Sepupu

718 59 9
                                    

"sekarang ceritakan"

"Begini, Robin dan kid itu sepupu,dan kid itu dulu tinggal di Tokyo jadi saat liburan panjang saja Robin menemui nya. Soal cinta pertama nya? Ya dia juga memberitahu kid bahwa dia menyukai mu,dia tau kau menyukai ku dulu. Maaf kan aku zoro, kalau saja aku tau lebih cepat." Kuina menunduk menyesali perbuatannya.

"Tidak,aku saja yang terlalu bodoh tidak menyadari perasaan nya." Ucap Zoro menatap langit pagi itu.

"Aku akan minta maaf pada Robin nanti" ucap kuina pergi meninggalkan Zoro.

"Kenapa kau tak mau mengungkapkan nya Robin? Kau pura pura terlihat biasa saja saat melihat ku mencintai orang lain bahkan kau selalu mendukung ku. Sedangkan aku? Hah aku memang terlalu bodoh tidak menyadari perasaan mu." Ucap Zoro kecil masih menatap langit. Sedangkan orang yang tidak di sadari Zoro dari tadi mendengarkan pembicaraan tersenyum kecil merasa ada kesempatan untuk nya kini.

"Entah ini kesialan mu atau kah keberuntungan ku,Zoro." Ucap law pergi.

.
.
.

"Robin,boleh kah aku melihat catatan mu sebentar"ucap law membalikan badannya menatap Robin. Namun tidak ada jawaban dari Robin, ia terlalu dalam melamun.

"Hei Robin, hentikan itu. Kau menyiksa diri mu sendiri", ucap law memecahkan lamunan Robin.

"Eh apa tarao, kenapa?" Ucap Robin tersadar.

"Berhentilah memikirkan  sesuatu yang membuat mu sedih" ucap law memberi tahu.

"Aku tidak memikirkan hal semacam itu" ucap Robin tersenyum.

"Aku tau masalah mu dengan Zoro,Robin. Kau tidak dapat menyembunyikan nya." Ucap law menggenggam tangan robin yang sedang memegang pensil. Tidak ada yang melihat mereka, karna orang orang sibuk dengan tugas nya masing masing.

" Itu sama sekali bukan masalah kok,hehe" elak Robin.

"Kau tak bisa membohongi ku, aku selalu ada untuk mu Robin. Oh ya aku pinjam ya buku nya" law kemudian mengambil catatan Robin dan kembali membalikkan badan nya.

"Terimakasih" ucap Robin kecil.

.
.
.

"Ayo ke kantin Robin" ucap Nami semangat.

"Ada yang harus ku bicara kan dengan Robin,nanti kami menyusul" ucap law datar.

"Baiklah,jangan lama lama" Nami berlari keluar kelas.

"Apa yang mau kau bicarakan tarao?" Robin memiringkan kepalanya bingung.

"Tidak ada,aku hanya mau kekantin dengan mu" ucap law agak malu-malu.

"Begituya, baiklah ayo" Robin beranjak dari kursinya dan keluar dari kelas bersama law.

"Kita makan bersama Nami dan yang lain nya ya tarao"ucap Robin di sela perjalanan nya menuju kantin.

"Ya,nanti kau duduk duluan saja. Aku yang pesan" ucap law ramah sambil menatap Robin lembut.

"Hm, baiklah".

Saat dikantin terlihat mereka semua sudah duduk di sana.

"Oiii Robin, taraooo" pekik Luffy membuat Zoro langsung menoleh ke sumber perhatian Luffy.

"Kau duluan saja" law mengelus kepala Robin dan memesan makanan untuk mereka berdua. Zoro melihat itu hanya kesal dan menggenggam tangan nya kuat.

"Romantis sekali kalian,aku jadi iri" ucap Nami dengan tatapan iri.

"Ah tidak,biasa saja kok. Lagian aku sudah terbiasa saat dengan z.. ah tarao" ucap Robin menggeleng cepat saat ingin menyebut nama Zoro.

"Robin cwannnn~,kenapa kau memilih beruang kutub itu~ padahal aku lebih cocok dengan mu" sanji meletakan wajah nya di meja, depresi.

"Akan ku laporan ke puding" ucap Nami cepat.

"Jangan begitu Nami swannn~ apa kau juga tidak mencintai ku?" Sanji memperlihatkan matanya uang sudah berbentuk love.

"Tidak!" Pekik Nami.

"Shishishi, hentikan kalian berdua. Aku ingin makan dengan tenang" ucap Luffy sambil memakan makanannya dengan rakus.

"Ini Robin" ucap law meletakkan semangkuk ramen di depan robin dan duduk di samping robin.

"Terimakasih tarao" ucap Robin senang sambil mendekatkan mangkuk itu Kediri nya.

"Taraooo mana ramen untuk ku" rengek Luffy.

"Beli sendiri, dasar manja!"garang law melihat tingkah Luffy yang tak berubah.

Mereka pun makan sambil diiringi cerita. Law hanya menyimak dan tidak ikut dalam pembicaraan, sedang kan Zoro masih mengawasi Robin dan law yang duduk di ujung kali.

"Ku dengar dari hina sensei tadi,ada murid baru pindahan dari Hayato kesini" Nami membuka percakapan.

"Siapa? Wanita kah?" Ucap sanji penasaran.

"Dia laki laki" balas Nami.

"Dia kid" ucap Robin tiba tiba membuat semua orang kaget terutama Zoro.

"Kid?" Ucap law.

"Kau kenal dia tarao?" Ucap Robin mengangkat sebelah alisnya.

"Simerah rambut landak itu?"

"Fufufu,kau sampai tau julukan nya" kekeh Robin.

"Tentu saja aku tau,dia sepupu ku dari ayah ku" membut semua orang di sana ikut terkejut termasuk Robin dan Zoro.

"Kau sepupunya?!" Pekik zoro.

"Kau kenapa marimo?" Ucap sanji heran.

Berarti kau dan Robin masih sepupu?. Zoro menatap law bingung dengan tatap Zoro,dan ia langsung melihat Robin dengan tatapan tidak percaya.

"Em.. sebenarnya aku juga sepupu kid. Dia pindah ke sini untuk mengawasi ku" ucap Robin pelan membuat darah law tiba tiba terasa berhenti mengalir.

"Ehh?!!! Kalian masih sepupu?!" Ucap sanji,Nami dan Luffy.

"Oi law!! Law!" Pekik sanji kepada law yang masih termenung tak percaya.

"Ku kira kalian pacaran" sambung Luffy.

"Oh em maaf,aku juga baru tau. Aku ternyata sepupu robin." Ucap law sambil tersenyum kecil.

Rasa bahagia di hati Zoro sangat mendominasi saat ini.ingin sekali ia berteriak 'terimakasih tuhann!' dan bersujud syukur. Namun ia harus menahan nya dan hanya tersenyum biasa. Akhirnya tidak ada yang menggangu hubungan antara Robin dan Zoro.

Di saat Luffy dan Nami masih sibuk menanyakan kedua orang itu sanji menyenggol lengan Zoro.
"Aku tau kau sangat senang marimo" bisik sanji.

"Ya" ucap zoro cepat.

"Sepertinya hubungan sepupu kita jauh tarao,kid sepupu ku dari ibu ku" ucap Robin menatap law.

"Ya,dan bisa dibilang. Kita bahkan tidak bersepupu, kita hanya keluarga jauh." Law mengelus pipi Robin dan membuat Zoro yang tadi nya senang kini kembali kesal.

"Ku rasa kalian cocok juga" ucap Luffy asal.

"Tentu saja tidak!" Ucap Zoro ketus.

"Jangan dengarkan si buta arah itu,kau cocok dengan law"  Nami tersenyum menatap teman nya ini.

Sialan kalian semua!. Batin zoro.

"Jangan menggoda mereka sampai segitunya." Ucap Ace tiba tiba datang bersama boa Hancock- kekasih nya.

....

More Than Friend [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang