BAIK-BAIK SAJA (End)

3.8K 259 32
                                    

Ersya sama sekali tidak pernah menyangka ia akan berada di tempat ini. Tempat di mana orang-orang dirawat dengan harapan sembuh. Tempat di mana seperti ia menemukam sisi lain dari dunianya.

Suara-suara yang berbicara tanpa lawannya, teriakan riang bahkan kesakitan pun ikut beradu terdengar. Berlarian saling kejar dengan perawat, sampai benda-benda dijadikan mereka sebagai teman bicara.

Rumah Sakit Jiwa Karlina

Di tempat inilah, mereka membawa Ersya untuk tanyanya kemarin lusa. Ersya sama sekali tidak tau apa yang akan ditunjukan padanya. Yang jelas hatinya merasa sangat gelisah dan sedikit takut.

"Ini ruang rawatnya, mohon maaf kami tidak bisa mengizinkan penjengguk untuk mendekat, karena resikonya sangat besar bagi pasien yang baru saja ditenangkan," jelas perawat yang tadi memandu mereka untuk sampai di depan ruang rawat berjendela kaca lengkap dengan tralis besinya.

Kiandra mengangguk,"Terima kasih, sus."

"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu. Nanti ada rekan saya yang akan kemari," ucap perawat itu sebelum akhirnya meninggalkan mereka yang masih mematung terutama Ersya.

"Sya?" panggil Kiandra.

"B-bunda?" Ersya menatap wanita yang tengah berbaring di dalam ruangan itu. Kedua tangannya diikat di sisi ranjang, begitu juga dengan kedua kakinya. Separah itukah?

Ersya sama sekali tidak menyangka akan melihat kondisi bundanya yang seperti ini. Menyakitkan, sungguh. Seburuk apapun kesalahan yang pernah bundanya perbuat, ia tetap wanita yang telah berjasa merawatnya selama ini.

Saat ia kembali fokus menatap bundanya yang masih terbaring tenang, tiba-tiba kedua mata Gladis terbuka perlahan. Wanita itu menatap langit-langit kamar rawatnya, pandangannya kosong dan tidak memiliki binar sedikit pun.

"ERSYA...HAHAH ANAK BUNDA...ERsya...anak bunda...hiks...hiks...HAHAH...Bunda sayang Sya hiks...hiks..."

Denyut jantung Ersya terasa nyeri saat ia menyaksikan secara langsung di depan matanya, bagaimana bundanya yang berteriak memanggil namanya namun dengan pandangan tak berarti.

"KALIAN SEMUA KAPARAT! BERANI MENGAMBIL SYA DARIKU! SYA ITU ANAKKU, ASAL KALIAN TAU! HAHAH.....Sya anakku, dia anakku...hiks...anakku yang terlahir kembali....hiks...Ersya anak bunda..."

"Bunda Gladis sakit, jadi harus dirawat dulu biar sembuh. Sya doain bunda, ya, biar bunda bisa kumpul sama kita lagi," ucap Feris sembari menatap Gladis yang masih menjerit di dalam ruangan.

"Sampai kapan?" tanya Ersya yang berhasil mengalihkam atensi semuanya kepadanya.

"Ini salah, Sya, ma. Seharusnya Sya nurut sama bunda, seharusnya Sya diam apa kata bunda, dan Sya seharusnya ngertiin bunda, mungkin bunda nggak akan seperti ini."

"Ini bukan salah kamu, Sya! Dia memang sudah sakit sejak lama," ucap Kiandra dengan tegas, ia jelas tidak suka adiknya menyalahkan dirinya sendiri.

"Sya yang salah!"

"Sya, apa yang dikatakan om itu bener. Bunda udah sakit sejak lama, dan sekarang bunda sedang diobati biar sembuh." jelas Amel yang ikut prihatin karena Ersya malah menyalahkan dirinya sendiri.

Ersya menangis dalam diam, hati kecilnya berkata ini adalah salahnya. Salahnya karena tidak bisa menjaga wanita yang telah lama merawatnya. Air mata Ersya rebas begitu saja, seperti ada ribuan belati yang menikam relungnya saat melihat kedua mata milik wanita yang tengah berbaring itu terpejam.

Kiandra melihat adiknya menangis pun merasa kasian. Ia meraih kedua bahu Ersya, memposisikan agar ia berhadapan dengan adiknya.

"Dengarkan, hyung. Kamu nggak salah, bunda memang sudah sakit, nggak seharusnya Sya menyalahkan diri Sya seperti ini."

"T-tapi bunda?"

"Bunda akan sembuh, dia akan sembuh dari sakitnya."

"Kapan?"

Kiandra tersenyum teduh,"Kita semua tidak ada yang tau, tapi kita tetap harus berdoa agar bunda cepat sembuh."

"Sya harus ingat, Sya punya hyung. Bukankah kita sudah bejanji untuk membuat cerita baru?"

Benar. Ia punya saudara kandung yang belum pernah bertukar kasih dan sayang dengannya. Saudara yang telah lama berpisah.

"Kita buka halaman baru, lembar baru, dengan cerita yang baru. Kemarin adalah halaman lama yang sudah terlewat, jangan menyesali apalagi bersusah payah menyalahkan diri. Ini semua adalah rencana Tuhan, jadi Ersya jangan menyalahkan diri sendiri." jelas Kiandra yang membuat Ersya terdiam.

"Kamu bisa ke sini kapan aja, Sya," ucap Amel sembari menepuk bahu Ersya.

Ersya menatap Amel yang juga tengah menatapnya, ia menelisik netra milik kakaknya itu. Ketulusan dan rasa bersalah dapat ia tangkap dari pancar netra kakaknya. Lantas ia beralih pada Manda, kakaknya itu tampak tak menunjukam raut apapun, tapi sangat berbeda dengan netranya yang penuh akan keyakinan bahwa semuanya akan baik-bak saja. Ersya bergulir menatap mamanya, wanita yang selama ini merawatnya selain bunda Gladis. Sosok yang juga telah andil dalam hidupnya selama ini, memberi banyak kasih dan sayang tiada akhir.

Mereka bertiga menatap Ersya dengan ketulusan masing-masing, seakan meyakinkan Ersya bahwa semua akan terlewat dengan baik.

Sementara Ersya masih terdiam, ia menatap ketiganya dengan haru. Lantas ia menatap Kiandra yang berdiri di samping sambil mengulurkan tangan ke arahnya.

Sekali lagi Ersya menatap ketiganya yang memberikan senyum ketulusan dan keikhlasan. Ersya ikut tersenyum, ia juga meyakinkan pada mereka bahwa ia telah baik karena mereka juga.

Ersya menatap Kiandra, ia menatap tangan hyung-nya itu yang masih kosong. Perlahan Ersya menerima uluran itu, menyatukan dua tangan untuk saling menggenggam.

Kiandra langsung memeluk Ersya saat uluran tangannya diterima dengan baik.

"Semua akan baik-baik saja, bunda, mama, Amel, Manda, kita, dan semua," ucap Kiandra pelan di samping telinga Ersya sembari mengusap surai adiknya itu.

Ersya mengangguk dalam peluk Kiandra, ia tidak pernah menyangka kisah hidupnya akan seperti ini. Ia tidak akan menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada bunda.

Semua akan baik-baik saja saat kita mensyukuri atas semua karunia-Nya.

End

Hai semua..

Ini adalah akhir dari story Ersya yak, maaf kalau tidak memuaskan dan tidak seperti ekspetasi kalian. Aku udah berusaha agar cerita ini tamat dengan baik.

Dan ending seperti ini memang udah terpikir saat pertama aku bikin ini cerita.

Aku ucapin makasih buat kalian semua, makasih udah semangatin aku selama ini. Dan maaf kadang aku suka lama ga up dan berakhir bikin kalian nunggu lama.

Dari cerita ini kalian ambil sisi baiknya aja yak, sisi buruknya jangan wkwk

Sekali lagi makasih and love you all

Pay pay

Jumpa lagi di story aku yg lain:)

Sorry for typo

E R S Y A✅ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang