Maaf jika ada typo🍎
()
Irene tidak menyiapkan makan malam. Ia tidak mau jika Suho tidak menghargai lagi. Tetapi rencana ketiga ini harus berhasil. Jika tidak, ia akan menyerah dan tak mau melakukan rencana yang selanjutnya. Masa bodoh dengan berapa lamanya ia dan Suho akan saling mendiami.
"Udah pulang?" Irene tersenyum menatap Suho yang masuk ke kamar.
Suho menatapnya dengan alis yang hampir menyatu. Bukankah ini sudah jam satu pagi? Lalu kenapa Irene belum tidur? Apa menunggu Suho? Ada rasa khawatir dan tak enak dihati Suho. Tetapi ia tetap dengan ego nya. Ia ingin menghukum Irene dengan cara seperti ini. Tujuannya, ia ingin tahu seberapa besar istrinya itu peduli padanya.
"Mandi gih, biar aku buatin teh atau kopi?"
"Nggak usah,"
Irene mengangguk. Perempuan itu berjalan mendekat dan melepas jas juga dasi Suho. Membuat sang empu menahan nafas karena perbuatannya.
"Ya udah, mandi aja. Terus istirahat," ujarnya sambil membawa jas Suho keluar.
Sedangkah Suho hanya menatap punggung istrinya yang mulai menjauh. Setelah itu, ia mandi dan mengenakan baju tidurnya.
Tiba-tiba kepala Irene pusing. Ia sedang meletakkan jas Suho di tempat pakaian kotor. Tangannya memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.
Ia kembali mengingat-ingat dan menemukan alasannya. Dari kemarin, ia tak makan. Sudah dua hari ini, dan ia hanya mengkonsumsi jus yang biasa ia beli di kantor. Bahkan tadi ia meminum kopi terlalu banyak agar tak ngantuk.
"Gue nggak boleh lemah," Setelah pusingnya mereda, Irene memasuki kamar dan melihat Suho yang sudah tertidur lebih dulu. Sampai kapan mereka akan seperti ini? Suho tidur dengan memunggungi, dan Irenr pun akhirnya merebahkan diri disamping Suho dengan posisi memunggungi juga.
Kepalanya terasa pusing lagi, dan perutnya serasa naik dan ingin mual. Tetapi Irene mencoba mengabaikannya dulu. Ia ingin istirahat saja. Baiklah, karena rencana ketiganya gagal, maka sesuai tekadnya, ia tak akan melakukan rencana selanjutnya.
Biarlah Suho tetap mendiaminya. Karena sekarang yang Irene pikirkan adalah rasa mual dan pusing, juga badannya lumayan demam.
()
Sejak dini hari tadi, Irene tidak bisa tidur. Ia terus menahan rasa sakitnya, hingga inilah puncaknya. Irene berjalan ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Tidak ada apa-apa. Hanya air yang keluar, karena ia memang tidak mengisi perutnya dengan makanan.
Suho yang baru bangun pun mencoba tak perduli dengan istrinya.
Pandangannya bertemu dengan pandangan lemas Irene. Perempuan itu baru keluar kamar mandi dengan satu tangan berpegangan dengan pintu, dan satunya lagi memegangi perutnya.
Tiba-tiba mual menyerang lagi. Membuat Irene masuk kembali ke kamar mandi.
Suho berfikir, kenapa dengan istrinya? Wajahnya pucat, mual-mual dan terlihat lemas.
Lama tak mendengar suara mual Irene dari dalam kamar mandi, Suho pun membuang ego nya dan melihat keadaan istrinya.
Pantas jika tidak ada suara lagi. Ternyata istrinya itu terkulai lemah di lantai kamar mandi, dengan washtafel yang masih mengeluarkan air. Cemas, Suho menghampiri istrinya yang sudah basah kuyup dan langsung menggendongnya ke kasur.
"Irene..." ujarnya khawatir.
Ia menepuk-nepuk pelan pipi istrinya. Tetapi tetap tak ada hasil. Irenr tak sadarkan diri.
Segera ia mengambil ponsel dan menelfon dokter agar kesini. Karena tak mungkin ia membawa Irene dengan keadaan basah seperti ini. Menunggu dengan tak sabaran kapan dokter sampai.
Maap digantung dulu:v
T. B. C.
Votenya jangan lupa:)🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-end
Fanfiction() ✔ Memiliki istri yang dingin dan cuek bukanlah kemauan Suho. Tetapi jika kenyataannya seperti itu, maka apa yang harus ia lakukan? Tentu saja ia hanya bisa pasrah menerimanya.