AH_56

2.2K 200 122
                                    

Iftinazhr part kali ini spesial khusus aku tulis buat kamu ..yang setia ngikutin, bahkan ngingetin author buat update kalau-kalau author gemblung ini udah terlalu keblinger dengan dunia kenyataan yang kadang menyesakan dan menyita banyak waktu .. terimakasih sayangg ..untuk dukungannya.. terimakasih buat yang terus komen dari part awal sampai ke 56 ini. Aku terharuu bangett karena sambutannya selalu positif padahal ceritanya jauh dari sempurna .. terimaksihh ya semuah .. sayang kaliann ... Big hug luv luv... Happy reading ...

      

        Dengan langkah tergesa Aurel menuju lapangan futsal yang ada di seberang jalan, untuk mengambil sepatu Atta. Badannya sudah tak enak sejak pagi, tapi karena Aurel sudah terbiasa dengan tubuhnya yang biasa demam lalu sembuh dengan cepat ia mengabaikan demamnya itu. Sakit lambungnya yang melilit dari kemarin juga Aurel anggap sebagai pengaruh karena kebanyakan minum kopi.

     Memastikan jalanan sepi Aurel mulai menyeberang untuk segera mengambil sepatu Atta dan bisa menyelesaikan makan malamnya, ia tak makan sejak pagi, selain roti yang diberikan Tante Vida sebelum syuting pagi tadi di mobil.

"Lolyyyy!!."

   Aurel jelas mendengar suara teriakan Ebil yang ada di tepi jalan, tapi terlambat saat ia menoleh ke arah kanan sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak tubuhnya hingga Aurel terangkat beberapa jengkal dari tanah. Semua terasa mimpi saat tubuhnya terpelanting di tanah. Ia merasakan pusing yang luar biasa. Menyadari banyak orang mengerubungi tubuhnya.

"Sayang!!!,"suara Atta yang pertama kali ia dengar, Disusul dengan teriakan dari adiknya Jiel.

"Buka mata Sayang aku mohon!!,"suara mengiba Atta dengan jelas bisa Aurel dengar ia juga tak ingin memejamkan matanya tapi pening di kepalanya semakin terasa, seluruh badannya kesakitan. Ia tak bisa bertahan untuk terjaga.

"Maaf Sayang,"kata Aurel lemah matanya benar-benar terpejam ia tak merasakan apapun setelah itu.

                        _____________

"Sayang!!!,"Atta berjongkok untuk menopang tubuh Aurel. Darah segar dari tubuh dan kepala Aurel membasahi kaus putih Atta tapi pria itu tak memperdulikannya.

"Panggil Ambulans,"Jiel dan Tariq panik, semua orang mengerubungi Aurel.

"Buka mata Sayang, aku mohon,"Atta ketakutan saat Aurel tak menjawab panggilannya, gadis itu setengah sadar.

"Maaf Sayang!!."

     Atta semakin panik saat mendengar suara lirih Aurel meminta maaf padanya, ia melihat Aurel menutup matanya. Dengan ketakutan Atta segera mengangkat tubuh Aurel.

"Siapin mobil !!!,"teriak Atta ia berharap ini hanya mimpi. Tuhan, ia tak ingin gadis yang terluka di gendongannya ini mengalami hal buruk. Tuhan, ia sangat mencintai Aurel, ia tak sanggup melihat gadis ini terluka.

                            __________

      Tariq dan Ebil saling berpandangan saat melihat Atta yang terduduk lemah di lantai dingin rumah sakit didepan ruang IGD tempat para Dokter memberi pertolongan pada Aurel saat mereka membawa Aurel kerumah sakit. Bujukan Tariq untuk meminta abangnya itu duduk di atas tak di dengarkan pria itu.

     Atta merasa kakinya lemas saat ia berhasil membawa Aurel kerumah sakit, tubuhnya ambruk terduduk di lantai rumah sakit, tak memperdulikan kausnya yang penuh dengan darah. Sudah hampir dua jam tapi tidak ada satupun yang keluar dari ruangan tempat Atta membawa masuk Aurel.

Teman tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang