Maaf jika ada typo🍎
()
Suho terbangun karena guncangan pelan yang mengganggu tidurnya. Ternyata istrinya sedang mencoba membangunkannya. Hari sudah pagi, matahari pun mulai menyinari dunia. Tersenyum simpul ketika melihat istrinya.
"Udah baikan?" Tanya wanita itu.
Suho mengangguk dan tersenyum.
Tetapi Irene tak yakin. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening sang suami. Hingga tanpa sadar, jantung Suho sudah berpacu cepat. Untung saja Irene tak menyadarinya.
"Yakin mau ke kantor?" Tanya Irene lagi.
"Hari ini ada meeting penting. Jadi, aku harus berangkat,"
"Nggak bisa di tunda?"
Suho menggeleng, "nggak bisa. Nanti yang ada perusahaan rugi, soalnya ada kontraknya,"
"Yaudah, siap-siap" ujar Irene lalu beranjak keluar kamar.
Mengangkat kedua sudut bibirnya, Suho tersenyum lagi. Perlahan Irene mulai betbicara padanya. Bahkan, wanita itu yang memulai pembicaraan dan malah sudah berani membangunkannya. Semangat pagi yang berkesan untuk Suho.
Tanpa membuang banyak waktu lagi, Suho bergegas ke kamar mandi, dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantor dengan semangat.
()
"
Wajah sumringah banget pak bos," Sindir Kai.
"Iya, nggak biasanya," imbuh Xiumin.
"Wah... jangan-jangan lo mau nikah lagi ya?" Tebak Chen yang langsung dihadiahi tonyoran dikepalanya. Pelakunya? Tentulah Suho. Laki-laki itu tak habis pikir dengan pemikiran temannya yang satu ini.
"Sembarang aja chentong!"
"Heh... koreksi! Chen nggak pake tong," protes sang pemilik nama.
"Ya.. ya.. terserah,"
"Udahlah, mendingan kasih tau aja lo lagi kenapa bang," ujar Kai.
"Gue lagi seneng. Makasih ya, udah yakinin gue," ujar Suho.
"Maksud?" Kai dan Chen bingung. Sedangkan Xiumin tersenyum, "Sama-sama Ho," ujar pemilik nama asli Kim Minseok itu.
Suho tersenyum, "udah ya, gue ada meeting nih. Gue tinggal dulu," ujar Suho dan langsung melesat menuju ke ruang meeting.
Disisi lain, ada Irene yang sedang termenung. Memikirkan tingkahnya pagi tadi. Awalnya ia ragu membangunlan Suho. Tetapi setelah ia melakukannya, dan mendapat senyuman dari sang suami, entah mengapa rasanya nyaman.
_
Flashback tadi pagi.
Setelah membangunkan Suho, Irene turun ke dapur dan menyiapkan sarapan. Ia membuat bubur sayur untuk menu pagi ini. Setelah siap, ia meletakkannya pada mangkuk, dan berganti membuat susu.
Irene rasa, susu dipagi hari cocok untuk suaminya yang akan pergi meeting.
"Masak apa?"
Suara Suho mengagetkannya, hingga air panas yang akan ia gunakan untuk membuat susu jadi terkena jarinya. Kontan saja Irene merintih.
Tetapi sedetik kemudian, ia terdiam kala Suho menarik tangannya dan meniup-niup lembut di bagian jarinya yang terkena air panas. Irene terdiam mengamati Suho yang begitu lembut padanya. Saking terpesonanya mungkin?
"Maaf," ujar Suho.
"Untuk?"
"Maaf udah bikin kamu kaget. Malah sampai luka begini,"
Tulus. Itulah yang dirasakan Irene.
"Gapapa," ujar wanita yang kini bermarga Kim.
"Emang mau ngapain sih?" Tanya suaminya.
"Mau bikin susu,"
"Yaudah, aku aja yang bikin,"
"Eh-"
"Tangan kamu luka, tolong jangan bikin tambah parah,"
Flashback end.
_
Irene tersenyum samar. Tak menyangka jika momennya pagi tadi se-berpengaruh ini padanya. Menambah semangat untuk bekerja. Guna menyelesaikan pekerjaannya, lalu pulang dan bertemu suaminya. Ah... mungkin Irene akan mengakui jika ia mulai menyukai Suho.
"Rene?" Psnggil Seulgi.
"Ya?"
"Lo nggak kesambet kan?" Tanya Seulgi heran. Iya, heran aja gitu liat Irene senyum. Meskipun tipis.
"Nggak kok,"
T. B. C.
Minta votenya lah:)🍎😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-end
Fanfiction() ✔ Memiliki istri yang dingin dan cuek bukanlah kemauan Suho. Tetapi jika kenyataannya seperti itu, maka apa yang harus ia lakukan? Tentu saja ia hanya bisa pasrah menerimanya.