Jika memikirkan Irene, dua kata pertama yang muncul dibenak Seulgi adalah—
Biang onar.
Bersama dengan kumpulannya, Irene sering terlibat masalah dengan banyak kalangan siswa. Terutama mereka yang menapaki tangga atas rantai sosial di sekolah. Entah kenapa?
Seulgi tidak tahu, tetapi satu yang ia yakini—berdekatan dengan Irene akan membawanya pada masalah.
"Kenapa dia selalu menyeringai seperti itu? Kelihatan makin seram." Bisik Sooyoung pada Seulgi.
Seulgi sendiri sibuk melirik ke sekitar.
Ada yang janggal.
"Kenapa dia sendirian di sana?" Suho menyuarakan isi pikiran Seulgi.
Irene melangkah maju.
Ketiganya refleks melangkah mundur.
Irene yang melihatnya mendengus geli. Lalu melangkah kembali selangkah dan mereka bertiga kembali mundur.
Irene berkacak pinggang.
"Apa kita sedang bermain tarik-ulur?" Irene menggeleng, "bukan, maju-mundur?"
"Kami tidak bermain denganmu." Suho yang menjawab. Berdiri di depan bagai perisai bagi dua remaja putri dibelakangnya.
Irene cekikikan.
Ia kembali melangkah maju.
"Kalian menjalani hukuman dengan baik, kulihat." Mulai Irene, "apa Heechul membuatmu sulit?"
Ketiganya memutar mata.
Ada apa dengan orang-orang dan kata hukuman?
"Itu bukan urusanmu. Lagipula jika dipikir lagi, separuhnya juga karenamu kami begini." Sooyoung berucap tanpa disaring. Seulgi dan Suho beralih menatap Sooyoung kurang setuju.
Kenapa kau memancing?!
Irene menaikan sebelah alis, "oh, ya?"
Pandangan Seulgi dan Suho kembali pada Irene.
Lagi, Irene maju selangkah. Kedua tangannya dilipat kedepan.
"Jika kuingat lagi, kalian mungkin akan mendapat konsekuensi yang lebih besar jika bukan karena ku. Kau tidak menyadarinya?"
"Apa maksudmu?"
"Harus ku jelaskan?" Mata Irene beralih pada Seulgi. "Kalian mencoba mengintimidasi seseorang—tidak, dua orang dalam lingkup sekolah sekaligus. Pikirmu hukuman apa yang akan diberikan pihak sekolah jika sampai hal itu terbongkar?"
Seulgi menelan ludah. Begitupun Suho yang berdiri tegang ditengah.
"Kenapa harus kami yang dihukum? Jika itu terbongkar, maka Joohyun unnie dan pak Changmin yang akan menerima konsekuensi terberat." Sangkal Sooyoung. Gadis itu mulai terpancing emosinya. "Lagipula, itu seharusnya bukan menjadi sesuatu hal yang mengganggumu."
Irene tersenyum. Matanya masih menatap lekat monolid Seulgi.
"Seharusnya, begitu."
Seulgi mendelik heran dengan maksud Irene—terlebih dengan pandangan matanya yang aneh.
"Jangan mengganggu kami, bukannya urusan kita sudah selesai tempo hari?" Suho mengambil alih percakapan, mengalihkan fokus pembicaraan.
Irene menggeleng singkat.
"Jangan salah paham, aku tidak sedang mengganggu kalian. Aku juga punya urusan yang harus kuselesaikan disini. Apa itu jadi masalah?"
"Urusan ap—" tangan Seulgi bergerak cepat, membekap mulut Sooyoung yang kembali berulah.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Sendok Takar Paracetamol
FanfictionUntuk hatimu yang dilanda demam. Alternative title : the pursuit of happiness.