Refulgence 4

5.7K 315 9
                                    

Pagi menjelang, burung-burung berkicau dan matahari mulai naik menyapa dunia.

Saat ini jam menunjukkan pukul 05.45, Aletea tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Kemarin malam ia pulang pukul 10.30 malam pas.

Setelah siap Aletea menuju ke bawah, untuk sarapan. Sesampainya di sana terlihat Mama nya sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Pagi, ma." sapa Ale.

"Pagi sayang." balas Alisha sambil membuatkan susu untuk Ale.

"Abang sama papa mana mah?" tanya Aletea sambil mengambil roti dan mengolesinya dengan selai kacang, kesukaannya.

"Masih di kamar, belum beres. Apalagi abang kamu, santuy banget anaknya." jawab Alisha.

Jawaban dari mamanya itu sontak membuat Aletea tertawa. "Mama tau kata santuy dari mana?"

"Abang kamu, dia kan sering bilang santuy. Jadi mama tau deh."

Aletea menggelengkan kepalanya, ada-ada saja abangnya ini.

"Makasi, ma." ucap Aletea saat Alisha memberinya segelas susu.

Tidak lama Alvian datang dengan kemeja putih dengan jas hitam yang membaluti tubuh tegapnya itu.

"Pagi, pa!" sapa Ale.

"Pagi juga,"

"Kamu mau berangkat sama Papa, Ale?" tanya Alvian.

"Gak akan buat papa telat masuk kantor?" tanya balik Ale.

Memang biasanya Aletea berangkat di antar Mang Asep, karena papa nya itu biasa pergi ke kantor pukul 06.00, sedangkan ia biasa pergi pukul 06.30.

"Hari ini papa agak siangan masuk kantornya, jadi bisa antar kamu ke sekolah dulu."

"Ya udah, pa. Ale ingin berangkat sama papa."

Alvian mengangguk, sudah lama ia tidak mengantar putrinya itu untuk ke sekolah karena pekerjaannya. Jadi, ini kesempatan baik yang tidak akan disia-siakan.

"Pagi semua, orang ganteng sudah datang," teriok Leo.

"Leo, jangan teriak-teriak!" tegur Alisha.

Leo cengengesan membuat semua yang ada di ruang makan menggelengkan kepala.

"Ayo, pa!" ajak Ale ketika melihat Alvian sudah selesai sarapan.

Alvian mengangguk lalu berdiri untuk mencium kening istrinya. Alisha pun menyalimi tangan suaminya itu.

"Papa tunggu di mobil ya!"

Aletea hanya mengangguk.

"Ngapain Lo berangkat pagi-pagi?" tanya Leo.

"Udah siang tau! Lo aja yang kelamaan."

"Masi jam setengah tujuh, santuy aja kali."

Aletea memutar bola matanya, "Iya tau yang langganan telat."

Aletea menyalimi tangan Alisha, "Assalamualaikum, ma!" pamitnya.

"Waalaikumussalam."

"Lo gak salim ke gue?" Leo menyodorkan tangannya.

Ale melirik sinis, "Gak makasi!"

Setelah itu Aletea pergi tanpa memperdulikan omelan Leo.

Ia masuk ke mobil papanya, "Ayo, pa!"

"Gak ada yang tertinggal?"

"Gak ada pa."

"Maaf ya, papa baru bisa nganter kamu lagi." Alvian merasa bersalah.

RefulgenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang