Chapter 18

2.3K 388 61
                                    

Chapter 18


Keheningan mencekik; orang-orang itu berdiri, berjubah dan bertudung, membentuk lingkaran, tidak ada yang bersuara. Topeng mereka sesekali menangkap cahaya redup, berkilau halus. Cahayanya membuat topeng-topeng itu terlihat lebih menyeramkan, kilap tidak wajar yang berkilauan pada garis bentuk remang-remang.

Severus bertanya-tanya di mana mereka berada, memutar matanya sebaik mungkin di balik topengnya. Sihir yang memantrai Tanda Kegelapan itu rumit dan langka; sihir itu membawa orang yang memiliki Tanda Kegelapan ke mana pun Voldemort memanggil mereka, bertentangan dengan hukum Apparate biasa. Pangeran Kegelapan biasanya mengubah-ubah tempat pertemuannya, yang mana membuat itu lebih sulit bagi seorang tenaga mata-mata di antara barisannya untuk membocorkan lokasinya.

Ruangan tempat mereka berada sekarang tidak terlalu banyak ornamen daripada beberapa tempat pilihan Pangeran Kegelapan yang biasanya. Hanya ada satu bola lampu yang menyala di atas kepala, naungannya menerangi ruangan yang kosong dan kelam tersebut. Mungkin semacam gudang yang sudah tak terpakai; ruangannya besar, retakan-retakan di seluruh dinding, dan udaranya dingin. Severus melawan keinginan untuk menggigil.

Terkadang, Pangeran Kegelapan membuat para pengikutnya menunggu selama satu jam, membiarkan rasa takut dan paranoia menenggelamkannya di antara orang-orang yang berdiri setia padanya. Itu adalah taktik yang berhasil, pikir Severus. Berdiri sendirian dalam keheningan total bisa mengubah pikiranmu tak terkendali, terutama saat kau sedang menunggu kehadiran salah satu penyihir gelap terkuat sepanjang masa. Ketika Voldemort akhirnya benar-benar tiba, para Pelahap Maut lebih cenderung untuk tunduk di kakinya, berpegang pada setiap kata-katanya, dan menyatakan kesetiaan abadi mereka.

Severus berharap, untuk yang kesekian kalinya, bahwa ini tidak terjadi malam ini. Dia sangat gelisah setelah seluruh situasi dengan Potter dan Draco, belum lagi masalah baru-baru ini dengan si manusia serigala dan Albus... damn this! Apakah Pangeran Kegelapan tahu tentang Potter yang meninggalkan rumahnya? Dia mungkin memiliki mata-mata di sekitar rumah itu, dan jika iya maka dia akan kesal karena Snape tidak menyampaikan itu padanya lebih awal...

Menit demi menit berlalu, orang-orang dalam lingkaran itu tetap diam. Setelah waktu yang tak terhitung jumlahnya, letusan keras bergaung di seluruh ruangan.

Pangeran Kegelapan melangkah ke tengah lingkaran, jubah panjang berjela-jela di sekelilingnya. Dia berdiri di sana, mengawasi mereka semua dari matanya yang menyipit dan menyala dengan kebencian.

"Kulihat kalian semua telah tiba." Suara Voldemort terdengar dingin dan tenang, tetapi para pengikutnya bergantung pada setiap kata. Mereka membungkukkan badan dan menggumamkan "My Lord". Severus ikut bermain, membungkuk di depan pria yang meyakini dirinya adalah tuannya.

"Diam." Begitu kata itu keluar dari bibir Pangeran Kegelapan, orang-orang itu terdiam dan menegakkan tubuh, menunggu isyarat selanjutnya.

"Aku punya berita menarik," ujar Voldemort, sedikit senyum tanpa humor terlihat di bibirnya. Berita menarik itu bisa jadi baik atau buruk, Severus tahu. Ketika berita itu baik, Pangeran Kegelapan akan bersuka ria dalam kemenangan pencapaiannya, dan para Pelahap Mautnya akan memuji dia untuk itu. Ketika berita itu buruk, mereka sering mendapati diri mereka dihukum.

"Si manusia serigala Remus Lupin terbongkar sebagai mata-mata di salah satu kelompok manusia serigala kita. Kalian tahu kelompok ini adalah tempat berkumpulnya para calon abdi Pangeran Kegelapan," tutur Voldemort, menyebut dirinya sendiri dengan gelar yang disukainya. "Itu akan menjadi contoh yang bagus jika kita membunuh dia. Namun, tampaknya Dumbledore mengirim salah satu bonekanya ke sana untuk menyelamatkan anjing geladak itu..." Voldemort terdiam, memainkan tongkatnya dengan enteng.

Reverberations | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang