43. Tidur.

2.9K 478 77
                                    

Semuanya sangat sibuk hari ini karena nanti siang lebih jelasnya pukul 2 nanti bakalan ada acara dirumah mertuanya itu.

Acara 7 bulanan lebih jelasnya karena Soobin kandungannya saat ini sudah masuk ke trimester ketiga.

2 bulan lagi dia akan melahirkan, tapi sebelum itu mereka harus buat syukuran.

Sebenarnya sih Soobin maunya yang biasa aja tapi bunda dan uminya bilang hal begini gak boleh dilewatkan.

Soobinnya saat ini sedang duduk di sofa karena dia merasakan pinggangnya nyeri sekali, kata bundanya bilang itu hal biasa jika di alami oleh ibu hamil, apalagi Soobin hamil anak kembar bukan?

Bahkan dia merasakan ada yang menendang di dalam sana, rasanya sedikit sakit tapi rasa sakitnya berubah dengan perasaan senang, karena anaknya sehat di dalam sana.

"Mukamu sering mengeluarkan keringat ya padahal disini dingin," ucap seseorang membuat Soobin tersenyum walaupun tiba-tiba mukanya berubah seperti menahan sakit itu.

Yeonjun yang melihat itu langsung mengambil tisu dan mulai mengelap keringat yang membasahi muka istrinya itu, ini hal wajar kok jika dialami oleh ibu hamil yang usia kandungannya sudah memasuki 7 bulan.

Karena di trimester ini sudah mau siap-siap untuk melahirkan bukan?

"Adek disini aja jangan kemana-mana, lihat mata adek terlihat seperti mengantuk," ucap Yeonjun sambil menatap kearah Soobin yang merasa mengantuk saat ini.

Wajar sih, karena tadi malam Soobin tidur cuma sebentar sekali karena bagaimana mau tidur jika dia merasakan sakit di bagian perutnya itu.

Ditambah anaknya di dalam sana mulai bergerak bahkan menendang-nendang.

"Mas mau pegang? Adeknya lagi nendang lho," tanya Soobin ke suaminya itu membuat Yeonjun langsung mengangguk, siapa yang gak mau coba.

Yeonjun tersenyum ketika merasakan pergerakan anak mereka di dalam perut istrinya itu.

"Sakit?"

"Gak terlalu, Soobin malah senang," jawab Soobin sambil tersenyum manis itu lalu dia merasakan kepalanya di tepuk-tepuk pelan oleh suaminya itu.

Lalu Yeonjun pergi ke depan karena mau membantu yang lainnya.

Berbeda dengan Soobin yang gak bisa kemana-mana itu, daripada dia menyusahkan lebih baik dia diam saja.

Karena uminya bilang dia gak perlu membantu bahaya.

"Teteh Soobin," panggil seseorang membuat Soobin menoleh disana ada Sohee yang melambai-lambaikan tangannya ke Soobin.

Lho kenapa ada sepupu suaminya itu coba, bukannya mereka sekolah ya?

"Teteh lupa kalau sekolahku disana sabtunya libur jadi bisa datang kesini, lagipula mama sama papa pengen ketemu sama teteh lagi," jelas Sohee sebelum bertanya itu, lagipula kelihatan sekali jika Soobin heran mengapa bisa dia ada disini padahal bukan hari libur sama sekali.

Soobin mengangguk paham, lagipula di desa sama kota mah beda, disini sabtu masih sekolah, tapi sepupu suaminya berkata di kota juga ada yang masih sekolah kok hari sabtu.

Baru saja Soobin mau menjawab pertanyaan dari Sohee dia kaget ketika ada seseorang yang datang, sebenarnya sih biasa aja.

Disana ada Minho yang merangkul Yeonjun, namun Yeonjun malah melepaskan tangan Minho dan malah dia yang merangkul sepupunya itu.

"Kamu pendek," ucap Yeonjun membuat Minho mendengus dasar sombong.

"Wah dek Soobin, apa kabar? Perutmu besar sekali, tapi kamu tetap cantik seperti biasanya," tanya Minho lalu Yeonjun cuma memutarkan bola matanya dan mulai duduk di lantai itu dia melihat kearah Soobin yang sedang memegang kakinya itu.

Hi, Jodoh! -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang