Emosi

1.1K 84 2
                                    

"dimna adik mu?" Ucap Robin yang masih di tarik Zoro menuju kamar.

"Kerumah temannya" ucap Zoro trus membawa Robin menuju kamar nya.

"Ceritakan apa yang terjadi" ucap Zoro setelah menyuruh Robin duduk di atas kasurnya.

Robin masih menunduk menenggelamkan wajahnya.

"Ayolah" ucap Zoro masih penasaran.

"Lihat" ucap Robin menunjukkan lehernya.

"Apa ap..ANN itu!" Ucap Zoro menyentuh bekas kissmark dileher Robin. Zoro sangat tau bahwa robin tak suka kalau orang lain menyentuhnya.

" Zoro.. jangan beritahu ibuku" ucap Robin kembali mengeluarkan air matanya.

"Aku akan menghajar dia,dasar brengsek" ucap Zoro kembali memeluk Robin.

"Jangan Zoro, biarkan saja" ucap Robin mengeratkan pelukannya.

"Tapi di.."

"Sudah tak apa kok" Robin melepaskan pelukannya dan menatap Zoro.kemudian iya tersenyum paksa.

"Bagaimana dengan ini?" Zoro menyentuh bekas kissmark itu lagi.

"Aku akan menutupi dengan rambut ku." Ucap Robin lesu.

"Apa dia juga menciumi mu?" Ucap Zoro penasaran.

"Tidak,dia cuma memberikan bekas ini" ucap Robin sedih.

"Syukurlah" ucap Zoro tersenyum sambil mengelus ujung rambut milik Robin.

"Zoro" ucap Robin mencoba memperbaiki tampilan nya.

"Ada apa?" Ucap Zoro menatap Robin dekat.

"Aku merasa jijik dengan bekas ini"

"Kau tutup saja pakai penutup luka" ucap Zoro mengambil hansaplas di dalam lemarinya.

"Bukan itu"

"Trus?" Zoro langsung menoleh ke belakang.

"Apa kau mau menghilangkan bekas nya?" Ucap Robin dengan menyentuh bekas itu.

"Bagaimana cara nya?" Ucap Zoro bingung.

"Kau timpa dengan punya mu,dengan begitu aku bisa lebih baik" ucap Robin biasa.

"A..pa.. tidak tidak,itu sama saja aku seperti law" ucap Zoro dengan wajah nya yg merah sempurna.

"Tenang saja,aku berteman dengan mu dari kecil,jadi aku tidak merasa jijik" ucap Robin dengan wajah nya yg tenang.

Benar juga,kita hanya teman. Pikir Zoro sekilas.

"Ba..iklah" ucap Zoro gugup,dan kemudian mendekati Robin.

"Lakukan dengan kuat" ucap Robin sambil memiringkan kepalanya.

"Aku mulai" ucap Zoro benar benar gugup. Ia tidak pernah melakukan hal semacam ini dengan Robin. Perlahan ia memajukan bibirnya menuju bekas kissmark yg di buat oleh law.

Suara kecil keluar dari bibir Robin. Dan membuat Zoro melepaskan bibirnya.

"Teruskan saja" dan kemudian Zoro melakukan dengan kuat hingga warna aslinya berubah dan agak berwarna keunguan.

"Maaf Robin seperti nya sakit" ucap Zoro mengelus bekas kissmark yg ia buat.

"Terimakasih Zoro" ucap Robin tersenyum pada Robin. Dan membuat Zoro memerah.

"Pakai ini,bilang saja luka" ucap Zoro menempelkan hansaplas di bekas itu.

"Aku sangat tertolong lagi, terimakasih Zoro" ucap Robin beranjak menuju cermin.

"Aku mau berlatih basket,apa kau mau ikut?" Ucap Zoro setelah kejadian tadi.

"Boleh,aku akan menyiapkan air minum." Ucap Robin kemudian menyiapkan minum dan handuk kecil. Memasukkan nya ke dalam tas milik Zoro.

" sampai jam 7 malam,nanti aku dimarah ibu mu mengajak mu hingga malam" ucap Zoro sambil memakai baju basket nya.

"Tenang saja,akan ku bilang bahwa aku sedang menemani mu berlatih." Ucap Robin sambil menunjukkan jempol nya.

"Baiklah,ayo berangkat" ucap Zoro kemudian pergi diikuti oleh Robin di belakangnya.

"Apa ramai?" Ucap Robin berjalan di samping Zoro.

"Ya,tenang saja di sana ada wanita yang seumuran dengan mu. Kau bisa berteman dengan nya" ucap Zoro sambil tersenyum.

Mereka pun sampai di stadion tempat bermain bakset.

"Kau bisa duduk dengan dia" ucap Zoro sambil menunjuk seorang wanita berambut orange yang sedang asik melihat permainan basket di depan nya.

"Baiklah,aku latihan dulu" ucap Zoro kemudian meninggalkan Robin di kursi penonton.

...

"Hai,apa aku boleh duduk bersama mu?" Ucap robin menyapai.

"Hai,tentu saja silahkan" ucap gadis itu tersenyum melihat Robin.

"Kau sedang menunggu siapa?kakak mu?" Ucap Robin sambil melihat permainan basket di depan nya.

"Ah..itu.. aku sedang menunggu pacar ku." Ucap gadis itu malu malu.

"Pacar? Romantis sekali" ucap Robin menatap gadis itu.

"Ya,oh ya aku Nami,aku sampai lupa memperkenalkan diriku" ucap Nami sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Robin,Nico Robin." Robin membalas uluran tangan Nami.

"Kau juga sedang menunggu pacar mu?" Ucap Nami masih melihat Robin.

"Tidak,aku menunggu teman ku. Dia sudah menolong ku hari ini" ucap Robin sambil melihat Zoro yang sedang fokus dengan permainannya.

"Ternyata teman,yg mana teman mu?" Ucap Nami sambil melihat orang-orang yang bermain basket itu.

"Itu,yang berambut hijau" ucap robin menunjuk Zoro.

"Marimo buta arah itu teman mu?" Ucap Nami melihat Robin terkejut.

"Eh kau kenal Zoro?"

"Tentu saja,dia membuat ku dan Luffy menunggu satu jam gara gara menunggunya keluar dari gedung. Ia benar benar buta arah." Ucap Nami kesal.

"Ah,kalau itu aku setuju dengan mu" kekeh Robin sambil melihat Zoro.

Sekitar 20 menit berlalu pemain pun istirahat.
"Zoro ini" ucap Robin sambil bangkit memberikan minum.

Zoro langsung memberhentikan minum nya karna Robin mengelap keringat di dahi Zoro dengan handuk kecil.

"Terimakasih robin"ucap Zoro gugup. Karna kejadian di rumah nya,ia semakin gugup bersama Robin.

"Zoro,kau romantis sekali" ucap pria dengan suara nya yang berisik.

"Luffy,kau di temani pacar mu lagi" ucap Zoro yang masih mamatung karna Robin belum menyelesaikan mengelap keringat Zoro.

"Ya,dan itu pacar mu?" Ucap Luffy membuat Zoro memperlihatkan garis di pipinya.

"Aku Robin,teman Zoro. Kami juga tetangga" ucap Robin melihat ke arah Luffy.

"Aku Luffy,pacarnya Nami.jadi hanya teman" ucap Luffy dengan senyum nya yang lebar menghadap Robin.

"Ya"

" Zoro, istirahat mu lama atau tidak?" Ucap Robin langsung menatap Zoro.

"Kenapa?"

"Aku lapar" Robin sambil terkekeh kecil.

"Ah maaf,aku lupa kau belum makan. Luffy aku akan pergi sebentar,mungkin telat kembali"

"Baiklah" ucap Luffy sambil memakan jeruk dari Nami.

"Ayo Robin,kita cari makan"

"Hm" ucap Robin semangat.

More Than Friend [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang