Bagi denganku

756 99 26
                                    

"Kau masih sering bertemu dengan Lyra itu?"

Tanya Yoongi kali ini pada Sanha yang sedari tadi hanya diam saja.

Sepertinya Yoongi tau sekarang kenapa Sanha selalu membuntuti Yewon.

Sanha hanya merasa terlindungi jika berada di samping Yewon. Padahal yang seharusnya di lindungi itu Yewon.

"Tidak,"

Jawab Sanha pelan.

"Aku rasa dia tidak mempunyai dendam apapun lagi dengan Yewon, karena mengeluarkan Yewon dari sekolah dengan mudah sudah jadi bentuk kemenangan baginya,"

Jelas Eunbi yang seakan paham tentang apa yang sedang Yoongi pikirkan.

Yoongi pun mengangguk pelan paham akan maksud Eunbi.

Eunbi melihat arlojinya dan tampak terburu-buru.

"Aku titipkan dia padamu ya, ada hal penting yang harus ku urus,"

Ujar Eunbi sambil bangkit dan pamit pada Yoongi yang hanya mengangguk menyanggupi permintaan Eunbi, walaupun kakinya yang masih sakit dan wajahnya yang masih penuh luka.

Lalu Eunbi mengambil tasnya kemudian menatap Sanha.

"Ikut denganku?"

Sanha menolehkan wajahnya menatap Yewon yang masih terbaring, bingung ingin ikut Eunbi atau disini.

Tapi disini sudah ada Yoongi pikirnya, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Ikut Kak,"

Ujarnya lalu bangkit dan menggendong tas miliknya, kemudian keduanya berlalu pergi dari ruangan tersebut dan hanya meninggalkan Yoongi dan Yewon disana.

Tap!Tap!Tap!

Sontak Yoongi menoleh ketika mendengar langkah kaki dibelakangnya yang ternyata kini Yewon sudah berjalan menuju pintu dengan wajah datarnya.

"Yewon, kau mau kemana?"

Tanya Yoongi mencoba untuk menghampiri Yewon dengan langkahnya yang terseok.

"Berhenti!"

Teriak Yoongi kesal ketika melihat Yewon akan membuka pintu dan hendak pergi, dia sudah tidak sanggup berjalan walaupun itu hanya beberapa jarak, luka di lututnya masih terasa perih, tapi dia mencoba untuk biasa saja agar Yewon tidak mengetahuinya.

"Kau sudah dengan semuanya dari Eunbi kan?"

Tanya Yewon tanpa berbalik menghadap Yoongi dan hanya menggenggam erat gagang pintu tersebut.

"Terserah kau masih mau berteman lagi denganku atau tidak, hidupku tidak sebaik yang orang pikirkan,"

Yewon melepaskan genggamannya pada gagang pintu lalu berbalik dan menatap Yoongi yang sedari tadi hanya diam menatapnya dengan sendu.

"Biarpun aku sering berteriak dan berkata kasar, itu hanya senjataku agar orang-orang tidak dapat melihat se tetes air mata pun jatuh di pipi ku,"

"Terimakasih karena mu, hari-hari ku tidak lagi seberat dulu-setidaknya aku punya kenangan baik yang bisa ku ingat dikala aku terpuruk dan takut,"

Yoongi hanya diam membiarkan Yewon berbicara dan tersenyum padanya sekarang, lucu rasanya melihat dirinya yang selalu meneriakinya, membuatnya kesal setiap hari, kini membuat Yoongi ingin merengkuhnya-dan mengatakan tidak ada salahnya menjadi lemah sekali saja, memang Yoongi tidak tau bagaimana rasanya hidup di keluarga seperti Yewon, Ayah berselingkuh, Ibu juga, Kaka kedua yang hampir gila, Kakak pertama yang tidak peduli. Menyedihkan.

Cold but Sweet [Umga]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang