Diam)29

3K 268 23
                                    

Maaf jika banyak typo🍎

()

Melakukan hubungan jarak jauh memang sulit pada awalnya. Tetapi kini Irene mulai terbiasa dengan hal tersebut. Sudah genap tiga bulan lamanya Suho pergi. Dan selama itu, mereka juga tak pernah putus komunikasi.

Saling mengirim pesan lewat akun media sosial mereka, dan kadang melakukan panggilan video atau panggilan suara. Tentu yang melakukan panggilan suara itu adalah Suho terlebih dahulu. Padahal biaya panggilan internasional kan mahal, tetapi si holkay itu tak perduli.

Waktu yang berbeda juga menyulitkan komunikasi mereka.

Sekarang, Irene sedang mengerjakan pekerjaannya. Tetapi kedua mata lelahnya tampak semakin lelah, dan memberat ingin segera terpejam.

Tetapi tiba-tiba sebuah panggilan video masuk, dan itu dari suaminya. Membuat ia kembali segar lagi. Kini wajahnya bertatapan dengan wajah suaminya.

"Kangen..." ujar Suho disebrang sana.

"Sama" balas Irene tanpa gengsi.

"Lagi apa itu?"

"Ck, kan lagi ngomong sama kamu,"

Di layar berbentuk persegi panjang itu, menampilkan Suho yang tersenyum.

"Iya sih, eum... kenapa belum tidur? Bukannya udah malem disana?"

"Tadinya sih mau tidur, tapi ada panggilan dari kamu. Ya udah, aku angkat aja,"

Suho tampak menghela nafasnya. "Kalau kamu pengen tidur, kenapa diangkat nyonya Kim?"

"Kan kangen," ujar santai Irene. Serasa tanpa beban.

"Sekangen itu kah istriku? Sabar ya... kalau dah selesai, aku pulang kok"

Irene mengangguk. Tetapi kemudian ia menghela nafas lelah. "Sampai kapan? Kapan kamu pulang?"

Suho menggeleng. "Sampai semua selesai disini. Maka aku bakalan langsung pulang, ketemu kamu"

"Masih lama ya?" Ujar pelan Irene. Yah, sampai kapan ya ia menahan rindu seperti ini? Rasanya tak tahan saja. Karena jujur, ini pertama kalinya ia merasakan yang namanya cinta. Sejak dulu saat masa sekolah, ia memang terkenal cantik seantero sekolah, bahkan sampai terdengar ke sekolah lainnya.

Meskipun banyak yang mengagumi dirinya, tak ada yang berani mendekatinya, karena sikap dingin yang ia miliki.

Tapi untuk Suho, Irene merasa harus berterima kasih banyak pada laki-laki yang sudah satu tahun lebih menjadi suaminya. Dengan sabar dan halus, Suho mencoba meyakinkan dirinya dengan pernikahan terpaksa mereka ini. Tetapi hal tersebut nyatanya berhasil. Membuat mereka saling memiliki rasa nyaman yang besar sekarang.

"Kamu ngelamun?"

Segera Irene tersadar. "Ng-nggak kok,"

"Tidur gih, jangan capek-capek. Istrinya tuan Kim nggak boleh capek, apalagi sakit. Kan tuan Kim nya lagi nggak disampingnya," ujar Suho membuat Irene tersenyum dan merasa pipinya memanas. Tanpa ingin merusak momen, ia merosot dan kepalanya mendarap apik dibantal.

"Aku akan tidur. Kamu juga jangan capek-capek disana,"



()


Menyelesaikan berkas-berkas yang menumpuk adalah makanan sehari-hari para pekerja seperti Irene.

"Bisa mampus gue...." keluh Wendy.

"Huftt.... kemarin Sungjae aja marah," ujar Joy. Iya, suaminya itu memarahinya karena Joy terus sibuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Gue juga diprotes Jimin," ternyata Seulgi juga merasakan hal yang sama dengan Joy.

Irene hanya diam saja. Ia juga capek, tetapi ia tak mau mengecewakan bos yang sangat baik pada mereka.

"Eh, bentar!" Wendy mendekati Irene. "Gimana rasanya hubungan jarak jauh?" Tanyanya.

Irenr menghentikan aktivitasnya, lslu menatap Wendy.

"Yah gitu..." ujarnya tampah malas.

"Gimana?" Kepo Seulgi.

Irene kini menatap Seulgi. "Kalian bakal tau kalo misalnya ngalamin sendiri," ujar Irene dan langsung membuat Wendi maupun Seulgi mengumpat.

"Jangan sampe ngalamin deh, nggak kuat," ujar pelan Seulgi.














Jangan lupa bintangnya:)🍎
Masih ada part selanjutnya:v

Diam-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang