Maaf jika ada typo🍎
()
"Tadi itu kue apa?" Tanya Suho pada istrinya.
"Kue coklat kacang," jawab Irene apa adanya.
"Coklat kacang?" Tanya Suho dan diangguki Irene.
"Aku alergi kacang," ujar Suho dan membuat Irene terkejut.
Secara refleks, Irene berlari ke kamar. Mengambil tas dan kunci mobil. Lalu ia kembali menghampiri Suho yang masih di dapur.
"Ayo ke dokter," tapa menunggu jawaban sang suami, Irene langsung menarik tangan Suho menuju ke mobilnya. Dengan refleks pula, ia membukakan pintu mobil untuk pria bermarga Kim itu. Lalu ia sendiri masuk, dan melajukan mobilnya menuju ke klinik terdekat.
Sesampainya disana, Irene langsung membawa Suho untuk menemui dokter yang tak lain adalah Byun Baekhyun. Dan Suho langsung diperiksa.
Menunggu dengan cemas, akhirnya Dr. Byun dan Suho kembali.
"Bagaimana dok?" Tanya Irene.
"Tidak apa-apa, ini hanya alergi biasa. Tidak terlalu parah, tetapi butuh waktu minimal dua puluh empat jam untuk meredakan gatal-gatalnya. Ini saya kasih resepnya, silahkan tebus di depan," jelas Dr. Byun dan memberikan resep obatnya.
"Terima kasih dok," ujar Irene dan Suho bebarengan. Dr. Byun hanya tersenyum ramah menanggapinya.
"Kamu tunggu sini dulu, aku mau nebus obat," ujar Irene dan diangguki Suho. Wanita itu berjalan menjauh, dan kemudian menuju ke tempat penebusan obat alias apotek yang ada didalam klinik besar tersebut. Setelah itu, ia kembali lagi.
"Udah, yuk pulang," Irene menarik tangan Suho. Mereka menuju ke mobil. Irene menatap Suho dengan rasa bersalahnya.
"Kenapa natapnya kayak gitu?" Suho bersuara.
"Maaf," ujarnya.
"Buat apa?"
"Aku ngasih kamu kue itu. Harusnya kan nggak," Irene menunduk, ia merasa bersalah.
"Nggak usah ngerasa bersalah," Suho tersenyum. "Mending kita pulang," ucapnya lagi.
Mendengar nada bicara suaminya yang lemas, Irene menghela nafasnya. Sedetik kemudian ia melajukan mobilnya menjauh dari klinik.
()
"Diminum obatnya,"
Suho meminum obat tersebut. Melihat Irene yang nampak cemas, Suho tersenyum senang dalam hatinya. Ternyata istrinya itu sangat peduli padanya. Itu artinya, perlahan mereka bisa seperti suami istri pada umumnya.
"Kenapa?" Tanya Suho.
"Aku bener-bener nggak tau-"
"Iya, udah nggak usah dibahas. Khawatir amat," potong Suho.
"E-eh?" Irene pun langsung jadi salah tingkah. Apa se---jelas itukah rasa khawatirnya?
"Makasih ya, udah khawatir" ujar Suho.
Irene hanya diam. Kemudian ia membereskan peralatan makan yang tadi Suho gunakan. Wanita bermarga asli Bae itu langsung keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia malu, malu karena sudah ketahuan khawatir.
Menutup pintu kamar dengan perasaan yang tak karuan. Irene menyandarkan dirinya pada tembok disamping pintu kamarnya itu. Mencoba menetralkan degup jantungnya yang tak karuan.
"Buka hati lo, sampe lo ngerasa deg deg an yang luar biasa, itu artinya lo udah mulai nyaman sama dia,"
Perkataan Seulgi kembali teringat dipikirannya. Apa benar Irene sudah mulai menaruh rasa pada lelaki itu?
"Iya kak, percaya deh kalo udah mencoba buka hati, kita perlahan tanpa sadar kita itu udah mulai naruh perasaan ke dia,"
Itu Joy yang berbicara. Apa benar Irene sedang seperti itu sekarang? Hm... memang tak ada salahnya sih dia mencoba membuka hatinya. Meskipun harus berakhir dia memberikan Suho kue coklat kacang yang membuat laki-laki itu haeus mengalami alergi.
T. B. C.
Minta votenya boleh?:)🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-end
Fanfiction() ✔ Memiliki istri yang dingin dan cuek bukanlah kemauan Suho. Tetapi jika kenyataannya seperti itu, maka apa yang harus ia lakukan? Tentu saja ia hanya bisa pasrah menerimanya.