Assalamualaikum
Happy reading and sorry for typo
E R S Y A
"Denger ya Sya! Kamu nggak boleh genjen sama cewek, jangan makan sembarangan, jangan pulang sebelum bunda jemput, jangan coba-coba untuk kabur! Karena semalam kamu belum mendapatkan apa-apa, 'kan?"
"Jadi pulang nanti, kamu tau akibatnya!" Tambah Feris menatap tajam Ersya.
Entah sudah berapa kali mamanya mengulang kalimat yang sama. Jangan ini, jangan itu, jangan begitu, dan bla bla bla. Dan pahitnya, pulang sekolah nanti ia harus menanggung semua masalah yang sudah diperbuatnya tadi malam.
Eits. Jangan pikir Ersya akan dimaafkan begitu saja setelah berhasil membuat empat singa betina kembali pada fase liarnya, hanya karrna mulut laknatnya yang taknbisa dikontrol. Tak akan mudah bagi Ersya lolos nantinya.
"Denger?!"
"Eh, iya denger. Denger kok mama."
Ersya terlaku fokus memandang keluar jendela mobil. Memandang lalu lalang para murid yang masuk ke gerbang sekolah. Ya, memang lima belas menit yang lalu mobil yang ditumpanginya sudah sampai di depan sekolah. Akan tetapi, ia harus rela telinganya mendengar ceramah larikan kalimat yang terulang sejak perjalanan.
"Ya udah sana masuk! Kak Amel katanya udah sampai di kelas kamu."
"Ngapain di kelas Sya?"
"Kamu tadi belum sarapan, 'kan?" tanya Feris yang diangguki Ersya.
"Kamu nanti makan sarapannya di kelas!"
Ersya hanya mendengus,"Ya udah. Sya masuk dulu ya, ma?"
"Iya, eits!" cegah Feris mencekal lengan kanan Ersya.
"Kenapa lagi ma? Mama mau ingetin Sya, jangan pulang sebel--"
"Bukan itu!"
"Terus?"
Dahi Ersya mengernyit kala mamanya menunjuk pipinya dengan jari telunjuk. Ia juga menaikan satu alisnya, bingung dengan kode mamanya yang kelewat membingungkan baginya.
"Ish! Nggak peka. Cium dong pipi mama, masa lupa?!"
Ersya membuang napasnya kesal,"Ma Sya ini udah besar. Udah ramaja masak iya masih cipika-cipiki sama induknya!"
"Kamu mau samain mama sama hewan?! Sekata kamu panggil mama induk!"
"Aws.. Sakit ma!" Ringis Ersya saat telinganya di tarik dengan kasar oleh mamanya.
"Sya minta maaf ma, maaf..." Ersya menagkupkan kedua tangannya, pose memohon.
"Nggak dimaafin! Tunggu aja nanti di rumah."
"KELUAR!"
Ersya mengelus dadanya dengan sabar. Dosa apa dirinya harus menghadapi menusia sejenis ini yang sayangnya adalah mamanya.
Memilih mengalah, Ersha turun dari mobil. Hendak memberi wejangan 'hati-hati di jalan ma'. Tapi tak keburu karena mobil mamanya itu langsung melaju sekencang angin.
Ersya hanya bisa membasahi bibirnya untuk mengurangi rasa gelisahnya. Tidak tahu apa yang akan terjadi nanti saat dirinya pulang sekolah. Rasanya Ersya ingin berpindah alam dulu untuk menghindar dari mara bahaya yang akan menjemputnya nanti.
Saat hendak melangkahkan kakinya untuk memasuki gerbang sekolah. Satu suara berhasil menghentikan pergerakannya.
"Ersya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
E R S Y A✅ (SEGERA TERBIT)
Novela JuvenilBebas. Satu kata yang selalu didambakan Ersya dari dulu. Tinggal satu atap dengan empat perempuan yang ia sayangi tidaklah membuatnya merasakan apa itu kebebasan. Tidak boleh itu, dilarang ini, jangan begitu. Semua sudah ada aturan dan hukumannya, s...