BACK TO SCHOOL

2.6K 231 13
                                    

Assalamualaikum...

Aku comeback....:) maapin ya dah lama gak up:(

Happy reading and sorry for typo

E R S Y A

Setelah tiga hari badrest di rumah, akhirnya Ersya bisa kembali berangkat ke sekolah meski masih harus menggunakan arm sling agar lengan kanannya tak banyak bergeser.

Selama tiga hari itu pula, jangan ditanya apa yang dirasakannya. Bosan. Satu kata itu sangat cocok untuk tiga hari yang lalu.

Ia benar-benar dijaga ketat di atas ranjang, bahkan untuk ke kamar mandi saja ia dilarang. Berakhirlah dirinya yang memakai diaper meski sangat terpaksa. Ingat, TERPAKSA.

Saat ini  Ersya tengah disuapi bundanya di jok belakan mobil. Karena ia sendiri yang menolak untuk. Sarapan karena jam sudah meunjukan pukul enam lewat empat puluh lima. Berakhirlah dirinya yang berangkat meggunakan mobil yanh dikemudikan Feris. Di samping Feris ada Amel yang sibuk dengan pibselnya. Jangan lupakan di samping kirinya ada Manda yang senantiasa asik bermain dengan jari-jati tangan yang digeganggam oleh kakak sepupunya itu.

"Kenyang."

"Satu lagi, ya?" tanya Gladis yang mendapat gelengan dari Ersya.

"Udah kenyang bunda."

"Hmm, ya udah sekarang minum vitamin."

Ersya meminum vitaminnya dengan bantuan air putih. Setelahnya ia menyandar pada sandaran kursi mobil. Sekedar merileksasikan punggungnya yang seakan ingin kembali rebahan.

"Sya ingat pesan bunda, 'kan?"

Ersya merotasikan bola matanya, jelas ajaa ia sangat ingat. Karena sudah lebih daridua puluh kali bundanya mengingat berbagai macam aturan.

"Ingat juga,nanti jangan keluar dari kelas sebelum Kak Amel datang buat jemput kamu!" petuah  Manda yang hanya mendapat anggukan malas dari Ersya.

"Terus tadi mama udah siapin makan siang lho, ada sama Kak Amel," ucap Feris yang bertambah membuat Ersya geram.

Ersya berpikir ia sudah remaja, seharusnya keluarganya tidak perlu berlebihan seperti ini. Meski atas nama kasih sayang, tetap saja akan mengganggu tumbuh kembang remajanya. Ia juga ingin ini dan itu.

"Sya denger, 'kan?"

Ersya tersenyum paksa,"Denger kok bunda, denger banget malah."

Beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Feris berhenti di depan gerbang sekolah. Feris, Amel, Manda, Gladis, pun Ersya turun dari mobil. Membuat atensi banyak murid yang hendak memasuki gerbang memberhentikan langkahnya masing-masing.

"Sya nanti nggak boleh bandel, ya? Jangan capek-capek, terus makan siang harus tepat waktu, jangan lupa kalau mau ke toilet minta bantu Amil sama Geral, oke?" tutur Gladis sembari menyisir rambut Erdya menggunakan jemarinya.

Ersya hanya bisa menghela napas sambil tersenyum hambar dan memgangguk. Di sampirkanya tas pada bahu kiri, lantas Ersya hendak melangkah memasuki gerbang sebelum bundanya menghentikannya dengan aksi memeluknya dari belakang.

"Sya nggak perlu sekolah, ya? Pulang aja yuk, nanti bunda temenin, takutnya nanti Sya kenapa-napa 'kan belum sembuh."

Ersya membuang napasnya kasar,"Bunda ini juga udah sampai. Lagi pula Sya udah janji, 'kan?"

"Iya tapi bunda tetap takut. Sya belum tentu mau tepatin janji buat ngelakuin sekua peraturannya."

"Sya janji bunda, kecuali yang ke toilet sama Amil sama Geral. Kalau itu Sya bisa sendiri."

E R S Y A✅ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang