Diam)20

2.9K 263 9
                                    

Hai... up lagi nih!🤗
Maaf jika banyak typo🍎

()

"Lo gila Rene?!" Pekik Wendy kala mendengar kenapa Irene tak semangat hari ini.

Seulgi menggeleng-gelengkan kepalamya tak habis pikir. Sementara Joy bersandar pada dinding dan menggigit kukunya. Berfikir bagaimana membantu Irene dalam hal ini.

"Kasihan Suho," ujar Wendy lagi.

Seulgi mengangguk, "iya, apa lagi... bulan depan kalian genap setahun kan?" Perempuan Kang itu menatapnya.

"Aku ada ide!" Ujar Joy dan membuat ketiga orang itu menatap kearahnya.

Joy berjalan, menarik kursi kerjanya dan menatap ketiga temannya itu secara bergantian. Tetapi, akhirnya pandangannya terfokus pada Irene.

"Apa?" Tanya Irene.

Joy hanya tersenyum manis menanggapinya. "Kalian udah baikan kan kak, sebelum ini?"

Irene mengangguk.

"Bagus. Aku rasa rencana yang aku susun bakal berhasil." Ujar Joy semangat.

"Emang rencana apaan yang lo buat?" Tanya Seulgi.

"Ya rencana bikin mereka baikan lah," ujar Joy.

"Nggak ada cara lain selain Irene harus nikah sama pak Kim," Wendy.

"Nggak! Ada cara lain, dan aku yakin ini bisa!" Joy Yakin.

Irene hanya diam memperhatikan. Ia selalu fokus pada Joy saat perempuan itu berbicara mengenai apa rencana yang ia buat agar Irene dan Suho bisa baikan. Ide Joy cukup cemerlang, Irene akan mencobanya.

"Gimana? Mau kan?" Joy menatap Irene.

"Boleh," Irene mengangguk setuju.

"Gue tulisin deh buat lo!" Seulgi mengambil sebuah kertas. "Joy! Ulangi,"

Joy pun mengulanginya. Irene beruntung, iq memiliki teman-teman yang perduli padanya. Meskipun kadang mereka mengatainya, tetapi Irene bersyukur, karena mereka sangat baik padanya.


()


Membeli mainan anak-anak, Suho hari ini akan membagikannya untuk anak Seokjin dan Chen. Ia ingin memberikan hadiah untuk anak-anak itu. Kenapa? Karena ia pikir bisa menghilangkan rasa kecewanya, meskipun sebentar.

Kali ini ia berkunjung ke rumah Seokjin, karena untuk anaknya Chen sudah ia berikan pada Chen di kantor tadi.

"Loh? Bang Suho?" Kaget Seokjin.

"Soobin ada?" Tanya Suho.

Seokjin menggangguk. "Ada bang. Di dalem, lagi makan. Yuk gabung!" Ajak Seokjin.

"Gapapa nih?" Tanya Suho.

Seokjin terkekeh pelan. "Gapapa lah bang, lagian Sojung masaknya lebih,"

Suho mengangguk. Mereka pun masuk dan makan malam bersama. Seokjin dan Sojung memperlakukannya dengan sangat baik. Bahkan Soobin, anak mereka sudah dekat dengan Suho.

"Soobin, sini!" Panggil Suho saat mereka selesai makan malam.

Anak itu turun dari kursi dan menghampiri Suho. "Apa om?"

"Ini buat Soobin!" Ujar Suho memberikan paper bag pada Soobin.

"Buat Bin om?"

Suho mengangguk.

"Wah.... mobil-mobilan! Yey! Makasih om!" Soobin memeluk Suho dan mencium pipi laki-laki itu. Membuat Sowon dan Seokjin menggeleng.

"Lo terlalu sering ngasih mainan ke Soobin," ujar Seokjin.

"Iya, ntar dia kebiasaan loh!" Imbuh Sojung.

Suho menggeleng. "Gapapa, lagian Soobin juga seneng kan?"

Soobin mengangguk. "Iya om!"

_

Minta maaf, dengan cara masak masakan kesukaan Suho.

Sudah dua jam lamanya Suho belum pulang dari jam biasanya. Irene menghela nafas. Menatap meja makan yang penuh dengan makanan, tetapi suaminya tak kunjung pulang.

Tetapi kemudian, Suho pulang.

"Suho!" Panggil Irene.

Suho hanya diam dan menatap Irene.

"Ayo makan malam dulu,"

"Aku udah makan, mau istirahat," ujar Suho dan berjalan menaiki tangga.

Irene menatap sedih meja makan. Ia pun membungkus makanan itu, dan memberikannya pada pak satpam agar dibagi-bagi kan.

Rencana pertama, gagal.













T. B. C.
Jangan lupa votenya;)🍎

Diam-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang