Di sinilah kita."

***

Ketika Mrs Figg melihat mereka, berdiri dengan memar dan berdarah di depan pintunya, dia mengeluarkan suara antara pekikan dan rintihan, menyuruh mereka cepat-cepat masuk dan mengintip ke jalan di sekitar mereka.

"Dumbledore sangat mengkhawatirkan kalian berdua," ujarnya dengan suara kecilnya yang menciut, mendorong mereka berdua ke kursi di meja dapurnya dan menyediakan teh untuk mereka. Harry tidak bisa menahan tawa ketika dia melihat Draco menatap banyaknya kucing yang terpencar di mana-mana, terutama ketika salah satunya berusaha merangkak ke pangkuannya.

"Terima kasih banyak," ucap Harry lagi, menyesap tehnya; rasanya sangat tidak enak, tapi dia pikir akan tidak sopan untuk menolaknya. "Sungguh."

Mrs. Figg melambaikan ucapan terima kasih ini, mengambil salah satu kucingnya dan menepuknya sedikit sambil menatap ke luar jendela. Dia baru saja mengirim surat ke Dumbledore, dengan burung hantu yang tampak tua dan cukup lambat untuk menyaingi Errol. Harry pikir mereka mungkin akan di sini sebentar. Setelah stres selama dua hari terakhir, rasanya dia tidak keberatan duduk di dapur pengap Mrs. Figg untuk sejenak.

Reverberations | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang