Diam)5

3.4K 330 0
                                    

Maaf jika ada typo🍎

()


"Irene!" Panggil Seulgi yang kini menghampirinya.

"Mau ikut ke pembukaan toko kue nya Jeongyeon nggak?" Tawar Seulgi.

"Sekarang?" Tanya lawan bucaranya itu.

"Iyalah... sekarang. Yuk!" Ajak Seulgi.

"Yaudah deh," Irene pasrah.

"Oke, pake mobil lo ya, gue hari ini nggak bawa mobil. Tadi pagi aja, gue berangkat bareng Jimin." Ujar Seulgi.

"Iya deh,"

Akhirnya mereka ke parkiran. Mencari mobil milik Irene, lalu masuk dan sang pemilik melajukan mobilnya menuju tempat tujuan mereka. Toko kue milik Jeongyeon.

Sesampainya disana, suasananya lumayan ramai. Karena memang toko kue itu ternama, dan jika dilihat, tempatnya nyaman.

"Seulgi! Irene!" Sapa sang pemilik.

"Hai," sapa Seulgi balik, dan Irene hanya melempar senyumnya.

"Wahh... akhirnya lo buka cabang disini juga Yeon," ujar Seulgi.

"Ya begitulah, gue pikir disini juga tempat yang cocok buat ngembangin usaha," balas Jeongyeon.

"Pilihan yang bagus emang," Seulgi terkekeh.

"Eh, Irene. Ayo masuk, liat-liat aja dulu, kalo mau nyoba boleh kok," ujar Jeongyeon.

"Beneran?" Irene.

"Iyalah beneran, masa gue becanda," Jeongyeon terkekeh.

Mereka bertiga terus berjalan didalam toko itu, sambil sesekali Seulgi mencicipi kue-kue dari resep Jeongyeon. Tentu saja itu enak bagi lidahnya. Manisnya pas dan sangat enak.

"Gue mau beli yang ini deh, dibungkus ya... buat Jimin dirumah," ujar Seulgi sambil menunjuk salah satu jenis kue yang berada di etalase tersebut.

"Yaudah, biar dibungkusin,"

"Eh Rene, lo nggak mau beli juga? Siapa tahu Suho suka," Seulgi tersenyum penuh arti.

"Emang iya?"

Mendengar penuturan Irene itu, membuat Seulgi memutar bola matanya. Temannya ini memang memiliki rasa kepekaan yang rendah.
"Biasanya, sesuatu yang manis itu bisa bikin orang tenang," ujar wanita bermarga Kang itu kemudian.

"Oh ya?"

Lagi-lagi Seulgi hanya bisa menatapnya malas.

"Iya Rene, lo nggak peka amat sih!" Kesalnya.



()


Menatap garasi yang sudah terparkir oleh mobil yang tentu milik suaminya, Irene jadi bingung sendiri. Ia pun keluar dari mobilnya, lalu menatap sesuatu ditangan kanannya.

Sebuah plastik berisi kue dari toko Jeongyeon. Akankah Suho menyukainya? Secara kan, Irene tidak tahu selera suaminya. Ia jadi ragu untuk memberikan kue berbahan campuran kacang dan cokelat itu pada Suho.

"Udah deh Rene, percaya sama gue. Apapun pilihan lo, suami lo itu pasti bakal suka. Percaya diri aja deh,"

Siapa lagi kalau bukan Seulgi yang mengatakannya. Dengan satu tarikan nafas, Irene memasuki rumahnya. Sepi, dan wanita itu langsung menuju ke dapur. Meletakkan apa yang ia bawa itu diatas meja, lalu mengambil piring.

Kemudian, tangannya membuka plasrik dan kotak sebagai bungkus kuenya. Memindahkan potongan-potongan kue yang lezat itu ke piring, dan ditatanya dengan rapi.

"Biasanya sih, sambil minum kopi enak tuh. Apalagi kalo lagi sibuk, bisa jadi teman yang cocok buat ngerjain pekerjaan,"

Ucapan Jeongyeon ada benarnya juga jika dipikir-pikir.

Segera Irene mengambil cangkir, dan mencampur gula dengan bubuk kopi hitam itu dengan takaran pas, lalu menuangkan air panas. Bau harum khas minuman hitam itu membuat Irene tersenyum.

Tetapi senyumnya luntur saat ia memikirkan apakah suaminya akan menyukainya? Ah, tapi ia harus yakin. Seperti yang dikatakan Seulgi padanya, jika suami akan menyukai segala hal yang istrinya lakukan. Maka dari itu, Irene harus percaya diri.









T. B. C.
Minta bintangnya boleh kali ya:)
🍎

Diam-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang