Diam)11

3.1K 301 4
                                    

Maaf jika ada typo🍎

()


Acara peresmian tersebut mengundang banyak tamu dari pebisnis yang sukses-sukses.

"Aku malu," cicit Irene.

"Kenapa malu?" Tanya Suho.

"Mereka semua berkelas, sementara aku?"

"Sstt... siapa suruh buat ngebanding-bandingin hm? Kita harus percaya diri," Suho melingkarkan tangannya pada pinggang Irene. Merapatkan tubuhnya dengan sang istri, agar wanitanya itu tak kemana-mana.

"Yakin deh sama aku,"

Irene menatap sang suami. Ia mengangguk sebagai tanda setuju dengan ucapan Suho. Ia harus percaya diri.

"Kita masuk ya," ujar Suho dan lagi-lagi Irene hanya menangguk.

"Nggak usah canggung," bisik laki-laki Kim itu.

Mereka berdua berjalan masuk diatas red carpet yang telah disediakan. Berjalan layaknya model yang menjadi pusat perhatian. Mereka tampak samgat serasi, hingga mencuri perhatian seluruh tamu yang hadir. Eum.. selain tampak serasi, mungkin ini juga kali pertama mereka melihat Suho memperkenalkan sang istri didepan banyak orang. Meskipun secara tak langsung.

"Wow... tuan dan nyonya Kim!" Sambut Baekhyun.

Suho tersenyum, begitupun dengan Irene. Ia harus tetap terlihat tak canggung.

"Ini acara gue, tapi kalian yang nyita seluruh perhatian tamu gue!" Ujar Baekhyun dengan nada kesal.

Suho terkekeh, "Mungkin pesona gue sama istri gue lebih menarik dari pada mewahnya acara lo,"

Baekhyun merotasikan bola matanya dengan malas. "Ya... ya... terserah! Yang penting ini acara gue, dan gue tuan rumahnya!"

"Ah.. iya! Selamat tuan Byun," Suho memberi ucapan selamat.

"Makasih," Baekhyun menjabat tangan Suho. Tetapi saat ia ingin menjabat tangan Irene, Suho dengan cepat menepisnya.

"Nggak semudah itu tuan Byun," Suho melayangkan tatapan tajamnya. Sedangkan Baekhyun hanya menyengir kuda. Ternyata temannya yang satu ini memiliki sifat possesif.

"Hahaha... oke oke, gue paham. Silahkan nikmati pestanya ya," ujarnya lalu meninggalkan mereka, untuk menyambut tamu-tamu yang lain.

"Kita pulang sekarang?" Tawar Suho pada istrinya.

"Kok sekarang? Apa nggak sopan, baru datang udah pulang" Irene.

"Iya juga ya.. yaudah, kita disini bentaran, terus pulang. Kamu pasti nggak nyaman kan?"

Irene hanya tersenyum menanggapi.



()


Suho tersenyum saat melihat sang istri ternyata tertidur dimobil. Ia pun turun dan menggendong Irene menuju ke kamarnya. Membaringkan tubuh sang istri di kasur, lalu ia membersihkan diri dan berganti pakaian.

Perlahan Irene membuka matanya. Melihat kesekeliling. Perasaan tadi ia dimobil, kok sekarang sudah ada dikamar?

"Loh? Bangun?" Ujar Suho yang baru keluar dari kamar mandi dengan baju tidurnya.

"Hm.. aku ketiduran ya?" Tanya Irene.

Suho mengangguk, "iya kamu ketiduran. Terus aku bawa kesini,"

Irene agak terkejut. "Kamu gendong aku?"

Suho mengangguk.

"Aku berat ya?" Tanyanya.

"Eum... lumayan," jawab Suho.

"Hah? Kayaknya aku haeus diet,"

Suho mengerutkan alisnya. "Kenapa diet?"

"Kamu bilang aku berat, berarti aku agak gendut dong," Irene.

Suho terkekeh. Ia menghampiri sang istri, dan duduk ditepi ranjang. "Kamu se-terpengaruh itu?" Suho terkekeh, "nggak usah dipikirin deh, mau kamu gendut atau nggak, kamu tetep istri aku dan aku tetep bakal suka sama kamu,"

Blush.

Pipi Irene kini mulai didominasi rasa panas. Pipinya memerah hanya karena ucapan suaminya. Ya! Kenapa Suho bisa membuatnya malu hanya dengan perkataan laki-laki itu? Irene benar-benar malu sekarang.

Sedangkan Suho tersenyum. Ia senang karena menyadari rona merah dipipi istrinya. Artinya, ia mulai bisa meluluhkan es dalam diri sang istri.









T. B. C.
Minta votenya dong:)🍎

Diam-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang