Assalamualaikum...
Kalian nungguin Ersya up nggak,nih? Jawab yak, gak jawab ya udah😂 tapi jawab aja lah:v harus jujur
Happy reading zeyeng and sorry for typo
Dengan wajah masamnya, Ersya menuruni anak tangga. Dalam hati sudah banyak membatin dan mengumpat. Inilah yang dirinya tidak suka dari sikap keluarganya, terlalu overprotective yang jatuhnya di mata Ersya lebay.
Setelah sampai di meja makan, Ersya langsung duduk di samping kakaknya. Bukan kakak sepupunya yang tadi, melainkan kakak kandungnya. Jika kakak sepupunya duduk di depannya yang mata tajam yang tak henti-henti mengintimidasinya.
"Ck. Udah sih Kak Manda, jangan natap Sya kayak gitu! "
"Kamu nakal! "
"Nggak tuh. " Acuh Ersya sambil mengambil secentok nasi goreng. Tapi baru saja tangannya beraksi, gerakannya terhenti saat centong itu direbut.
"Biar mama yang ambilkan. " Feris mengambil alih piring yang dipegang Ersya.
"Sya bisa sendiri ma, " kata Ersya sambil berdecak kesal. Pasalnya untuk mengambil secentong nasi saja dirinya tidak boleh oleh sang Mama-ibu Amanda-
"Nggak boy, mama bisa ambilkan buat kamu. Nih makan yang banyak, " Kata Feris meletakan piring berisi nasi goreng ke hadapan Ersya.
"Terserah. " Ersya memakan nasi gorengnya.
"Mulai sekarang PSV kamu bunda sita. "
Ersya menatap bundanya, "Kok di sita? "
"Ya siapa suruh kamu begadang cuma buat main PSV. "
"Ya jangan disitalah bun. " Ersya menghentikan kunyahannya.
"Nggak. "
"Bunda? "
"Nggak. "
Tak
Ersya meletakan sendoknya dengan kasar di atas piring. Napsu makannya menguar sudah, mood nya yang sudah rusak tambah rusak.
"Makan!" titah perempuan yang ada di samping Ersya, Amelia Granetha. Kakak kandung Ersya.
"Udah kenyang. " Ersya bangkit dari duduknya sambil memakai tasnya di bahu kanan. Saat hendak melangkah, tangannya di cekal.
"Duduk," kata Amel dengan nada dingin.
"Udah kenyang, Kak! "
"Duduk!"
"Nggak, Sya mau berangkat. "
"ERSYA! "
Ersya menatap malas bundanya, "Kenapa? "
"Duduk! "
"Sya udah kenyang bunda, " kata Ersya dengan nada sabarnya.
"Duduk dan lanjutkan sarapanmu!"
"Nggak. "
Saat Ersya kembali hendak melangkah, bahunya ditarik dan didudukan secara paksa oleh Amel.
"Sya udah kenyang bunda. " Ersya menatap malas bundanya.
"Kamu tuh harus dikasarin dulu baru mau nurut?! " Manda menatap tajam Ersya.
Sementra itu Ersya menatap ke arah lain.
"Tapi Sya udah kenyang, " ucap Ersya pelan.
"Kenyang?! Kamu baru makan dua suap, kamu bilang kenyang?! " Feris ikut menatap tajam Ersya.
KAMU SEDANG MEMBACA
E R S Y A✅ (SEGERA TERBIT)
Fiksi RemajaBebas. Satu kata yang selalu didambakan Ersya dari dulu. Tinggal satu atap dengan empat perempuan yang ia sayangi tidaklah membuatnya merasakan apa itu kebebasan. Tidak boleh itu, dilarang ini, jangan begitu. Semua sudah ada aturan dan hukumannya, s...