permulaan tak kasat mata

50.6K 1.2K 31
                                    

Aku masih belum berhenti menatap layar komputer, sudah 2 jam berada dibalik bilik warnet yang terletak di depan sekolah yang sebentar lagi menjadi kenanganku satu satunya di sini.

Seharusnya surat pemberitahuan itu sudah dipublikasikan.

Hari ini adalah hari yang penting untukku, sebab hari ini adalah hari dimana pemberitahuan diterima atau tidaknya aku SNMPTN, Dimulai dari belajar dari pagi hingga pagi lagi, puasa mutih sampai solat tengah malam selama 6 bulan sudah kulakukan demi hari ini.

Aku sudah tidak bisa mengendalikan raut wajahku yang semerawut gemas karena laman pemberitahuan lambatnya setengah mati, pasti karena banyak yang mengakses web ini.

" Mas Dodi saiki lambat banget lho dari tadi aku udah refresh masih nda bisa "

sembari melongok ke balik bilik aku mencari keberadaan Mas Dodi sipenjaga warnet yang sedaritadi sibuk dengan game yang dia mainkan

" lha iya sabar ae iku liyane wis lancar iki artine wis lamban dari sana nya! " ( sabar aja yang lain lancar lancar aja kok itu berarti yang lambat dari sana nya! )

saut Mas Dodi dari depan sembari nyeruput es teh manis ke empatnya siang ini.
Tak lama kemudian muncul pemberitahuan yang sudah dinanti-nantikan selama ini.

" Selamat, Anda dinyatakan lulus SNMPTN 2019 "

Program studi di mana Anda diterima pada SNMPTN 2019 adalah :
PTN UNIVERSITAS INDONESIA
Program Studi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya


" Alhamdulillaaaaaaaaaaaaaaaaaaah !! "

teriakku menganggetkan seantero warnet yang kebanyakan bocah SMP lagi mabar, Mas Dodi langsung melongok airmukanya ikutan senang karna habis ini selesai sudah perkara anak SMA yang bawel bolak balik kasir hanya karna website SNMPTN yang susah di akses.

Usai membayar tagihan warnet aku langsung menelpon sahabatku

" gimana Sih? Kamu sudah ada kabar juga toh?? "

tanyaku pada Asih yang juga mendaftarkan diri untuk Bersama sama hijrah ke Jakarta sebagai mahasiswa kampus ternama itu.

" Alhamdulillah wis Nik! Aku lulus! Aku kerumahmu besok ya! "

senyuman Asih begitu terasa meski aku tidak melihat wajahnya, pasti dia senang sekali.
Sesampainya dirumah aku berlari menuju dapur untuk menemui ibu

" Buuuuuk, aku diterima!! "

aku berlari dari arah halaman depan menjinjing tasku yang kini tak lagi berat membawa buku-buku pelajaran.

ibuku yang sedari tadi sibuk memanaskan sop iga tersenyum melihat anaknya berlari dari balik jendela yang sudah hampir lapuk karna sudah berusia puluhan tahun.

" Alhamdulillah nduk, jadi kapan kamu mau ke Jakarta? Si Asih bagaimana? Kalau kamu ada temennya ibu sama bapak lebih tenang "

sambil mengulurkan tangan untukku salami, Bu Darsih memperhatikan tas anaknya yang sudah usang.

" sebelum ke Jakarta kita beli tas dulu ya, malu toh mosok anak Ibu berangkat ke Jakarta tasnya koyok gitu "

lanjut Ibu sembari memasukan beberapa wortel yang sudah dipotong kedalam panci

" ndak usah toh Bu, ini masih bagus tasnya... nanti saja kalau sudah ndak bisa dipake aku beli sendiri di Jakarta, yawes aku mandi dulu buk, nunggu bapak dateng pasti dia seneng "

aku cekikikan membayangkan wajah Bapak yang pasti bangga ndak karuan tau anaknya diterima kuliah di universitas ternama di Jakarta.

bercinta kepada malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang