Setelah menunaikan shalat subuh, Aira turun kedapur. Aira akan memasak sup ayam untuk menu pagi ini. Aira menyiapkan semua bahan-bahannya serta bumbunya kemudian diolahnya. Harum sedap khas mulai tercium. Aira tersenyum melihat hasil karyanya. Tanpa Aira sadari dari tadi Khalid telah memperhatikannya. Khalid juga baru pulang dari mesjid menunaikan shalat subuh berjamaah. Khalid memang selalu shalat di mesjid sebab laki-laki di wajibkan untuk sholat dimesjid.
Aira kaget dan gugup mendapatkan suaminya itu tengah memperhatikannya.
"Mas, mau makan?".
"Oh...maaf, aku...akan lari dulu sebentar". Khalid terkejut dan segera meninggalkan Aira menuju kamar untuk berganti pakaian olahraga.Aira menyajikan sup ayam buatannya lalu duduk menunggu sang suami. Khalid telah pulang berolahraga, ia lalu membersihkan diri dan bergabung bersama Aira untuk sarapan.
"Gimana mas rasanya?" tanya Aira saat Khalid menyuapkan satu sendok ke mulutnya.
"Enak," jawab Khalid seadanya.
Aira tersenyum senang."Tadi ummi nelfon, nyuruh kita kerumah" ucap Khalid menghampiri Aira di dapur yang sedang mencuci piring.
" Ya udah, aku beres-beres dulu. Kamu kekamar aja siap-siap" jawab Aira yang masih sibuk.
Setelah membereskan dapur, Aira menyusul Khalid di kamar. Aira mengganti baju rumahannya dengan gamis lalu memakai khimar. Aira segera keluar dan mengunci pintu karena Khalid telah menunggunya di mobil."Kalau hari ahad gini kan, biar ummi nggak nelfon datang aja. Ummi itu sepi, noh abahmu sibuk mulu ngurus ternaknya" curhat ummi sambil mengupas kulit buah apel.
Khalid menggeleng melihat tingkah umminya. Aira tersenyum sambil membantu mengupas."Kamu makan Ra, biar ummi aja" ummi melarang menantunya itu untuk ikut mengupas buah tersebut.
"Nanti kita makan sama-sama mi, Aira bantu supaya cepat".
Khalid hanya melihat dan mendengar ummi serta wanita yang berstatus istrinya itu."Jadi gimana, udah isi belum" tanya ummi ditengah mereka makan apel yang telah di potong-potong.
Aira tercekat, Khalid hanya bisa menelan ludah.
"Jangan ditanya terus mi, kasian merekanya" timpal abah yang telah bergabung bersama mereka.
"Cuma nanya bah".
"Tunggu aja kalau sudah waktunya pasti dikasih".
"Yang penting rajin berusaha dan berdoa".Aira dan Khalid saling bertatap sesaat kemudian membuangnya. Khalid menyadari dirinya menyentuh Aira hanya bulan pertama, kedua pernikahan mereka. Ya, walaupun tanpa cinta Khalid tetap menunaikan kewajibannya itu namun tiga bulan terakhir Khalid tidak pernah melakukannya lagi meskipun mereka tidur di ranjang yang sama. Apa lagi setelah insidennya bersama Fani. Pikiran Khalid jadi kacau, tidak jarang Khalid mengabaikan Aira. Bahkan terang-terangan dirinya mengakui perasaannya yang sesungguhnya.
Mendengar percakapan mertuanya, Aira merasa sedih, sebab mendengar bahasa ummi saja Aira sudah tahu kalau ibu mertuanya itu sudah sangat menginginkan cucu apa lagi Khalid adalah anak tunggal dimana lagi mereka akan menagih cucu kalau bukan sama Khalid. Untung abah sangat pengertian, walaupun abah juga sama seperti ummi menginginkan cucu, abah tidak pernah mendesak mereka atau bertanya-tanya mengenai anak. Aira sangat bersyukur memiliki mertua yang sangat baik dan menyayanginya.
"Lid, bagaimana pekerjaan mu?" tanya abah saat mereka berdua saja.
"Alhamdulillah lancar bah" jawab Khalid sambil memperhatikan ayam-ayam abahnya.
"Abah harap kamu selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan padamu".
"Iya bah".
"Kunci bahagia itu cuma dua, sabar dan syukur. Kalau kita berada di situasi tidak menyenangkan yah harus sabar, sebaliknya kalau kita berada di situasi yang menyenangkan yah kita syukuri".Khalid manggut-manggut mendengar nasehat abahnya. Khalid mengerti kemana arah pembicaraan mereka.
"Aira itu gadis yang baik, solehah jadi apa yang kurang?" sambung abahnya lagi.
"Aku cuma butuh waktu aja bah" ucapnya lirih.
"Jangan lama-lama, jangan sampai dia jenuh nunggu kamu".
Abah menatap lekat putranya itu.
"Ingat, jangan mandang wanita dari fisiknya. Jangan membandingkan istri sendiri dengan wanita di luar sana"Khalid merasa tersindir dengan ucapan terakhir abahnya.
"Siapa juga yang mandang fisik?" batinnya.
Lagi pula Khalid memilih wanita yang baik agamanya, yang Solehah karena itu Khalid jatuh hati pada sosok Fani. Fani memang jauh lebih cantik dan menarik secara fisik dibandingkan dengan Aira.Fani memiliki tubuh yang ideal untuk seorang wanita juga wajah yang ayu dan kulit yang putih.
Sedangkan Aira memiliki kulit sawo matang, namun memiliki senyum manis, mata bulat khas wanita timur tengah.
Pakaian Fani memang lebih syar'i dari Aira, Fani selalu memakai gamis panjang dan khimar yang lebar. Sedangkan Aira cukup mengenakan baju potongan panjang dan dipadukan dengan rok lalu memakai khimar segi empat atau pasmina. Aira akan memakai gamis jika pergi kondangan atau sedang berkunjung di rumah mertuanya.Karena itu sosok Fani terlihat sempurna di mata Khalid. Fani adalah juniornya dulu di kampus meski beda jurusan tapi masih dalam satu fakultas. Saat Fani masuk, Khalid sudah akan selesai. Khalid aktif di salah satu organisasi dakwah kampus dan Fani saat masuk langsung di rekrut.
Di sanalah Khalid melihat Fani, Fani termasuk salah satu pengurus akhwat yang aktif. Setelah tiga tahun Khalid sudah mapan dalam hal pekerjaan, ia mencari tahu kembali identitas Fani dikampusnya. Ternyata Fani belum lulus, tapi Khalid berniat serius akan mengkhitbahnya. Saat memberitahu Abah dan umminya, mereka begitu antusias. Karena saat itu Khalid mendadak keluar kota, Khalid tidak ikut serta saat orang tuanya akan mengkhitbah Fani.
Khalid merasa kecewa setelah tahu, orang tuanya malah mengkhitbah Aira. Salah dirinya juga, Khalid lupa memberitahu nama gadis itu. Saat melihat Aira, wajah umminya langsung sumringah. Tanpa pikir panjang mereka langsung menuturkan niatnya untuk mengkhitbah Aira.
***
Khalid fokus menyetir mobil dan Aira sibuk dengan pikirannya. Mereka sudah dalam perjalanan pulang. Sesekali Aira menoleh kearah suaminya itu. Aira masih teringat pesan ibu mertuanya tadi .
"Kamu yang harus lebih aktif untuk mendekati suamimu, jangan buat celah untuk wanita lain. Cinta itu akan hadir kalau kalian semakin intens apalagi kalau kamu sudah memberinya anak".Khalid pun sama, masih memikirkan pesan umminya. Umminya itu terus menuntutnya untuk segera memberinya cucu.
"Lid, tidak ada wanita yang mau suaminya mencintai wanita lain. Kurang baik apa coba istrimu itu, cobalah untuk mencintainya. Abah sama ummi juga menyukainya. Aira itu sudah menjadi jodohmu, perlakukan dia layaknya istri. Dan yang terpenting segeralah kalian memiliki anak. Anak itu adalah ikatan antara suami dan istri".Tanpa terasa mereka telah sampai rumah. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30, mereka pulang malam karena di tahan sama orang tuanya Khalid untuk makan malam di sana. Tidak ada pembicaraan antara mereka. Setelah membersihkan diri Khalid masuk di ruang kerjanya, Aira membuatkan kopi karena Khalid masih mengecek kembali pekerjaannya.
Aira pun membereskan keperluannya untuk mengajar besok. Karena capek dan mengantuk Aira tidak menunggu lagi Khalid untuk tidur, lagi pula waktu sudah pukul 23.45 dan Khalid belum ada tanda-tanda untuk masuk kamar.
*
*
*
➡️
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tidak) Salah Khitbah ✓
ChickLitKhalid harus mengubur impiannya untuk menikah dengan Fani, gadis yang ia kagumi dalam diamnya. Saat akan mengkhitbah Fani, orang tua Khalid malah mengkhitbah Aira.