Maaf jika banyak typo🍎
()
Semakin hari, rumah tangga Suho dan Irene semakin membaik. Bahkan keduanya tak segan untuk saling kontak fisik. Suho yang sering mengagetkan Irene karena tiba-tiba memeluk, atau Irene yang tak segan untuk mendekat pada Suho.
Pendekatan keduanya sudah cukup jauh, hingga mendapatkan kenyamanan masing-masing.
Masalah bulan madu, baik Suho maupun Irene tak ada yang ingin membahasnya dulu. Mereka ingin fokus pada rumah tangga dan karir mereka dulu.
Saat mendekati jam makan siang, Irene meminta izin keluar dari bos nya. Hari ini ia ingin berkunjung ke kantor suaminya, dan mengajak suaminya itu makan siang bersama.
"Good luck!" Ujar Seulgi dan hanya dibalas senyuman oleh Irene.
()
Irene memesan taksi online dan menuju ke kantor Suho.
"Sibuk nggak ya," gumamnya.
Sebenarnya ia tak memberitahu Suho tentang ini. Ia sengaja, ingin melakukan kejutan untuk suaminya itu. Seperti yang pernah Joy katakan jika ia pernah mengunjungi Sungjae, dan suaminya itu sangat bahagia.
Dari cerita itu Irene jadi penasaran tentang respon Suho ketika ia mengunjunginya.
Setelah membayar taksi, Irene turun dan menatap gedung itu dengan perasaan gugup.
"Huftttt,,," dengan langkah yakin Irene memasuki kantor dan membuat para karyawan menunduk hormat. Dengan malu-malu Irene pun merespon mereka. Ya, karena Irene kan memang pemalu.
Menaiki lift hingga sampai di lantai paling atas, Irene segera berjalan menuju ruangan yang ia yakini adalah ruangan Suho.
"Sekertaris pak Kim?" Tanyanya pada seorang perempuan.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?"
"Pak Kim nya ada?"
"Beliau sedang rapat. Apa yang anda perlukan?"
Ah, sepertinya sekertaris Suho tak mengenalnya. Baiklah, seperti kata Seulgi, kau harus tenang Irene.
"Gue sih ogah banget kalo ke kantor Jimin. Masa karyawan-karyawannya nggak tau gue? Mana sekertarisnya ngeselin lagi!" "Masa sekertarisnya ngaku-ngaku jadi pacarnya Jimin? Kan kesel gue! Lah terus gue dianggep apa dong?" "Pokoknya ya Rene, lo tuh jangan kepancing kalo nanti ngalamin hal yang sama kayak gue,"
Begitulah kata-kata Seulgi yang keluar saat Irene bilang ia ingin mengunjungi kantor suaminya.
"Saya mau tunggu di ruangannya aja," ujar Irene.
"Tapi pak Junmyeon tidak akan mengijinkan siapapun masuk ke ruangannya tanpa persetujuannya,"
Irene menghela nafas. Baru saja ia ingin bicara, seorang wanita datang dengan langkah elegannya.
"Nona Jisoo!" Ujar sekertaris Suho itu.
"Suho ada?"
"Mungkin masih diperjalanan nona," ujarnya lebih ramah. Membuat Irene menatapnya bingung.
Kemudian, Jisoo melihatnya dengan sedikit sombong. "Anda siapa?"
"Say-"
"Loh?" Tiba-tiba Suho datang dan tersenyum. Bukan pada siapapun, tetapi pada istrinya.
"Kenapa tidak disuruh masuk Yeri?" Tanya Suho pada sekertarisnya yang ternyata bernama Yeri.
"Maaf pak," ujarnya kemudian menatap Jisoo. "Nona Jisoo silahkan masuk saja," Yeri mempersilahkan Jisoo masuk ke ruangan Suho.
"Bukan dia!" Ujar tegas Suho. "Tapi istri saya. Apa kamu nggak tahu?" Suho menarik tangan Irene hingga tubuh mereka bertubrukan.
Yeri melotot. Kenapa ia sampai tidak tahu jika itu istri bosnya? Habislah ia kali ini! Sedangkan Jisoo juga tak kalah terkejutnya. Ia menatap Suho seperti meminta penjelasan. Meskipun tatapan mereka bertemu, tetapi yang terjadi adalah Suho tak perduli dengannya. Di mata Jisoo, pria itu benar-benar berubah.
"Luna!" Panggil Suho pada orang yang bernama Luna itu.
"Iya pak?"
"Mulai besok kamu bertukar posisi dengan Yeri!" Ujarnya dan membuat Yeri lebih down lagi.
T. B. C.
Jangan lupa bintangnya:)🍎
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-end
Fanfiction() ✔ Memiliki istri yang dingin dan cuek bukanlah kemauan Suho. Tetapi jika kenyataannya seperti itu, maka apa yang harus ia lakukan? Tentu saja ia hanya bisa pasrah menerimanya.