5. Terbiasa.

4.2K 687 420
                                    

Soobin berjalan sambil tersenyum ketika ada beberapa orang menyapanya, namun dia cuma tersenyum saat cewek saja yang menyapa kalau cowok dia langsung menghiraukan.

Saat ini dirinya mau pergi ke masjid karena ada rapat lagi, katanya sih mau bagi-bagi takjil lagi, dia berharap jangan sampai dapat teman yang sama seperti lusa kemarin, yaitu bersama Yeonjun.

Jangan, lama-lama Soobin bisa jatuh pingsan duluan nanti, Soobin gak bisa digituin mulu sama Yeonjun.

Dia gak puasa, jadi dia biasa saja saat berjalan melewati terik matahari padahal hari ini sudah jam 3 sore.

Cahayanya masih saja membakar kulit.

"Lho mas gak nyangka bakalan ketemu sama adek disini," ucap seseorang tanpa perlu menoleh juga sepertinya Soobin sudah tau siapa orangnya.

Yeonjun berjalan sejajar dengan Soobin sambil menoleh kearah Soobin yang sedang membawa totebag itu, hari ini Soobin menggunakan longdress yang tampak membuatnya sangat manis sekali.

Soobin pakai kaos panjang aja sudah manis, apalagi pakai longdress begini tambah manis saja.

"Ah iya, hallo mas," sapa Soobin tanpa melihat kearah Yeonjun.

"Kita satu tujuan bukan? Lebih baik pergi bersama saja kalo gitu," tanya Yeonjun membuat Soobin menoleh kearah Yeonjun yang sekarang gak salah kostum lagi bajunya.

Soobin kembali bertatapan dengan mata Yeonjun yang memang dari tadi menatapnya itu.

Lalu dia menatap jalanannya lagi, "Mas mau ke masjid juga?"

Yeonjun menganggukkan kepalanya lalu tiba-tiba berhenti berjalan membuat Soobin reflek berhenti berjalan juga.

Lalu dia lagi-lagi menatap kearah Yeonjun, apakah laki-laki di depannya ini emang memiliki maksud buat dirinya itu selalu menatap kearahnya?

"Mas gak salah kostum lagikan?" tanya Yeonjun membuat Soobin menggelengkan kepalanya lalu langsung lanjut berjalan lagi diikuti oleh Soobin.

Yeonjun tidak salah kostum, dia pakai baju koko saat ini dan Soobin kagum melihatnya, maafkan Soobin, abi, karena melihat yang bukan muhrim Soobin.

"Dek," panggil Yeonjun membuat Soobin terdiam lalu bertanya mengapa ke laki-laki di depannya ini.

"Nanti kalau mas lamarnya gak mewah-mewah gapapakan?" tanya Yeonjun mendadak sekali membuat Soobin kaget dan mukanya reflek memerah dan memanas sekaligus.

Lamar apa? Apa maksud dari ucapan laki-laki di sampingnya itu.

"Lamar apa ya mas?" tanya Soobin membuat Yeonjun tertawa kecil sambil menatap kearah masjid yang posisinya sudah dekat sekali dengan mereka.

"Lamar buat jadi istri mas," jawab Yeonjun sambil tersenyum membuat Soobin membeku ditempatnya.

"Gak perlu mewah-mewah ya, yang terpenting nanti kita bakalan sakinah mawaddah warahmah," lanjut Yeonjun lalu berjalan duluan melewatinya yang masih saja terdiam sambil melihat punggung laki-laki yang baru saja menggombalinya itu.

Sudah tau jika dirinya di gombal tapi tetap saja Soobin membalas ucapan Yeonjun.

Entah kenapa rasanya dia sedikit senang dengan gombalan dari laki-laki yang baru dia kenal selama 3 hari itu.

Padahal sebelumnya dia sangat membenci laki-laki yang melakukan hal ini kepadanya, tapi entah mengapa dirinya senang?

Ada apa ini? Apakah Soobin benar-benar jatuh cinta dengan Yeonjun?

Lalu apa juga maksud perkataan abinya kemarin yang bertanya tentang Yeonjun kepadanya?

"Teh Soobin gak mau masuk?" tanya seseorang sambil memegang tangan Soobin yang masih memegang totebangnya itu.

Hi, Jodoh! -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang