Maaf jika ada typo🍎
()
"Pagi pak,"
"Selamat pagi pak,"
"Pagi pak!"
Begitulah sapaan dari beberapa karyawan yang ia lalui. Membalas sapaan mereka dengan senyum ramah, adalah keharusan Suho. Yah, bagaimanapun perusahaan ini tak akan berjalan dengan baik jika tanpa pekerja kan?
Laki-laki Kim itu memasuki ruang kerjanya, dan langsung berkutat dengan berkas-berkas dan laptop sebagai pelengkap untuk menyelesaikan pekerjaan menumpuk ini.
_Disisi lain, Irene juga melakukan hal sama seperti sang suami. Entah mengapa hari ini banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Mengingat jadwal perusahaan yang harus mencapai target bulan ini.
"Haduhhh... heran deh, demen banget nih kkn bikin pusing," dumel Wendy.
"Kkn? Apaan?" Bingung Seulgi.
"Komunitas Kertas Ngeselin," ujar Wendy dan membuat mereka sedikit tertawa.
"Emang kertas ada komunitasnya?" Joy tak habis pikir.
"Ada. Nih buktinya! Mereka ngumpul mulu," Wendy benar-benar kesal dengan berkas-berkas tersebut.
"Udahlah... mending fojus aja, selsain terus pulang," ujar Irene.
"Iya deh yang udah akur mah bawaannya pengen pulang terus," sindir Seulgi.
Irene sama sekali tak mengindahkan ucapan temannya tersebut. Wanita bermarga asli Bae itu hanya fokus pada layar laptopnya. Perasaan ingin cepat menyelesaikan pekerjaan lalu pulang, mendominasi pada dirinya. Entahlah, ia mengaku jika merindukan perlakuan manis sang suami pada dirinya.
()
Jam pulang kerja adalah hal yang ditunggu Suho. Ia tak sabar untuk menjemput istrinya dan pulang bersama. Ia bangkit dan kembali memakai jas nya yang sempat ia lepas tadi. Laki-laki itu tersenyum dan berjalan menuju parkiran.
Sampai disamping mobilnya, Suho cukup terkejut saat mendapati ada seorang perempuan dengan tampilan anggun dan kaca mata hitam yang menghiasi mata perempuan itu.
Suho tak butuh waktu lama untuk mengenalinya. Tentu saja Suho tahu, jika dia adalah Jisoo, masa lalunya.
"Akhirnya kamu keluar juga. Aku nunggu hampir karatan disini," ujarnya.
"Kamu nggak ada sambutan apa-apa gitu ke aku?" Lagi. Perempuan itu berucap dan Suho hanya diam.
"Ck, Suho... aku kangen loh, setahun nggak ketemu!" Perempuan itu membuka kaca matanya dan mendekati Suho.
Saat Jisoo ingin memeluknya, Suho mendorong pelan pundaknya.
"Kenapa?" Jisoo terkejut.
"Maaf, tapi kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi," ujar Suho menatap datar Jisoo sedatar nada bicaranya.
"Bukannya kita bisa memulai lagi Ho?"
Suho menggeleng, "nggak akan bisa Jisoo"
"Kenapa?"
"Sampai kapan pun kita nggak bisa bersatu lagi,"
Jisoo memandang curiga kearah Suho. "Apa kamu udah punya pengganti aku?"
Mendengar ucapan itu, entah mengapa membuat senyum miring terlukis pada wajah Suho. "Lebih dari itu," ujarnya dan langsung memasuki mobilnya. Meninggalkan Jisoo yang tengah dikelilingi kebingungan.
Lebih dari itu.
Apa maksudnya? Lebih dari seorang pengganti? Apa... Suho sudah benar-benar melupakannya, dan... sudah memiliki seseorang yang menggantikan posisi Jisoo?
Sedangkan Suho kini menjalankan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Bukan apa-apa, ia hanya tak mau membuat istrinya menunggu lama.
Mengingat ia sudah membuang waktunya untuk meladeni Jisoo tadi. Eum... ngomong-ngomong tentang Jisoo, kenapa perempuan itu kembali? Bukannya dulu Jisoo bilang jika akan menetap di London?
Entahlah, Suho tak mau ambil pusing. Terserah perempuan itu saja. Yang penting, ia sudah memiliki Irene, dan tak akan meninggalkan istrinya itu.
"Nggak perlu pikirin itu Suho, sekarang mikir gimana lo bisa bulan madu sama istri lo,"
T. B. C.
Votenya dong:)🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-end
Fanfiction() ✔ Memiliki istri yang dingin dan cuek bukanlah kemauan Suho. Tetapi jika kenyataannya seperti itu, maka apa yang harus ia lakukan? Tentu saja ia hanya bisa pasrah menerimanya.