Lagi sibuk, wkwkwk
Maaf jika ada typo🍎()
"Kita mau kemana sih?" Tanya Irene ketika Suho melajukan mobil dijalan yang tampak asing baginya.
"Nanti juga kamu tau," santai Suho dan lebih fokus pada jalanan.
Irene mengangguk. Tak apa Suho tak memberi tahunya. Itu tak penting, karena jujur, sedari tadi Irene ingin tidur. Rasanya sangat mengantuk, dan tak enak pada Suho jika harus tidur.
Suho melirik Irene yang nampak menguap beberapa kali. Lalu ia melirik jam tangannya, dan tersenyum tipis.
"Kamu tidur aja kalo capek, nanti aku bangunin," ujar Suho.
"Gapapa?" Tanya Irene.
Suho terkekeh, "kenapa malah tanya sih, kalo kamu ngantuk ya tidur,"
Irene masih menatap laki-laki Kim itu. Membuat Suho kembali berbicara.
"Tidur aja Irene, nggak usah mikir yang lain. Nanti aku bangunin,"
Irene pun hanya mengangguk, dan memejamkan matanya. Ia benar-benar mengantuk dan tak kuat menahan rasa kantuknya lagi.
Suho tersenyum tipis, dan memelankan laju mobilnya. Tak mau jika nanti terkena jalan yang berlubang ataupun polisi tidur dan mengganggu tidur istrinya. Yah, tempat tujuannya memang lumayan jauh, dan harus melewati jalanan yang rusak.
Dari pada merasa bosan, Suho menyalakan musik dengan volume pelan, dan ikut bergumam pelan mengikuti alunan lagu.
"........"
"Moreuncheok hajima, gogael deureo nareul bwa(jangan pura-pura. Angkatlah wajahmu, dan tatap aku)" Suho melirik Irene sekilas.
"......"
Kembali bergumam, sambil menatap istrinya yang tertidur itu dengan tersenyum. "Namjaigo shipeo noegen(aku ingin menjadi kekasihmu)"
Lagu yang cocok untuk Suho. Ia tak tahu apa yang dirasakan Irene, dan tentang isi hatinya. Ia harap, ia benar-benar bisa meluluhkan hati sang istri. Suho memang suaminya, tetapi apakah Suho juga kekasihnya?
()
Sampai.
Suho merenggangkan otot-ototnya, lalu menatap Irene. Apakah Suho akan membangunkannya? Tetapi, Irene tampak nyaman dengan tidurnya. Suho tak tega jika harus membangunkannya. Lagi pula, Irene pasti sangat lelah mengurus pekerjaan kantornya, ditambah dengan urusan rumah tangga.Akhirnya ia menemukan sebush ide. Suho turun dan berjalan, membuka pintu samping itu. Melepas sabuk pengaman Irene, lalu menggendong istrinya.
Irene tampak menggeliat sebentar, tetapi kembali tertidur.
Sedangkan Suho lega, karena Irene tak terbangun. Ia mulai melangkah memasuki area indah tersebut, dan menidurkan Irene direrumputan. Ya, Suho menuju ke sebuah padang rumput yang mempunyai suasana sejuk nan menenangkan.
Menatap Irene yang masih memejamkan matanya. Suho berinisiatif untuk meletakkab kepala sang istri pada pahanya. Membelai wajah cantik itu, dan tersenyum.
"Bisa nggak sih, aku masuk ke hati kamu?" Ujar Suho.
"Nggak harus istimewa sih, lo cukup tulus dan ngertiin dia. Gue yakin, dia bakal tulus,"
Perkataan Xiumin tiba-tiba muncul dipikirannya. Tulus? Suho sudah berusaha untuk bersikap sangat tulus. Mengerti? Suho sedang berusaha untuk mengerti Irene dengan cara memahami ekspresi yang ditunjukkan perempuan itu.
"Biasanya, cewek bakal baper kalo kita ngelakuin hal yang manis. Kaya gendong dia, ngasih perhatian lebih, belai wajahnya, atau meluk dia. Sojung luluh ke gue gara-gara itu,"
Kalimat itu muncul dari Seokjin. Gendong? Suho sudah dua kali melakukannya. Perhatian? Suho rasa, ia belum memberi perhatian lebih. Membelai wajah? Baru tadi ia lakukan. Tetapi dalam keadaan Irene yang tidur. Memeluk? Suho tak yakin dengan hal ini.
"Lo harus bisa jagain dia dan tanggung jawab."
Chen benar, ia juga sedang berusaha menjaga istrinya, dan bertanggung jawab dengan keluarganya.
"Kalo lo pengen bulan madu, dan istri lo belum pengen, lebih baik lo jebak dia aja. Kayak lo ajak mabuk, misalnya."
Ucapan gila Kai itu tak akan Suho ikuti. Tak mungkin ia merusak istrinya dengan hal kotor seperti itu.
T. B. C.
Minta votenya lah:)🍎😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-end
Fanfiction() ✔ Memiliki istri yang dingin dan cuek bukanlah kemauan Suho. Tetapi jika kenyataannya seperti itu, maka apa yang harus ia lakukan? Tentu saja ia hanya bisa pasrah menerimanya.