positif thinking

587 45 11
                                    

Robin memutuskan tidak kembali ke kantin dan langsung menuju kelas. Ia harus berfikir positif tentang kejadian tadi, untung saja ia sudah makan tadi walaupun sedikit setidaknya bisa mengganjal perut.

"Dimana Robin? Kenapa hanya kau sendiri yang kesini?" Tanya Zoro pada hiyori yang baru saja kembali.

"Tenang lah marimo" ucap sanji santai.

"Maaf untuk yang tadi,ia menyuruh ku duluan takut kalian salah paham." Ucap hiyori agak menunduk.

"Tidak apa hiyori,ini salah kepala lumut itu. Dia tidak memberitahu mu kan?" Nami mencoba menenangkan hiyori yang terlihat ingin menangis lagi.

"Lagian kau juga orang baik hiyori,tidak mungkin kau sengaja melakukannya" ucap Luffy kemudian ikut bersuara.

"Benar sekali.waktu pertama kali berkenalan, kau sangat baik dan ramah"sambung puding.

"Ini salah marimo hiyori cwannn" ucap sanji menatap Zoro seram.

"Baiklah aku yang salah, permisi." Zoro berdiri dari kursinya kemudian berniat mencari robin.

"Woi marimo, minta maaf juga ke hiyori!" Ucap sanji.

Zoro hanya diam dan kemudian berlalu mencari robin. Saat ini felling Zoro mengatakan bahwa Robin ada di kelas. Dan ternyata benar. Robin sedang menyandarkan kepalanya di meja dan menatap pemandangan dari jendela. Zoro duduk di bangku law dan membalikkan kursinya.

"Robin." Panggil Zoro.

"Em"

"Aku ingin mengatakan sesuatu" ucap Zoro menyentuh tangan robin. Robin masih menatap jendela tanpa melihat Zoro.

"Aku mencintaimu". Ucap Zoro membuat Robin langsung menatap Zoro. Di kelas pun masih sepi entah kemana para murid kelas itu berada.

"Em aku tau" Robin kembali menatap jendela.

"Hei,bukan itu jawaban yang ku mau." Balas Zoro lagi.

"Apa? Aku sedang tidak mood untuk bicara" ucap Robin tidak terlalu peduli.

"Yasudah, dengarkan saja." Zoro mengelus tangan robin pelan menggunakan ibu jarinya.
"Alasan ku tidak memberitahu hiyori bukan lah agar aku bisa trus bersama nya, itu salah. Benar benar salah. Itu hanya pemikiran orang yang tidak percaya oleh ku. Aku tidak terlalu peduli dengan hiyori begitu dekat dengan ku, aku tidak terlalu menganggap keberadaan nya. kenapa? Apa kau sudah lupa dengan ku?, Itu karna aku malas. Untuk bicara dengannya saja aku malas. Karna itu aku tidak memberitahu nya,saat di kantin tadi aku sangat ingin memberitahu mu. Namun si nenek lampir selalu bertanya tentang hubungan manusia es itu, tentu saja ia menghalangi ku membicarakan hal ini." Jelas Zoro. Robin menatap Zoro terlihat sedikit sendu berharap Robin percaya padanya. Robin menggenggam tangan Zoro erat.

"Sekarang aku bingung harus mengatakan apa." Robin menatap Zoro dalam.

"Katakan aku juga mencintaimu" ucap Zoro sedikit tersenyum, tatapan nya begitu lembut.

"Aku juga, sangat sangat mencintaimu. Zoro" Robin menatap Zoro dengan senyuman nya yang khas.

"Begitu lebih baik" Zoro mengusap kepala Robin kemudian beranjak dari kursi law.
"Aku ke kelas,nanti pulang ku tunggu di depan" Zoro pun berjalan meninggalkan Robin.

..

"Robin,kau datang kan nanti malam?" Tanya law sambil memasukkan bukunya di dalam tas.

"Tentu saja!" Ucap robin semangat.

"Baguslah,aku pulang dulu" law berlalu lewat di depan Zoro yang sudah berdiri di ambang pintu kelas Robin.

"Jangan lupa malam ini" law menepuk pundak Zoro sekilas kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

"Ayo pulang Zoro" Robin kini sudah berada di hadapan Zoro sambil menunjukkan senyuman khasnya.

"Ayo" Zoro menggenggam tangan robin kemudian mulai berjalan.

Hiyori yang menatap di belakang mereka hanya mengepalkan tangannya kemudian menyusul Zoro dan Robin.

"Robin, Zoro" sapa hiyori.

"Hai hiyori" ucap Robin menatap hiyori yang ada di sebelah Zoro. Sebelah Zoro. Zoro hanya diam dan menatap ke depan.

"Hm"

"Oh ya hiyori, kau ikut malam ini kan?" Tanya Robin seolah melupakan masalah yang barusaja terjadi.

"Hmm bagaimana ya, soalnya aku belum sangat akrab dengan law. Bagaimana aku ikut dengan kalian?" Hiyori tersenyum seperti biasa.

"Tidak bol.."

"Boleh kok! Kami tunggu dimna nanti?" Robin segera menutup mulut Zoro cepat.

"Di ruamh zoro saja,aku duluan ya!" Hiyori meninggalkan pasangan itu. Di tatap Robin yg perlahan melepaskan genggamannya.

"Aku tidak pernah memberitahukan rumah ku,aku berani bersumpah" Zoro menggenggam tangan robin lebih erat.

"Ayo pulang Zoro,aku ingin segera tidur" Robin menarik tangan Zoro menyesuaikan langkah kecilnya.

"Aku akan menjemputmu malam ini, berdandan lah yang cantik." Zoro menyelip kan anak rambut Robin ke atas telinga.

"Ini bukan acara ku,ini acara law dan thasigi." Robin mencubit pipi Zoro gemas.

"Ini sakit! Kau harus di hukum karna melukai ku!" Ucap Zoro kesal sendiri.

"Dasar lemah!" Robin mencubit lengan Zoro.

"Ayolah,ini sakit." Zoro dengan nada merajuk nya.

"Astaga!, Wajah mu tak mendukung ekspresi mu itu" Robin tertawa terbahak bahak menahan perutnya sakit.

"Robin benar,wajah bodoh mu tidak mendukung Zoro" ucap Ace tiba tiba di samping Meraka di temani primadona sekolah, Boa hancoock.

"Berisik kau Ace! Urus saja dirimu itu yang seperti gembel" Zoro kembali memasang wajah datarnya.

"Pria setampan diriku kau sebut gembel?!" Ace mengangkat sebelah sudut bibirnya.

"Kau memakai alat gaib untuk mendapatkan primadona sekolah,mana ada orang menyukai gembel" cibir Zoro.

"Zoro! Kau ini!" Robin mencubit Teli Zoro kuat membuat si empu menahan sakit.

"Rasakan! Mana Sudi aku pakai alat begituan. Ayo sayang!" Ace merangkul hancoock hendak pergi.

"Maafkan Ace ya! Kami duluan" teriak hancoock yang sedang di seret oleh Ace:v.

"Lagian di yang memulai"Zoro melanjutkan langkahnya dan ikut menyeret robin:v.

.
.
.

"Mau mampir?" Robin berdiri di depan pintu rumahnya.

"Ku rasa kau butuh istirahat lebih" Robin mengelus kepala Robin.

"Kau benar,aku tunggu jam 7 malam ini" Robin melambaikan tangannya kemudian masuk ke dalam rumah nya.

Zoro membalikkan badannya hendak pulang ke rumahnya.

"Mengantar gadis mu? Dan ohh ternyata kalian akan ngedate?" Mihawk menyilangkan tangan nya di dada dengan sedikit terkekeh.

"Penguntit" zoro melewati ayah nya dengan wajah nya yg merah.

"Enak nya masa muda" mihwk  mengikuti Zoro kembali ke rumah mereka.

More Than Friend [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang