Bagian 24🌺

3.8K 185 29
                                    

Sebulan sudah Aira keluar dari rumah sakit, kini ia merasakan lagi kehangatan rumah yang sudah hampir dua tahun dihuninya bersama sang suami dan kini bertambah satu lagi, mungkin akan bertambah lagi di tahun-tahun ke depan.

Bu Lina dan ummi secara bergantian datang menemani mereka. Para orang itu belum bisa melepaskan anak-anak mereka untuk mengurus bayi sendirian. Biar bagaimanapun ini adalah pengalaman baru bagi Khalid dan Aira.

"Lid, ini bawakan Aira. Dia belum makan" ucap ummi seraya menyerahkan piring berisi nasi dan lauknya.

"Iya mi, ummi istirahatlah" tutur Khalid. Lelaki itu segera berjalan menuju kamar mereka.

Khalid membuka pintu kamar, melihat Aira yang tengah menyusui Maya dengan rambutnya yang terurai sedikit berantakan. Ia tersenyum melihat pemandangan yang menakjubkan itu, masih tak percaya dirinya telah menjadi seorang ayah.

"Cup...cup sayang" Aira menimang-nimang bayi mungilnya, setelah di susui anak itu tertidur pulas.

"Maya udah tidur?" Khalid memandangi anaknya dalam pangkuan sang istri lalu beralih menatap wanita di depannya dengan kagum. Aira jadi salah tingkah ketika suaminya itu berjalan kearahnya. Sebelumnya Khalid meletakan makanan yang di bawanya di atas nakas lalu duduk bersila di hadapannya.

"Makan dulu, kamu harus isi energi". Aira mengangguk, ketika hendak beranjak, Khalid menahannya. Ia mengambil alih Maya, menggendong dan meletakan Maya dengan hati-hati di box bayi. Setelah itu ia keluar kamar, kemudian kembali masuk membawa segelas air putih.

Aira melahap makanannya tanpa sisa, lalu beralih meneguk air putih yang baru di bawakan oleh suaminya itu. Aira berniat membawa piring bekasnya di dapur. Saat beranjak, lagi suaminya itu menahannya.

"Sini, biar aku saja".

"Nggak mas, aku saja. Dari tadi aku belum gerak. Mas jaga Maya saja" Aira segera keluar dari kamar. Jalannya agak lambat, ia merasakan tubuhnya sangat berat. Setibanya di dapur ia mengamati dirinya sendiri.
"Ya Allah, aku kok gemukan ya" gumamnya.

Aira merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya sudah tidak bisa di ajak kompromi. Padahal ia baru saja makan malam.

"Ra, jangan tidur dulu. Kamu baru selesai makan loh". Aira membuka matanya lalu terjaga duduk. " Nanti asam lambung mu naik".

Aira mengikuti titah sang suami, Memang tidur setelah makan itu tidak baik untuk kesehatan, bisa memicu peningkatan asam lambung dan penumpukan lemak. Aira menduga mungkin saja suaminya itu menyadari perubahan bentuk tubuhnya.

Setelah tiga puluh menit, Aira merebahkan kembali badannya. Ia melirik sang suami yang sudah terlelap sedari tadi. Akhirnya ia pun menyusul ke alam mimpi.

Tangis bayi membangunkan keduanya, Aira segera mengambil Maya dari box bayi. Rupanya gadis kecil itu minta di ganti popoknya. Khalid ikut membantu Aira saat Aira memakaikan popok. Setelah di susui, Maya tak kunjung bobo anak itu masih ingin bermain.

"Ra, biar aku yang jaga Maya. Kamu tidur ya". Khalid mengambil alih Maya dari gendongan Aira. Aira pun menurut, ia kembali tidur. Hal ini sudah biasa bagi mereka.

Menurut Khalid hal seperti ini bukan hanya menjadi tugas seorang istri, tetapi juga suami. Aira sudah menjaga anaknya sepanjang hari, kalau malam istrinya itu kadang begadang sampai jam satu dini hari. Jika Maya sudah ada di gendongannya, ummi ataupun ibu mertuanya turut menemani.

* * *

Khalid menguap berkali-kali, bagaimana tidak sejak Maya bangun tengah malam ia tidak tidur lagi. Seandainya dia bos di perusahaan ini, pastinya ia tidak akan ke kantor. Sayang ia hanya karyawan.

(Tidak) Salah Khitbah ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang