Diam)2

3.8K 312 3
                                    

Maaf jika ada typo🍎


()


Suho memasuki rumahnya, dan sepi. Irene, istrinya itu belum pulang. Ia berjalan menuju kamar, lalu mandi. Setelah mandi, ia kembali berkutat dengan laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya lagi.

Tak perduli sampai larut malam, ia tetap bekerja. Sampai suara ponselnya berbunyi. Ia mengambil benda itu, lalu mengecek.

Irene
Aku menginap dirumah Seulgi.


Yasudah, hati-hati.



Begitulah pesan singkat itu. Tak ada balasan, mereka hanya menghubungi jika penting. Tetapi Suho merasa beruntung, Irene masih menjalankan tugasnya sebagai istri. Seperti membuat sarapan, dan selalu izin pada Suho.

Sudah sangat malam, dan Suho masih berkutat dengan laptopnya. Baiklah, sepertinya tinggal berkas terakhir. Ia pun menyelesaikannya.

"Selamat malam," ujarnya sambil menutup laptopnya.

Ia menaruh laptop tersebut di meja samping ranjangnya, lalu tertidur pulas.




()


"Irene, lo tuh nggak boleh terlalu cuek dong sama suami lo," ujar Seulgi. Sekarang mereka tengah berada di kantin kantor. Makan sembari berbincang, mungkin hobinya Seulgi.

"Maksudnya?"

"Lo nggak sadar apa? Sikap lo itu terlalu cuek sama Suami lo sendiri Rene." Seulgi mencoba menyadarkan Irene.

"Tapi gue kan emang gini," bela Irene.

"Rene, gue tau lo emang begini, tapi nggak seharusnya lo begini juga sama suami lo." Seulgi menatap Irene yang sepertinya tengah berfikir.

"Gini deh, lo coba sadari gimana rumah tangga lo?" Seulgi mencoba membantunya.

"Kita sama-sama kerja, dan diam," jawab Irene apa adanya.

"Seulgi, lo tau kan. Ini tuh berawal dari perjodohan itu," ujar Irene lesu.

"Gue tau Rene, gue tau." Seulgi menggenggam tanhan sahabatnya itu.

"Gue tau itu perjodohan, tapi coba sadari, dari perjodohan itu, apakah kalian nggak mau kencoba buka hati masing-masing?" Seulgi.

Irene menggeleng, kemudian mengangkat bahunya acuh.

"Nggak tahu," ujarnya pelan.

"Kalo kalian nggak mau buka hati, maka yang terjadi ya begini. Nggak ada yang bisa memulai arti bahagia dalam rumah tangga," Seulgi.

"Rene," panggilnya pada sahabatnya itu.

"Lo coba belajar dari Joy sama Sungjae. Mereka juga kan berawal dari perjodohan, tapi akhirnya mereka saling mencintai kan?"

Irene mengangguk.

"Itu karena apa? Ya tentu karena mereka membuka hatinya masing-masing Rene,"

Irene diam. Bagaimana cara ia bisa membuka hatinya? Dan apakah Suho juga bisa melakukan hal yang sama? Tentu saja Irene menginginkan rumah tangga seperti teman-temannya.

"Coba lo pikirin lagi Rene perkataan gue," ujar Seulgi.

"Sekarang kita habisin makanan ini, terus kita ke ruangan. Jangan ampe telat, ntar pak Suga bisa marah besar," ujar Seulgi.




()



"Bang," sapa Jin.

"Jin, udah pada kumpul?" Tanya Suho.

"Udah bang, lo aja yang datengnya telat," Jin terkekeh.

"Ya maafin gue lah,"

"Gapapa kok bang, yok masuk." Jin tersenyum dan mempersilahkan Suho untuk masuk.

Ia, Xiumin, Chen, Jin dan Kai melaksanakan pertemuan di rumah Jin. Itu karena permintaannya Jin, sekalian metayakan ulang tahun anaknya.

"Sojung mana?" Tanya Suho yang tak mendapati ada istri sahabatnya itu.

"Sojung lagi pergi ambil pesanan kue ulang tahun,"

"Wahhh... gak terasa, anak lo udah gede ya," kekeh Suho.

"Iya bang. Dan, gue harap lo cepet nyusul," ujar Jin dan Suho tersenyum simpul.

Gue juga berharap gitu Jin- batin Suho.

Laki-laki itu tersenyum pada teman-temannya yang sudah menunggunya di ruang tengah.












T. B. C.
Votenya guys:)🍎

Diam-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang