godaan orang tua

801 73 13
                                    

Pukul menunjukkan waktu 21:20.

"Ayo pulang Robin,kau sudah ngantuk berat" ucap Zoro menyentuh bahu Robin.

"Ya"

"Luffy,kami pulang. Robin sudah sangat mengantuk" ucap Zoro dan Robin bangkit.

"Ya,hati hati dijalan"

"Eh? Kenapa Robin pulang bersama Zoro? Kenapa tidak dengan law?" Ucap sabo bingung.

"Ini sudah bia.." ucap Robin terpotong.

"Robin pacar ku,kau salah mengenai Robin dan law. Kami pulang" ucap Zoro cepat kemudian menggenggam jemari Robin.

Semua orang sana terdiam dengan perkataan Zoro yang cepat.

"Mungkin Zoro malas berdebat" ucap Ace memecahkan keheningan.

.
.
.

Di dalam mobil Zoro hanya diam dan gugup. Bagaimana bisa ia menyebut Robin sebagai pacarnya. Sedangkan Robin hanya terlihat biasa saja karna ia berfikir Zoro tak mau memperpanjang masalah.

Mobil Zoro berjalan dengan agak cepat. Dilihat nya Robin yang sudah terpejam bersandar di kursinya. Sampai akhirnya mereka berhenti di depan rumah Robin.

"Robin bangun,kita sudah sampai" ucap Zoro sambil membuka sabuk pengaman milik nya dan Robin.

"Sudah sampai?" Robin membuka mobilnya dan berjalan keluar di bantu oleh Zoro. Saking ngantuk nya Robin tak sengaja tersandung dengan kakinya sendiri.

Robin jatuh di dada milik Zoro. Kedua nya saling manatap, dan shit jantung Zoro kembali tak terkontrol. Pandangan mereka bertemu, entah mengapa Robin semakin hari semakin terlihat menarik di matanya.

"Ah.. maafkan aku mengganggu adegan kalian,ini sudah malam loh.besok kalian sekolah" ucap Olivia- ibu Robin terkekeh.

"maaf kan aku Zoro,aku sangat mengantuk tadi" ucap Robin segera membenarkan posisinya.

"Ya,tidak apa apa. Sana masuk" ucap Zoro mengusap kepala Robin sekilas.

"Terimakasih untuk hari ini" Robin segera masuk ke dalam rumah nya.

Zoro masih mematung di depan rumah Robin. Bagaimana bisa ia mengusap kepala Robin di depan ibunya. Zoro sering melakukannya saat kecil.tapi kali ini sungguh berbeda.

"Sampai kapan kau melamun di sana bocah?" Suara berat menghilangkan lamunan Zoro.

"Ayah? Sedang apa kau" ucap Zoro datar.

"Aku sedang melihat anak ku tumbuh dan jatuh cinta" ucap mihawk santai membuat Zoro memperlihatkan segaris merah di pipinya.

"Siapa juga yang jatuh cinta,aku mau pulang" ucap Zoro segera menuju ke dalam mobil.

"Mobil ku tidak lecet kan?"

"Tentu saja tidak.cepat masuk, kebiasaan jalan jalan mu kambuh"

"Wah wah wah,ini hobi ku" ucap mihawk kemudian masuk ke dalam mobil.

"Lagian pergi jalan jalan di malam hari tidak ada gunanya,nanti malah masuk angin" ucap Zoro menjalankan mobilnya.

"Apa susah nya buang angin"

"Dasar orang tua bodoh" ucap Zoro geleng geleng.

Zoro memasukkan mobilnya ke dalam garasi kemudian pergi menuju kamarnya. Ia merobohkan badan nya di atas kasur nya. Kata kata sanji kini ikut menambah beban pikir nya.

jangan sampai kau menyesal karena kau terlalu pengecut untuk mengungkapkan nya.

"Apa yang ku pikirkan! Sudah jelas Robin tak kan menyukai nya" ucap Zoro berbicara sendiri.

"Tentu saja akan ku buat dia mencintai ku seperti yang ku rasakan! Lihat saja aku tak kan kalah dari law!" Ucap Zoro berbicara sendiri (lagi).




Tunggu..








Aku mencintai nya?







Tidak tidak!







Jangan salah paham!







Aku hanya ingin melindungi nya saja.








Karna dia...









Teman berharga ku.

Zoro menarik selimut sampai menutupi wajah nya.

"Dan mengapa orang tua bodoh itu juga bilang,Melihat anak nya sedang jatuh cinta!" Zoro membuka selimutnya dan kembali berbicara sendiri.

"Jatuh cinta dengan sahabat sendiri?" Ucap mihawk berdiri di samping pintu.

"Ayah,sejak kapan ka.. ah aku tidak jatuh cinta!" Pekik Zoro.

"Zoro,aku tau kau mencintai Robin."

"Dari mana ayah tau kalau aku benar benar cinta?"

"Siapa yang berdiri di depan mu?" Mihawk perlahan berjalan mendekati Zoro.

"Ayah?"

"Ya aku ayah mu,aku tau tentang anak ku" ucap mihawk mengusap kepala Zoro. Zoro hanya mematung menatap ayahnya.
"Tidurlah,besok kau sekolah." Mihawk pergi sambil menutup pintu kamar Zoro.

Zoro perlahan memejamkan matanya. Menunggu mimpi indah datang di malam ini.

.
.
.

"Ohayou perona,kakak mu sudah bangun?" Ucap Robin masih setia berdiri di depan pintu.

"Ohayou kak Robin, kak Zoro sedang memakai seragam. Kak sarapan bareng ya" perona menarik tangan robin mau tidak mau Robin masuk ke dalam rumah Zoro.

"Ohayou paman mihawk" ramah robin ikut duduk di meja makan.

"Oh Robin,tumben pagi sekali ingin ke sekolah" ucap mihawk kemudian meminum kopinya.

"Ada yang harus ku selesai kan pagi ini di perpustakaan".

"Begitu ya" mihawk memandang Zoro sekilas yang baru saja duduk di meja makan.

"Kakak lama!" Pekik perona.

"Perona jangan salah kan kakak mu,aku tidak membicarakan hal ini dengan Zoro kemarin. Ini mendadak" Bela Robin.

"Tapi tetap saja kak Robin" Zoro hanya diam dan menikmati sarapan buatan pelayan di rumahnya.

Mereka pun selesai menikmati sarapan paginya.
"Ayo berangkat Robin" Zoro bangkit dari kursinya.

"Tunggu sebentar Zoro" Robin mendekati Zoro dan memperbaiki dasi milik Zoro. Sontak membuat Zoro malu di lihat oleh ayah dan adik nya.

"Kau terlalu terburu-buru Zoro,lihat dasi mu berantakan" ucap Robin pelan.

"Kalian seperti suami istri saja" kekeh mihawk sambil melirik arah Zoro.

"Diam kau orang tua!" Ucap Zoro sambil menyembunyikan wajah nya yang sudah memerah akibat perkataan ayahnya.

"Zoro kau ini. Tidak baik berkata seperti itu" Robin mencucuk pipi Zoro pelan dengan jari tunjuknya.

"Dengar kata kak Robin ,kak" kini perona ikut terkekeh geli.

"Berisik,ayo Robin" zoropun berjalan keluar diikuti oleh Robin.

More Than Friend [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang