AH_2

3.5K 163 10
                                    

       Mengatur kursi mobil yang ia duduki agar nyaman untuk ia berbaring Atta mencoba memejamkan matanya sejenak. Ia baru keluar dari rumah besar milik seorang musisi hebat Indonesia, Anang Hermansyah. Kali ini ia melakukan kolaborasi untuk youtube dengan anak sulung keluarga itu.

"Aurel aslinya cantik baget sumpah."

    Atta mendengar suara Randy, salah satu kameramennya.

"Iya bener, keluarganya baik banget lagi, Bunda Ashanty juga baik banget,"Andre yang duduk di samoing Atta yang juga kameramen tim Youtube nya juga ikut menimpali.

"Nggak nyangka ya keluarga artis terkenal seramah itu,"kata Eqy, editor Atta yang duduk dikursi belakang.

"Rumahnya juga ramai, saya pasti kerasan disana, kita juda disuguhin makanan enak terus,"Ale yang sibuk menyetir itu ikut berkomentar pria tinggi besar yang merupakan pengawal pribadi Atta itu tersenyum girang.

"Tiap hari gue juga ngasih Lo makan gratis Le, tapi nggak segitunya kalian muji gue,"kata Atta mengurungkan niat tidurnya.

     Semua memandang Atta aneh,"Lo kan cowok Ta, ngapain juga kita muji Lo,"kata Eqy yang dijawab tawa oleh seisi mobil.

     Di tim Atta memang selalu seperti ini tak pernah ada namanya pegawai dan Atasan. Atta selalu menganggao mereka keluarga dan teman kerja, karena itu kebanyakan timnya adalah orang yang sama yang sudah bekerja untuknya bertahun-tahun. Hal seperti itulah yqng diajarkan oleh orang tuanya.

"Devi Wa gue,"Randy menyela obrolan mereka,"Bang Atta matiin hape ya?,"kata Randy lagi menbacakan isi chat dari Devi, manager Atta.

"Aduh denger tu orang ngomel nanti puyeng pala gue, angkat buruan deh Ta,"kata Eqy. Devy adalah manager Atta, lebih singkatnya wanita itu baik itu adalah ibu dari semua yang kerja bersama Atta. Galak, bawel, tapi perhatian setengah mati.

"Bilang aja kita udah balik ke lokasi dia hubungi karena kita kabur dari lokasi syuting kan, ini juga belum mau mulai,"Atta kembali membaringkan tubuh lelahnya seperti biasa jadwalnya padat sejak pagi ia bahkan hanya bisa mencuri-curi waktu buat tidur.

     Membuka kembali ponselnya ia memilih mengabaikan pesan dari Devi lalu membuka IG. Entah karena apa ia mengetikan nama Aurel Hermansyah di kolom pencarian. Melihat foto-foto Aurel dengan teliti. Benar, Aurel adalah gadis cantik, Atta juga lebih menyukai Aurel dengan dandanan natural terlihat lebih cantik. Ia memutuskan untuk memncet tombol  follow pada akun Aurel. Kembali membuka story dan melihat IG story dari ibunya yang berpose mesra dengan sang Ayah.

     Atta tersenyum, sudah dua tahun Atta keluar dari rumah untuk hidup sendiri. Meski ia masih sering berkunjung tapi pertemuan mereka tan seintens dulu karena banyaknya jadwal Atta, ia tiba-tiba rindu keduanya. Tapi Atta harus kuat, ini pilihan hidupnya. Ayahnya selalu mengatakan agar ia bertanggung jawab dengan pilihan yang telah ia ambil, ia tak boleh mengerjakan sesuatu dengan setengah-setengah.

    Sejak kecil Atta sudah terbiasa berjuang. Bukan hal yang mudah agar ia berada dititik ini. Ia mengetikan sesuatu untuk koment di status Ibunya.

"Miss, Umi Abi."

    Ia memutuskan untuk keluar dari IG saat ponselnya berbunyi panggilan dari ibunya.

"Assalamualaikum Umi,"jawab Atta.

"Walaikum salam, Atta dimana? Udah sholat magrib?."

"Udah, Atta lagi di mobil mau balik ke lokasi syuting barusan ini bikin konten."

"Syutingnya lancar, bikin konten dimana?"

"Dirumahnya Om Anang bikin konten sama Aurel."

"Masyaallah, alhamdulillah. Keluarga yang baik banget ya, anak-anaknya manis dan sopan. Kemaren bahakn Umi dikirimi banyak makanan dari Bunda Ashanty."

"Oh iya baik, Umi kemaren baru dari sana ya."

"Anak Umi udah mau ulang tahun, udah dua puluh lima tahun, kapan mikir cari jodohnya. Di ulang tahun kali ini bawa calon kerumah ya Atta. Jangan lupa makan dan istirahat. Bye, Umi mau temenin Abi makan malam hari ini, bye Sayang Assalamualaikum."

"Doain aja Umi, iya, Atta nggak lupa makan, iya Mi, Walaikumsalam."

    Atta tersenyum kecil, lagi-laginya ibunya mengatakan hal yang sama tentang jodoh, sementara pikiran Atta masih jauh dari itu. Pengalaman Atta dengan wanita yang tak begitu baik membuatnya tak lagi sibuk memikirkan soal pernikahan, padahal sejak pertama permintaan ibunya untuk menikah muda suda disampaikan padanya. Atta pun juga tak menolak soal itu di keluarganya tak menganut gaya berpacaran kalau memang sudah dekat, saling mengenal ia akan menikahi gadis yang ia cintai tapi tidak sekarang ia masih disibukan dengan perkerjaan-pekerjaan. Belum ada seorang gadis pun yang menarik hatinya.


Jang Nara

Teman tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang