Assalamualaikum....
Aku mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya:) semoga ibadah puasa kita menjadi berkah dan mendatangkan pahala, Aamiin...
Happy reading and sorry for typo
E R S Y A
Ersya berdecak kesal, memilih untuk mendudukan dirinya di sofa yang tersedia. Sekarang ia ada di salah satu toko fashion di dalam mall ini. Tentunya dengan seretan keempat perempuan itu.
Menatap malas keempat perempuan itu yang sibuk memilah-milih pakaian. Lanyas perannya, apa? Rasanya Ersya ingin sekali mengabsen seluruh penghuni zoo.
"Sya, sini!"
Dengan malas Ersya mendekati tempat bundanya. "Ada apa, bun?"
"Ini, kamu coba ya!" Titah Gladis memberikan kemeja kotak-kotak kecil hitam putih.
"Sekarang?"
"Ya sekarang dong sayang, masa iya besok!"
Ersya mengangguk, lantas masuk ke dalam tirai untuk mencoba kemeja yang diberikan bundanya. Setelah selesai memakainya tanpa dikancing, Ersya menyingkap tirainya yang membuatnya malag terkejut. Bundanya dengan beberapa pakain di tangannya berdiri di depan tirai.
"Bunda! Kan bisa jangan di depan tirai."
"Suka-suka bunda dong."
"Wah. Ini bagus pas banget sama tubuh kamu. Coba dikancing!" Gladis mengancingkan kemeja yang dipakai Ersya.
Ersya sendiri hanya diam, membiarkan bundanya berkutat dengan kancing kemejanya.
"Ih! Ini kekecilan kalo dikancing. Tuh lihat perut kotak kamu keliatan!"
Ersya menatap kemejanya yang telah dikancing. Memang benar sih ada kotak-kotak di bagian perutnyabyang tercetak jelas.
"Ganti ukuran aja deh."
"Sekarang kamu coba yang ini, oke?"
Hanya menganggukkan kepalanya, Ersya melepas kemejanya, memberikan kepada bundanya, dan kembali masuk di balik tirai.
Selesai. Ersya menyibak kembali tirai itu dan disambut dengan wajah bundanya yang sudah stand bye di depan tirai.
"Bunda, itu ada sofa kenapa nggak duduk aja sih?"
"Suka-suka dong." jawab Gladis yang membuat Ersya hanya bisa menghela napas sabar.
"Ini kamu coba setelan ini!"
"Yang baju-baju aja bun, males kalo buka celana."
Ya, bagaimana tidak malas. Ia memaai celana jins, dan kalian pasti taulah jika memakai celana jins itu perlu perjuangan. Meskipun jins yamg dipakainya tidak ketat, tapi ya tetap saja menyusahkan.
"Ih, ini coba aja! Bunda bantuin deh."
Sontak bola mata Ersya melotot, tidak di rumah atau di umum, bundanya ini tidak tau situasi.
"Nanti aja cobanya di rumah," kata Ersya dengan santai.
"Nggak! Kalo dirumah nggak cococok gimana?! Rugi dong."
"Kan bunda kayak, banyak duit!"
"Kamu kok ngejawab mulu sih?! Ayo sini masuk! Bunda yang bantuin kamu coba baju ini."
Tubuh Ersya didorong masuk ke balik tirai. Ersya tidak bisa berhenti atau pun berteriak, karena dorongan bundanya itu secara mendadak.
"Eh, bunda apa-apaan sih?!
Ersya menghentikan tangn bundanya yang hendak membuka baju yang dipakainya.
"Bunda mau bantuin kamu coba baju yang ini!"
"Nggak perlu dibantuin bunda!"
"Katanya tadi kamu males! Ya udah bunda mau bantuin kok malah nggak mau?!"
Haduh! Kepala Ersya rasanya ingin pecah. Bukan itu maksudnya, masak ia mau digantikan bajunya oleh sang bunda di tirai toko.
"Oke! Sya ganti sendiri."
"Beneran? Bisa?!" Gladis memincingkan matanya.
"Bisa bunda! Bisa!"
Gladis tangannya dari baju Ersya,"Oke. Bunda tunggu!"
Akhirnya, Ersta bisa bernapas lega. Semiga saja tidak ada yang melihat kejadian tadi. Jika ada? Ah, entah berapa tingkat malunya nanti.
Ersya pun memutuskan untuk segera berganti. Setelah selesai ia keluar dengan setelan baku dan celana yang warnanya senada, hitam. Semacam baju untuk olahraga tapi juga bisa untuk hang out.
"Wah anak bunda ganteng banget!"
"Aish! Sakit bunda." Kesal Ersya karena bundanya mencubit kedua pipinya.
"Oke, fiks ini cocok pake banget. Sekarang kamu ganti bajunya!"
"Males bun, baru ini sekesai ganti,suruh ganti lagi."
"Kita mau makan soalnya."
"Tap--"
"Udah sana! Nggak perlu banyak alasan!" sarkas Feris yang membuat Ersya bertambah dongkol.
Tiga jam kemudian Ersya selesai dengan semuanya. Ya semuanya, urusan keempat perempuan itu yang melibatkan dirinya. Ada sekitar lima paper bag yang berisi barang-barang yang dibelu untuknya.
Belum lagi belanjaan yang lainnnya, tidak biaa didefinisikan. Rasa-rasanya Ersya ingin menenggelamkan dirinya saja di lautan, mengingat betapa malunya ia selama di mall.
"Kita pulang?" tanya Manda.
"Kayaknya seru kalo pantai!" seru Amel.
"Bener banget! Mama jyga mau berhemur ah."
"Bunda juga udah lama nggak ke pantai."
"Sya nggak ikut!"
Semua atensi beralih menatap Ersya.
"Kenapa?" tanya Gladis.
"Ngantuk."
"Oh, baby boy bunda ngantuk ,ya?" Galdis mengusap surai Ersya dengan sayang.
"Bunda nggak ikut deh, kalian aja. Bunda mau nemenin kedayangan bunda tidur!"
"Kalo gitu nggak jadi!" sahur Feris yang diangguki Amel dan Manda.
"Kalian ke pantai aja, Sya biaa pulang sendiri kok."
"Nggak boy! Nanti kalo ada yang macam-macam sama kamu gimana?!"
"Sya kasih jenis-jenis!"
"Sya kesayangan bunda, jngan bercanda,udah ayo kita pulang cus otw tempat bobo!" Gladis mengecup pipi Ersya yang dibalas dengusan kesal oleh empunya.
"Jangan dicium!"
Bintangnya ya Mateman:')
Nggak tau ya ini aku nulis apa huhu
KAMU SEDANG MEMBACA
E R S Y A✅ (SEGERA TERBIT)
Teen FictionBebas. Satu kata yang selalu didambakan Ersya dari dulu. Tinggal satu atap dengan empat perempuan yang ia sayangi tidaklah membuatnya merasakan apa itu kebebasan. Tidak boleh itu, dilarang ini, jangan begitu. Semua sudah ada aturan dan hukumannya, s...