AH_22

2.9K 149 24
                                    

      Atta baru memasuki rumahnya setelah pulang dari kegiatannya hari ini. Baru memasuki kamarnya saat ponselnya berbunyi telepon dari Uminya.

"Halo, Assalamualaikum Umi."

"Walaikumsalam Ta. Lagi ngapain."

"Ini baru pulang Mi, tadi ada pekerjaan diluar,"Atta duduk di sofa setelah mengambil minuman dalam lemari es yang ada dikamarnya.

"Ada yang mau Umi omongin sama Atta."

"Iya Mi, ada apa?."

"Abi nyuruh Umi untuk menanyakan ini, kapan Atta mau menikahi Aurel."

"Menikah?,"tanya Atta.

"Umi juga sering dapet kabar dari adik-adik kalau mereka juga sering ketemu Aurel, hubungan kalian juga semakin dekat kata mereka."

"Atta masih mempersiapkan semua Mi, insyaallah nanti Atta akan bilang ke Umi kalau Atta sudah siap."

"Menikah itu bukan tentang kesiapan secara ekonomi Ta, Abi lebih khawatir saat melihat kedekatan kamu sama Aurel, Abi sama Umi takut itu akan jadi fitnah."

"Bukan hal mudah untuk meminang Aurel, Umi. Dia istimewa, putri kesayangan orang tuanya, mesti menikah adalah hal yang harus dipermudah tapi Atta selalu memikirkan perasaan keluarga Aurel."

"Maksut Atta?."

"Orang tua Aurel pasti mempunyai banyak impian tentang pernikahan putri sulung mereka, Atta juga ingin memberi kebahagian lebih untuk wanita yang Atta cintai Umi."

"Menurut kamu seperti itu."

"Iya, Aurel juga tidak akan mempersulit cara Atta mempersuntingnya tapi Atta sendiri yang merasa tak tau diri kalau hanya mengambil Aurel begitu saja. Bukannya Atta harus membuat mereka mempercayakan putri mereka untuk Atta jaga seumur hidup Atta."

"Alhamdulillah ternyata Umi nggak salah percaya sama kamu. Tetap jaga diri kamu, jaga juga nama baik wanita yang kamu cintai."

"Ya Mi, Insyaallah."

"Ingat Ta cintai dia karena Allah, tetap dekatkan diri dengan Allah. Insyaallah semua akan baik-baik saja."

"Amiin, Atta selalu minta doa ke Umi."

"Selalu Umi selalu doain anak-anak Umi terutama Atta. Kita jadi ketemu akhir bulan ini kan di Jepang?."

"Iya Mi, Insyaallah jadi, semua adik-adik juga ikut."

"Ya sudah, Umi harus laporan dulu sama Abi tentang jawaban kamu."

"Katakan yang baik-baik ya Mi sama Abi, sampaikan untuk tidak perlu khawatir."

"Iya .. hati-hati ya Nak, assalamualaikum."

"Walaikumsalam."

      Atta masih menatap layar ponselnya saat panggilan dari ibunya sudah berakhir. Atta mengerti sekali kekhawatiran orang tuanya. Apalagi ia memilih pasangan juga dari publik figur, berita tentang Atta dan Aurel akan terus bergulir mesti mereka tak ingin hubungan mereka jadi konsumsi publik, Atta sangat sadar itu. Semoga niat Atta dilancarkan. Bukan karena Atta tidak yakin dengan perasaannya pada Aurel yang menjadi sebab ia belum membicarakan pernikahan dengan gadis itu. Atta hanya ingin memberi Aurel lebih banyak waktu mengenalnya. Ia juga akan membuktikan pada orang tua Aurel bahwa ia adalah ornag yang tepat untuk mendampingi putri mereka.

    Atta akan membuat ini senatural mungkin tanpa terasa terburu-buru untuk keluarga Aurel. Tapi selain itu ia juga harus menjaga kepercayaan yang telah diberikan orang tuanya. Pendekatan yang terlalu lama dan banyaknya vidio kedekatan mereka yang beredar Atta tau itu tak sejalan dengan prinsip orang tuanya, tapi orang tuanya sudah mau menekan egonya untuk kebahagiaan Atta. Kelonggaran yang diberikan orang tuanya Atta tak akan menyia-nyiakan itu.

Teman tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang