bertemu

837 69 8
                                    

Kuina mendekati Zoro dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Zoro kau sudah lama menunggu?"

"Tidak" ucap Zoro masih melihat ke arah ponsel miliknya.

"Ayo,aku tidak punya banyak waktu" lanjut Zoro kemudian berjalan mendahului kuina.

"Hm" kuina pun berjalan bersampingan menyamai langkahnya.

Mereka pun berjalan menuju toko buku.

"Zoro"

"Hm"

"Kau peringkat ke berapa tadi pas masuk?" Kuina mencoba memecahkan keheningan.

"118"

"Jauh sekali Zoro,nanti aku bisa mengajar mu kalau kau mau."

"Hm, terimakasih".

"Ah itu dia,ramai sekali" ucap kuina semangat.

"Kenapa ramai?"

"Ada novel keluaran terbaru, cerita nya sangat menarik. Ayo nanti kehabisan" ucap kuina berlari ke kerumunan.

Zoro pun ikut menuju ke ramaian, dan ikut membeli buku yang sama dengan kuina.

"Zoro,kau juga suka novel?" Ucap kuina memperhatikan novel yang dibicarakan mereka tadi.

"Tidak"

"Kenapa kau beli?" Kuina nampak penasaran.

"Untuk seseorang"

"Em, baiklah. Ayo kita minta tanda tangan pengarang nya di sana" ucap kuina menunjuk orang yang sedang duduk di meja sambil memegang pena. Mendatangani setiap fans yg ingin minta di tandai tanda tangan di buku itu.

Kuina dan Zoro mengantri untuk meminta tanda tangan dan kemudian selesai.

"Huh, leganya" ucap kuina sambil melihat buku yang ia pegang.

Zoro tersenyum melihat novel yg ia pegang. Mungkin kah Robin menyukai nya.

"Zoro?" Ucap kuina mengaburkan lamunan Zoro.

"Hm"

"Ayo ketaman waktu itu" ucap kuina membuat langkah nya terhenti.

Flashback on

"An...uu, kuina" ucap Zoro sambil berdiri berhadapan dengn kuina di taman.

Mereka saling memandang.

"Ya Zoro,kenapa?" Ucap kuina bingung.

"S..eb..enarnya aku.. sudah lama menyukai mu" ucap Zoro malu.

"Ah Zoro,aku juga sudah lama menyukai mu" ucap kuina sambil tersenyum.

Sedikit sedikit harapan muncul di hati Zoro.

"Sudah satu tahun ini kuina,aku..selalu memandangi mu,aku baru sadar ternyata
...aku mencintaimu,apa kau memiliki perasaan yang sama dengan ku?" Zoro sangat gugup.

"Maaf Zoro,aku memang menyukai mu tak lebih dari teman,aku mencintai seseorang", ucap kuina sambil tersenyum kemudian pergi meninggalkan Zoro yang terduduk di taman.

Flashback end.

"Aku mau pulang" ucap Zoro berjalan meninggalkan kuina.

"Eh Zoro tunggu dulu" ucap kuina menarik tangan Zoro.

"Apa lagi?"

"Ayo ke taman" ucap kuina memohon.

"Aku lelah, nanti saja" Zoro melepaskan tangan kuina darinya. Lalu pergi.

.
.
.
.

"Ahhh Zoro pasti sedang bersenang-senang" ucap Robin sambil berguling guling di atas kasurnya.

"Tadinya aku yg mau minta temenin ke toko buku,tapi yaudah lah Dami Zoro aku gak dapet nov.."

"Maksud mu ini?" Ucap Zoro tiba tiba di ambang pintu kamar Robin.

"Zoro?!"
"Ehh...novell nyaaa.. kau sudah ada novel nya" ucap Robin mendekati Zoro sambil melihat novel dipegang Zoro.

"Yah,ini untuk mu.aku tidak suka membaca" ucap Zoro sambil memberikan novel yang sudah di tanda tangani.

"Untuk ku?serius? Ini ada tanda tangan nya loh?" Ucap Robin memastikan.

"Ya" Zoro tersenyum sambil.

Secara refleks Robin langsung memeluk Zoro sangat senang.

"Wahh terimakasih Zoro,aku senang sekali!!" Ucap Robin yang tak henti henti memeluk Zoro. Zoro hanya tersenyum dengan garis merah terlihat di pipinya.

"Ara Robin,kau membuat Zoro tak bernafas" ucap Olivia ibu Robin.

Zoro hanya menunduk menahan malunya. Robin pun melepaskan pelukannya dari Zoro.

"Aku senang sekali buk,lihat Zoro memberikan ku ini" ucap Robin girang sambil menunjukkan sebuah novel.

"Wah,Zoro terima kasih"ucap Olivia tersenyum.

"Ya,aku tau Robin sedang menginginkan itu"ucap Zoro sambil menyentuh tengkuknya.

"Kalian tunggu disini,biar aku buatkan onigiri dan susu vanila untuk kalian?" Ucap Olivia menuju ke dapur.

"Em terimakasih" ucap Zoro kemudian duduk di karpet kamar Robin.

Zoro memperlihatkan Robin dengan jelas. Bibirnya terangkat melihat Robin yang selalu tersenyum saat mulai membaca novel barunya.

Zoropun secara diam-diam memotret Robin dengan ponsel nya. Sangat cantik tentu hasilnya. Kemudian ia lebih memilih membuka aplikasi game.

"Ini,kalian makan lh" ucap ibu Robin kemudian keluar dari kamar milik anaknya sambil tersenyum kecil.

"Terimakasih" ucap Zoro lagi.

Mereka pun menikmati dengan kegiatan masing masing.sambil sesekali makan onigiri buatan Olivia.

"Ah susu vanilla, padahal aku suka susu coklat" ucap Robin mengembungkan pipinya.

"ini pasti karna ibumu tau aku suka vanilla,jadi membuat keduanya vanilla" ucap Zoro sambil melihat Robin gemas.

"Tapi yasudah" ucap Robin kemudian meminum susu vanilla.

Mereka pun melanjutkan kegiatan nya masing masing. Dan tiba tiba Zoro berdiri menuju dinding dan menghidupkan lampu di ruangan itu .

"Ternyata sudah hampir malam,aku tak menyadari nya"kekeh Robin.

"Aku mau pulang,jangan tidur terlalu malam gara gara novel mu." Ucap zoro kemudian hendak pergi.

"Zoro tunggu sebentar" ucap Robin segera menuju ke meja belajarnya. Ia mengambil sesuatu di tasnya.

"Ini ambillah, terimakasih novelnya" ucap Robin sambil memberikan gantungan sepatu kiri.

"Terimakasih" ucap Zoro mengambil gantungan nya.

"Lihat lihat,aku juga punya sebelah kanan" ucap Robin sambil mengangkat satu gantungan nya.

Zoro hanya tersenyum dan kemudian mengelus pucuk rambut Robin. Lalu ia pergi dari rumah Robin sambil membawa gantungan pemberian orang spesial dihatinya. Iya juga tidak mengerti.

.
.
.
.

"Zoro sudah pulang?"

"Iya buk,aku memberikan gantungan yang ibu beli kemarin."

"Aku tau kau pasti akan memberikan nya ke Zoro,jadi ibu beli 2" kekeh Olivia.

"Em, terimakasih"

"Robin"

"Ya bu?"

"Apa kau tak merasakan sesuatu,kalian sudah SMA loh?"

"Merasakan apa ya Bu?" Ucap Robin bingung.

"Ternyata belum,suatu saat nanti kau pasti merasakan nya.ibu mau tidur dulu" Olivia pun meninggalkan kamar Robin setelah mencium kening anak nya.

...

More Than Friend [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang