AH_33

3.2K 156 30
                                    

   Menjadi sutradara dan seorang pembuat film adalah salah satu impian terbesar Atta selama ini. Ia mempersiapkan filmnya ini berbulan-bulan hingga akhirnya bisa mulai melaksanakan syuting di awal bulan ini. Selain membuat konten youtube setiap harinya ia disibukan dengan persiapan-persiapan lain untuk filmnya. Atta juga membantu penulis dan menyumbang ide cerita untuk film pertamanya kali ini.

"Gimana sama Aurel Ta?,"tanya Pak Jarwo salah satu produser di filmnya. Mereka baru saja selesai meeting di ruman Atta hari ini dengan beberapa kru lain.

       Syuting sudah akan dimulai satu bulan lagi, mereka sudah menemukan hampir semua pemain tapi Atta belum bisa menyakinkan Aurel untuk ikut bermain dalam filmnya dan ia termasuk berani karena telah menciptakan karakter untuk Aurel sebelum gadis itu setuju untuk bergabung.

"Pak de tenang aja nanti aku bilang ke dia,"kata Atta.

"Kamu bahkan udah nyiapin karakter untuk Aurel. Dia salah satu pemain utama, kalau dia nolak dan kamu nggak mau orang lain memerankan karakter dia itu bakal mengubah jalan cerita."

      Atta terus terang juga memikirkan tentang itu Aurel sangat susah diyakinkan untuk bemain film. Gadis itu mengatakan akan melakukan apapun untuk Atta selain bermain film.

"Nggak ada yang berubah, Aku bakal bawa Aurel untuk syuting film ini satu bulan lagi."

"Setidaknya kamu bawa dia untuk reading terakhir kita minggu ini, semua pemain sudah ikut selain Aurel."

"Iya."

"Bang,"Atta menoleh kearah Panji yang memanggilnya. "Kak Loli kirimin makan siang untuk orang-orang."

"Oh ya udah suruh makan semua, pak De makan dulu,"kata Atta pada Jarwo yang mengangguk.

"Panji."

"Iya bang."

"Ponsel gue sama Lo ya."

"Ya."

"Sini aku mau nelpon sebentar."

    Panji mengambil ponsel Atta yang selalu berada dalam tasnya dan memberikan pada bosnya itu yang segera menelepon Aurel.

                      ********

          Selesai menghubungi kurir yang mengirim makanan kerumah Atta, Aurel kembali ke lantai tiga Lumiere masuk keruangan dimana bunda dan adik-adiknya sedang menonton televisi.

"Sudah diperiksa semua Kak,"tanya Bunda Ashanty saat Aurel duduk disebelahnya ia menyuruh putrinya itu untuk memeriksa barang dari suplier.

"Udah bun."

"Kenapa lemes begini, ada masalah?,"tanya Ashanty.

    Aurel menatap Ashanty sebelum mulai berbicara,"bunda pikir Loly harus terima tawaram maen film dari Atta nggak?,"tanya Aurel.

"Ya terima dong, ini bagus untuk kamu."

"Tapi Loly kan nggak bisa akting Bun,"kata Aurel.

        Ia pernah bermain film tiga tahun yang lalu dan saat ia melihat tayangannya Aurel sangat kecewa dengan aktingnya, sejak saat itu ia memutuskan tak ingin main film lagi.

"Siapa bilang, kenapa nggak mau nyoba dulu. Tiga tahun yang lalu kamu kan belum ada pengalaman sama sekali. Apalagi sekarang kamu syutingnya sama Atta pasti lebih beda,"kata bunda Ashanty.

"Karena ini film Atta aku makin khawatir bun, gimana kalau aku ngehancurin karya dia kali ini. Atta berharap banget sama film ini. Dia berusaha keras bahkan hampir satu tahun untuk buat ini,"kata Aurel.

Teman tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang