Bel pulang baru saja berbunyi. Seulgi secara kilat memasukkan semua barangnya ke dalam tas, ia gegas berdiri. Mengejutkan Sooyoung yang keheranan disebelahnya.
"Kenapa buru-buru? Mau kemana?"
"Aku ada urusan. Pulanglah lebih dulu!" Lalu berlari meninggalkan kelas.
"Sendiri? Kemana?"
Pertanyaan Sooyoung tidak sempat terjawab karena Seulgi sudah berlari keluar.
Sooyoung dengan kepala yang masih terasa berat karena mengantuk hanya bisa menatap bingung. Menggaruk kepalanya yang gatal, ia memutuskan melanjutkan kegiatannya memasukkan alat tulis miliknya lalu berjalan keluar kelas.
"Terserahlah, aku mau tidur saja."
-
Seulgom🐻
Aku akan mulai menjalankan rencana sekarang juga. Pulanglah lebih dulu bersama Sooyoung.Suho membaca pesan Seulgi sembari berjalan menuju gerbang sekolah. Mengantongi ponselnya kembali, pemuda itu menguap lebar.
"Ah, aku mengantuk."
Tidak lama terlihat Sooyoung yang keluar dari gedung utama, berjalan seperti zombie dengan wajah super kusut.
"Bergadang lagi?" Tanya Suho ketika gadis itu sudah dekat.
Sooyoung hanya mengangguk.
"Maraton?"
Sooyoung mengangguk lagi.
"Pantas saja. Wajahmu persis panda, jelek sekali."
Sooyoung hanya mendelik. Lewat tatapan meminta Suho untuk berhenti mengoceh.
"Oke, kita jemput mimpimu sekarang."
-
Seulgi memasuki restoran ayam goreng tempat ia mengintai kawanan Irene sebelumnya. Kali ini, tidak ingin melakukan kesalahan yang sama, ia memilih meja lebih ke sudut yang tidak terlalu kentara dari luar. Mencegah Irene untuk kembali memergokinya.
Ia memesan satu porsi ayam goreng dan dua kaleng cola.
Irene masih belum datang ke minimarket. Jam kerja paruh waktunya belum akan dimulai sampai sekitar setengah jam lagi. Seulgi sengaja datang lebih awal.
Terasa sedikit getaran dari saku seragamnya. Seulgi mengeluarkan ponselnya.
SuhoOppa.
Semoga berhasil!Seulgi membalas pesan singkat Suho lalu kembali memasukkan ponselnya.
Menunggu Irene dengan degup jantung yang mulai tak terkendali.
Semoga kali ini berhasil. Aku harus mengetahui di mana dia tinggal.
-
Irene terlihat sedang mengurusi pengunjung dibalik meja kasir. Seulgi menatap dengan wajah kusut.
Sekarang pukul 9 malam, ia sudah mengintai gadis itu lebih dari enam jam. Matanya mulai lelah.
"Mau sampai kapan kau di sana? Tidak mau pulang?"
Seulgi menoleh pada pemilik restoran yang melihatnya heran. Pak tua itu sejak tadi memerhatikannya; anak SMA yang memesan seporsi ayam goreng dan duduk di sana seperempat hari.
"Apa ada masalah di rumahmu?"
Seulgi tidak menjawab, hanya menguap lebar sembari menahan kantuk.
Irene terlihat berjalan pada salah satu rak makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Sendok Takar Paracetamol
FanfictionUntuk hatimu yang dilanda demam. Alternative title : the pursuit of happiness.