Diam)16

2.9K 280 8
                                    

Maaf jika ada typo🍎

()


Hari ini Suho tak sesibuk kemarin. Ia pun menghubungi istrinya untuk diajak makan siang. Entahlah, rasanya ia ingin makan siang bersama sang istri.

Setelah Irene setuju, Suho pun keluar dan melajukan mobilnya menunuju ke kantor Irene.

Rasanya sangat senang. Baginikah yang dirasakan teman-temannya lebih dulu? Mempunyai istri yang bisa mengurus keperluan, sekaligus orang untuk melepas penat.

Irene sudah bersiap didepan kantor, dan tersenyum kala mobil sang suami sudah berada didepan tempat ia berdiri.

Suho keluar dan menatapnya. "Kenapa nunggu disini?" Tanyanya.

"Kenapa nggak nunggu didalem aja sih?" Kesal Suho. Karena posisi Irene yang sekarang berada di luar gerbang perusahaan ini.

"Emang kenapa?" Tanya Irene bingung karena suaminya ini tiba-tiba mengomel.

"Nanti kalo ada orang nyulik kamu, aku bisa jadi duda belum punya anak!" Ujar Suho asal.

Mendengar itu, entah kenapa Irene merasa bersalah ketika Suho mengatakan tentang anak. Iya, selama ini kan Irene dan Suho belum pernah berinteraksi secara intim. Jangankan begitu, tidur saja masih dibatadi guling ditengahnya. Memang pasangan yang benar-benar aneh.

"Irene?" Suho mencoba menyadarkan istrinya yang telah melamun.

Tetapi Irene sepertinya tak mendengarnya.

"Irene?" Ulangnya. Dan tetap, Irens hanya diam.

"Irene Kim," ujarnya tegas dan barulah istrinya itu tersadar.

"Kamu ngelamun?" Tanya Suho.

Irene tampak salang tingkah. Perempuan itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menggeleng pelan.

"Bener? Nggak ngelamun hal yang serius kan?" Suho memastikan. Ia tak mau jika istrinya banyak pikiran.

"Iya," Irene mengangguk meyakinkan Suho.

Baiklah, Suho percaya dan langsung membukakakn pintu untuk istrinya tersayang itu. Ia harus memperlakukan Irene layaknya ratu, agar mereka semakin dekat, dan bisa yakin untuk membuat rencana masa depan. Termasuk membuat penerus Kim atau baby Kim.



()


Restoran mewah pilihan Suho memang bisa menghipnotis Irene. Bagaimana tidak? Suasana disini sangat nyaman untuk Irene. Ia sangat menyukai suasana tenang seperti ini.

Sedangkan Suho hanya tersenyum ketika melihat istrinya itu menyukai tempat pilihannya. Tak perduli berapa pun uang yang ia keluarkan. Lagian, jika hanya ini sih tak akan membuatnya miskin.

"Kamu suka?" Tanyanya.

Irene mengangguk senang. "Nyaman banget tempatnya,"

Suho tersenyum, "iya, lebih nyaman lagi kalo kamu terus senyum kaya gini," ujarnya.

"Kamu berusaha gombal ya?" Irene menutupi rasa malunya. Tetapi Suho masih melihat rona merah dipipi istrinya itu.

"Iya, dan ternyata mempan," Suho terkekeh.

Irene jadi memegangi kedua pipinya. "Ngetara ya?" Ujarnya.

Suho mengangguk, "banget. Tapi gapapa, aku suka kok," laki-laki yang sudah berstatus sebagai suaminya itu tersenyum.

Irene jadi semakin malu. Suho itu benar-benar suami yang aneh sekaligus manis. Entahlah, tetapi Irene menyukainya.

Pesanan mereka datang.

"Wah..." Irene mencium aroma harum dari masakan tersebut. Tampilan yang rapi dan indah juga menyentuh perhatiannya.

"Nggak usah diliatin. Makan aja," Suho menyadarkannya.

Irene tersenyum dan mulai memakannya. Suho juga melakukan hal yang sama. Sekarang laki-laki Kim itu tahu suasana apa yang disukai istrinya. Pokoknya ia harus terus mengajak Irene keluar, agar ia tahu apa yang disukai istrinya dan yang tidak disukai istrinya.

Sejauh ini yang ia tahu, Irene mempunyai tiga teman dekat yang juga satu kantor dengan perempuan itu. Lalu, Irene menyukai tempat yang tenang, dan makanan dengan bentuk indah. Irene juga suka kerapian dan kesederhanaan.












T. B. C.
Minta bintangnya lah:v🍎😅

Diam-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang